Yuli Trianto

Penulis "Intuisi Cerita Pagi dan Bening Bola Mata Raisha," belajar menuangkan imajinya dalam bentuk tulisan. Walau tak cukup bekal teori menulis ia selalu saja ...

Selengkapnya
Navigasi Web
GARIS WAKTU
amazinghypnosis.jpg

GARIS WAKTU

Aku sekarang. Datang membawa gundah. Segala tentang diriku. Tentang beban sekolah yang tak pernah tuntas. Selalu saja diburu waktu, segalanya serba grusa-grusu (tergesa-gesa). Tugas kemarin, selesai tadi. Datang lagi yang baru. Buat kapan ini? Pasti jawabnya secepatnya. Setiap mendengar kata itu pasti otaku tersugesti situasi kemrungsung (hati yang tidak tenang). Bagaimana mau tenang jika setiap hari didera tugas-tugas mendadak. Ada saja faktor yang menyebabkan tugas-tugasku datang secara tiba-tiba.

Kali ini karena telat membuka informasi di group facebook aku pontang-panting mencari data sekolah yang harus setor sekarang. Kelasku sedang asyik berdiskusi terputus. “Yaaaaaaah, Pak Guru pergi lagi…” Anak-anak sepontan menggerutu. Bagaimana tidak kecewa, mereka tetap saja butuh sosok guru mendampingi. Akan sangat berbeda diskusi kelas tanpa guru. Kurang semangat, tidak ada yang membantu membangkitkan ide-ide jika ketemu buntu. Itu kata mereka lhooo. Yang pasti sosok guru sangat dinanti kehadirannya di dalam kelas. Kelas tanpa guru tak mungkin laaaah…

Berbeda dengan kemarin. Aku jadi merenungi fenomena komunikasi jaman now (jaman sekarang). Gara-gara terlambat membuka pesan di group WA, harus mengorbankan waktuku lebih lama lagi, terburu di perjalanan mengantar berkas kekurangan kenaikan pangkat ke kantor dinas. Iya bagaimana tidak terlambat? Pesan masuk pagi hari, jam sembilan harus setor. Sementara rentang waktu itu aku berada di kelas. Asyik dalam suasana pembelajaran. Apa iya, setiap waktu harus melirik HP? Terus pye (bagaimana) omonganku mau digubris siswaku, jika pak gurunya selalu sibuk dengan HP? Kalau terus-terusan begini bisa prothol (rontok) rambutku. Bukan karena terkuras berpikir mengisi data yang sulit, tapi lebih karena selalu digasak kebingungan mencari solusi serba mendadak. Buseeeeet, Gusti Allah…

Malam hari menjelang tidur. Iseng membuka pesan di group WA Media Guru Purbalingga. Pada bar chating terdapat angka 218 dalam lingkaran hijau. Artinya group ini seharian ramai dengan diskusi. Tak sempat mengikuti diskusi. Aku mencoba baca satu-satu pesan itu. Ramai ternyata obrolan seharian. Tentang perayaan sederhana anggota group yang mendapatkan kebehagiaan cover bukunya keluar. Saling mengucap selamat. Saling memuji, berbalas ucapan terima kasih dan doa untuk kesuksesan bersama. Luapan kebahagiaan tampaknya tak bisa dihindari. Tua muda tak peduli, pokoknya happy, bahagia tak terkira walau baru sebatas cover.

Aku yakin, kebahagiaan tak ternilai bagi yang hari itu mendapatkannya. Ada yang bilang anugerah, ada lagi yang mengatakan berkah, dan semacamnya. Mataku berhenti sejenak ketika mendapati gambar cover buku berjudul Hipnotist Teacher. Rasa penasaranku mengajak jari-jariku membuka mesin pencarian google. Pada laman http://hipnoteaching.wordpress.com menguraikan tentang kebermanfaatan hipnotis dalam pembelajaran.

Berbekal kegundahan dan berbagai rasa yang ikut menyertaiku, sontak saja aku cari tahu tahu secepatnya. Kemauanku tak terbendung, mengajak berani chat dengan yang empunya cover Hipnotist Teacher, Ibu Puspa Anggraeni. Informasi aku dapatkan. Hipnoterapi solusi yang ditawarkan. Tak ada pikir panjang, saat itu juga aku putuskan meminta bantuannya bersedia menunjukkan bagaimana caraku bisa belajar metode ini.

Bla..bla..bla… Panjang lebar beliau menjelaskan, prasyarat serta teknik fasilitasi. Termasuk biaya whorkshop. Beliau terkesan ragu ketika sesaat mengirim pesannya kepadaku. Nominal biaya yang dituliskan lumayan. Aku tak peduli. Saat itu peduliku hanya satu, terbebas dari gundah dan resah. Aku tak mau rasa itu semakin menumpuk di jiwa dan berakibat buruk terhadapku.

Aku dan rileksasi. Pagi ini hujan mengguyur hampir seluruh wilayah kota. Dingin mengantarku sampai lokasi workshop. Tata ruang yang disiapkan membawaku dalam kenyamanan. Sambut riang segenap panitia sumringah (menyenangkan) adanya. Peserta berdatangan. Saling sapa membuka suasana. Tidak ada kesan kaku atau membelenggu, walau baru saat itu saling bertemu. Rileks menghinggapi kami.

Manajemen waktu tak banyak menunggu, acara dimulai. Desain pembelajaran dijelaskan, rinci dan gamblang. Mengawali kegiatan dengan berdoa, cerminan penghambaan yang utuh dalam segala suasana. Tenang, nyaman apapun yang ada seolah mendukung keberadaan penghuni ruangan.

