Yuli Trianto

Penulis "Intuisi Cerita Pagi dan Bening Bola Mata Raisha," belajar menuangkan imajinya dalam bentuk tulisan. Walau tak cukup bekal teori menulis ia selalu saja ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANYAKU MENGGEBU
qureta.com

TANYAKU MENGGEBU

Jika saja ini bukan atas permintaan Aji sahabatku mungkin tak kuasa datang sampai ke tempat ini. Hari Minggu, hari yang seharusnya sangat berharga bagiku untuk istirahat, melepas penat, melupakan rutinitas. Perjalananku untuk sampai ke tempat ini ekstra berat. Bukan karena medan jalanan yang menanjak dan berkelok-kelok, tetapi karena staminaku yang sangat tidak kompromi. Malam Minggu tak sempat tidur, bahkan sedetikpun waktuku sekedar untuk memejamkan mata, nihil, tak mampu aku lakukan.

Pagi ini 10.35. Aku sampai di lokasi yang dituju. Tampaknya acara sudah mulai. Seorang teman mengajakku masuk ke ruang pertemuan. Memang sudah ditunggu. Setelah menyapa peserta rapat aku duduk persis bersebelahan dengan Aji sahabatku. Sedikit berbasa-basi menjelaskan keterlambatan di perjalanan. Aji mengangguk memahami alasanku.

“Bapak, ibu karena yang ditunggu-tunggu sudah hadir di tengah-tengah kita maka bahasan penting selanjutnya adalah konsep pelaksanaan program, seperti apa dan bagaimana mari kita simak paparan dari calon nara sumber kita.”

Ibu Widya, moderator dalam diskusi persiapan pelaksanaan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah untuk guru di Kecamatan Muara Batu memberikan kesempatan kepadaku. Sangat mendesak waktu terhadapku. Mungkin karena materi rapat hari ini yang terpenting bersumber dariku. Aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Berharap agar situasi berpihak. Lelah dan segala kecamuk yang ada dalam pikiranku semoga dapat aku sembunyikan, tak terbaca oleh hadirin yang pasti memperhatikan karena fokus acara ini adalah mendengarkan paparan konsep kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan.

Kepalaku berat untuk memulai mengeluarkan konsep yang diminta. Jika saja mereka paham bahwa aku adalah penderita meningitis (radang selaput otak) pasti dalam kondisi seperti ini tak ada yang tega memaksa, menguras energi otakku. Lidahku kelu untuk mulai mengucap. Tapi aku tak mau mereka kecewa. Notebook usang aku buka. Dokumen-dokumen penting berkaitan strategi dan langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah aku paparkan satu persatu. Pelan, sangat pelan aku menjelaskan materi itu karena tak ingin hal penting ini bias, tidak jelas, menimbulkan ketidakpahaman.

Banyak hal yang sudah aku sampaikan, tanpa jeda sedikitpun oleh pertanyaan maupun komentar peserta rapat. Harapanku semua yang hadir memahami konsepku tadi.

“Bapak ibu, kita butuh waktu lumayan lama untuk pelatihan nanti. Karena kegiatan ini mewajibkan peserta untuk banyak berlatih, jadi konsep kegiatan nanti lebih banyak praktik.”

Sebelum mengakhiri paparan aku mencoba memancing respon peserta rapat, apakah materi yang aku sampaikan tadi berhasil mereka pahami atau tidak. Aku memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendiskusikan penjadwalan. Karena peserta pelatihan adalah guru, sebelumnya aku meminta agar penyusunan jadwal nanti tidak mengganggu tugas utama mereka mengajar di sekolah.

“Kami sudah berkordinasi dengan bapak pengawas daerah binaan, beliau memberikan alternatif waktu kegiatan dimulai pukul 10.00. Asumsi beliau, jika pukul 10.00 dimulai, peserta sudah mengajar di kelas masing-masing dan jam yang tersisa di kelas pada hari tersebut siswa bisa diberikan tugas mandiri dengan pengawasan guru lain yang tidak mengikuti pelatihan ini.”

Pak Radit, ketua panitia memberikan respon terhadap umpanku, tentang pengaturan penjadwalan. Terjadi diskusi menarik ketika bahasan sudah sampai kepada penyusunan jadwal. Berbagai masukan didapatkan. Seorang ibu yang sejak tadi tampak sibuk dengan handphonnya tiba-tiba meminta waktu, memberikan pertanyaan yang realistis, menarik untuk didiskusikan.

“Kita berada di daerah geografis seperti ini, secara teori kegiatan dimulai pukul 10.00 tetapi praktiknya molor dari ketentuan. Belum lagi kalau hujan. Jika hal ini yang terjadi apakah nanti draft beban belajar yang sudah dipaparkan dapat terselesaikan?”

Pak Radit menghela nafas. Sambil tersenyum mendengar pertanyaan tadi. Dari bahasa tubuhnya aku sedikit menerka. Sebenarnya tidak menghendaki pertanyaan seperti itu muncul. Barangkali ini kalimat negatif yang tidak ia sukai. Dari sorot matanya yang sesaat mengarah terhadapku memberikan ekspresi sedikit risih. Sepintas dalam benakku terbayang, jika peserta nanti sering datang terlambat. Pelatihan tidak dapat berjalan sesuai jadwal. Wajar saja jika pertanyaan itu muncul. Justru sangat membantu, memberikan gambaran awal tentang kondisi dan respon peserta pelatihan. Sebagai penyaji, masukan tersebut merupakan bahan awal, mengupayakan strategi berbeda agar kegiatan dapat berjalan maksimal.

Pertanyaan belum sempat terjawab. Pesimis yang bergelayut di pikiran ibu yang duduk di sudut kiri tadi rupanya merupakan fakta yang tak mampu ditutupi. Termasuk di depanku sebagai orang baru di sini.

“Mohon waktunya saudara ketua.”

Sosok berbadan besar, berkumis tebal tiba-tiba meminta waktu. Perhatian mengarah kepadanya. Aku mencoba konsentrasi, tampaknya bapak ini akan mampu memberikan solusi tepat terhadap pertanyaan tadi. Pasti beliau salah satu guru di wilayah ini yang memiliki kharisma. Pemikirannya diperlukan ketika menghadapi permasalahan yang serius dalam kegiatan di wilayahnya.

“Iya, dipersilahkan Pak Dhe…”

Pak Radit mencoba bercanda. Memecah suasana dengan sedikit kelakar, menyebutnya Pak Dhe, karena yang meminta waktu seorang bapak yang berbadan besar. Yang bersangkutan tersenyum, peserta rapat tertawa. Suasana semakin bersahabat. Termasuk terhadapku sebagai tamu di sini.

“Alangkah lebih baiknya jika pelatihan ini memanfaatkan waktu khusus. Pertimbangan untuk tidak meninggalkan jam kerja sekolah menurut saya baik, tetapi efektifitas kegiatan jika dilaksanakan separuh-separuh maka mustahil akan tercapai.”

“Jadi maksud Pak Dhe, bagaimana?”

“Kita butuh waktu khusus 4 atau 5 hari untuk konsentrasi pada acara.”

“Oke terima kasih. Jika demikian saya tarik kesimpulan kita butuh waktu penuh dari pagi sampai sore untuk melaksanakan kegiatan ini selama beberapa hari. Hasil rapat hari ini secepatnya saya kordinasikan kepada pihak terkait.”

Kesempatan berikutnya dikembalikan kepadaku. Bagian akhir, paparan tayang draft penjadwalan pelatihan dengan berbagai versi. Aku tunjukkan agar dapat memberikan gambaran penyusunan jadwal. Biarlah mereka yang menentukan, aku hanya mengikuti skenario yang mereka buat. Aku mengakhiri pembahasan dan mengembalikan kesempatan kepada Ibu Widya.

Plong, lega perasaanku. Aku berhasil menguasai diri. Tak tampak sedikitpun teman-teman yang hadir dalam ruangan ini memperhatikan kejanggalanku. Termasuk Aji sahabatku.

Hari ini aku bertempur dengan kekuatan luar biasa, melawan rasaku yang bekecamuk. Peristiwa semalam selepas isya, mendengar cerita istriku bagaikan dentuman meriam yang memekakkan gendang telinga. Memporak-porandakan semua yang ada pada diriku, termasuk jiwaku. Hari ini, aku berada di sini, jauh dari rumahku. Tuhan mengalihkan resah jiwaku. Aku dihadirkan oleh seorang sahabat secara tiba-tiba. Sedikitpun tak mampu menolak undangannya. Seolah ada energi yang menarik untuk datang dan bergabung. Tuhan mengelabuhi peristiwa sadis yang menimpaku semalam, menghibur dalam kebersamaan di sini, di ruangan ini. Hari ini sudah setengah hari, masih seperti ini, apa yang Engkau kehendaki Tuhan? Tentang aku dan jiwa ini? Mengapa selalu saja Engkau kelabuhi peristiwa dengan pengalihan rasa? Jawab tanyaku Tuhan!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran aja ni Pak yuli ...

08 Nov
Balas

Haha, bisa aja ibu

08 Nov

wah pengalaman yang tidak bisa dilupakan pak.

05 Nov
Balas

Hehe, bapak.. Mungkin ini cara Tuhan jg untuk menjaga rasa. Memberikan pengalaman terhadap kita sbg pembelajar sejati.

05 Nov

Salut pada bapak. Ternyata di balik kehebatan seseorang terdapat perjuangan yang luar biasa. Sehat, sukses selalu untuk bapak

05 Nov
Balas

Aamiin, terima kasih, sukses jg utk ibu, sukses menjalani hakikat hidup.

05 Nov

Mantap Pak. Enak sekali membacanya. Seperti sedang mengalami sendiri.

05 Nov
Balas

Terinspirasi tulisan pak pras, berlatih& berlatih, smg bisa

05 Nov

Subahanallah...luaaaar biaasa...sy jd penasaran peristiwa apa ya selepas isya?

06 Nov
Balas

Hehe, ibu puspa, kasih tau gak ia..

06 Nov

Haha, jawanya pada episode berikutnya

05 Nov
Balas

Wah peristiwa apa pak sampai memporak- porandakan jiwa?

05 Nov
Balas

pak yuli, sy jd ingat karangjambu

05 Nov
Balas

Sekarang lebih sejuk, jalanan semakin bersahabat, ayoo kembali jelajah karangjambu.

05 Nov

Ungkapan nyata setelah beban yang cemas memiliki jiwa

05 Nov
Balas

Menggelepar, hanya bisa mengepak tanpa terbang menunggu keajaiban

05 Nov

Pak Yuli,dentuman meriamnya kasih tahu dong,tanggung tidak diinfokan,ok. SUKSES untuk Bapak, sehat selamat,Aamiin

05 Nov
Balas

Pak Yuli,dentuman meriamnya kasih tahu dong,tanggung tidak diinfokan,ok. SUKSES untuk Bapak, sehat selamat,Aamiin

05 Nov
Balas

Tunggu ibu, belum dapat ijin. Aamiin, sht, sukses jg utk ibu

05 Nov



search

New Post