Aku dan masa lalu. Sesi ini aku dibawa dalam garis waktu. Sangat perlahan. Langkahku mundur teratur. Tidak ada yang berbahaya takut tercebur karena pelan dan berhati-hati. Seperti mesin pemutar waktu. Menampilkan film dalam tiga dimensi. Tentang keresahanku.

Segala problema muncul saling silang. Membuat garis batas, hingga logika tak mampu bermain. Tentang kemarahanku pada orang-orang disekitarku yang mencaci maki. Menggemuruhkan dada, meloncat-loncat hingga ke kepala. Tentang kecewaku, ambisiku yang terseok dan terpelanting. Bangkit dan terjungkal. Tentang ego yang membatu. Kata pongah, culas dan riya menyatu dalam keserakahan. Semua melintas keras dalam benakku. Singkat kata aku lelah dan terkuras.

Aku dan saat ini. Kembali dalam keresahan. Membawa sejuta beban menyesakkan. Kembali bimbang dalam ketidakpastian. Marah yang kubawa semakin berat saja. Seperti tronton (kendaraan barang) penuh muatan berjalan menanjak dan berliku. Membuat cemas pengguna jalan dibelakangnya. Kecewa yang melekat semakin erat. Seolah tak mau lepas. Betah menggoda, merayuku untuk tetap dalam ketidakberdayaan. Frustasi tak mau menepi. Jangkauan serasa buntu solusi. Otakku bebal, semua yang ada mengungkung. Aku terpenjara dalam siksa perasaan.

Aku dan masa depan. Kekuatan itu muncul, mendorongku melompat. Lebih cepat lagi dan aku dapatkan. Jagat raya ini luas. Fasilitas menyertaiku dalam berbagai sisi. Seluruh penghuni ramah menyapa, berpihak dan melayani. Belum pernah aku dapatkan selama ini, walau acara di hotel berbintang lima sekalipun. Jauh tak terukur, sebatas pandang kemewahan menghadang. Senyum, salam, sapa menghiasi. Untaian doa keberuntungan menggema di setiap ruang. Hanya untukku.

Aku mengagumi seluruh anugerah ini untukku. Hingga kepedulianku muncul untuk dapat berbagi suasana dengan masa laluku. Aku berdiri pada tempat yang paling tinggi. Di atas mimbar altar tak berdinding. Artinya bebas tak tersekat. Aku leluasa memandangi masa laluku dalam ketidakberdayaan. Mengamati, meneliti seluruh sisi hidupku dalam masa lalu. Jeli sekali aku mencermati, hingga sama sekali tak ada yang terlewatkan. Kali ini aku tampil sebagai penoton dalam episode masa laluku. Adegan-adegan yang dulu terasa ganas, aku ketahui sebab musababnya. Ternyata aku telah ditipu rasa.

Saat ini aku terduduk. Ditemani suguhan fasilitas. Masih dalam permainan masa laluku. Aku mencoba sedikit mencampuri urusan masa laluku. Melerai pertikaian, meredam kemarahan dengan kata-kata sederhana. Mengalihkan ambisi menjadi pencapaian yang alamiah dan terkendali. Melebur egoisme menjadi kesepahaman yang tidak menyakiti. Waaah, ternyata bisa iya? Sederhana rupanya. Aku menikmati masa lalu sebagai permainan yang lucu. Dengan sentuhan-sentuhan kecil mampu membelokkan arah dan berubah. Semua dalam pengendalianku seutuhnya. Apapun bisa aku lakukan untuk masa laluku. Semua ada dalam rileksasi. Amat sederhana, dan aku bisa.

Aku seutuhnya. Saat ini aku berbaring santai di kursi yang amat sangat nyaman. Terbangun dari rileksasi. Serasai di pantai, memandang lepas samudra tak berbatas. Hembusan angin, riak gelombang, debur ombak dan suara-suara camar menyatu padu mengalunkan simphoni merdu kedamaian. Aku bahagia. Tak peduli masa lalu. Percaya diri melangkah pasti, karena hidupku sekarang dan esok hari. Alkhamdulillah Yaa Rabb, segala puji milik-Mu. Kuasa-Mu menggerakkan kaki ini, melangkah di jalan-Mu melalui tangan-tangan penghantar ilmu-Mu yang Maha Luas. Limpahkanlah barokah dan kebermanfaatan untuk diriku dan orang-orang tercinta di sekelilingku. Untuk hidup ini tersenyum, lebih tersenyum dan semakin tersenyum.

Yuli Trianto,

Bukateja, 19 November 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat pak yuli, mengambil langkah di depan, mengawali kebahagiaan dari dalam. Sekarang pak yuli menemukan jawabannya sendiri, ternyata bahagia itu sederhana. Jadi makin tertarik dengan hipnoterapi. Sebenarnya kemarin sudah niat daftar. Tapi ternyata Allah berkehendak lain... Semoga next time Allah meridhai.

21 Nov
Balas

Perjalanan yang luar biasa. Melewati sekat waktu, tanpa kehilangan arah tujuan. Mantap Pak. Seperti ombak, lembut dan tegas menjadi satu.

20 Nov
Balas

Alkhamdulillah, terima kasih pak pras. Motivasi yg membesarkan jiwa.

21 Nov

Saya jd ingin ketemu p yuli, melihat senyumnya yg ringan tanpa beban... bahagia...

21 Nov
Balas

Hehe, Gih ibu, semoga. Aamiin terima kasih doa & suportnya..

21 Nov

Subahanallah...wabihamdihi...subahamsllahil'adzim...selamat Pak

20 Nov
Balas

Terima kasih ibu motivasinya.

21 Nov

Terima kasih ibu, alkhamdulillah smg ibu segera menyusul

21 Nov
Balas

luar biasa pak yuli...., aamiin

20 Nov
Balas

Terima kasih ibu, Aamiin

21 Nov



search

New Post