Yulius sabri

H. Yulius Sabri.S.Ag seorang hamba Allah yg bekerja sebagai ASN di Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sang Waktu Dan Tahun Baru

Sang Waktu Dan Tahun Baru

Fenomena tahun baru, alias pergantian tahun dari tahun yang lama menuju tahun yang baru, adalah bagian dari menejmen sang waktu. Sebab, waktu bisa terbagi menjadi tahun ke tahun, dan di dalam tahun terbagi menjadi bulan, lalu terbagi menjadi pekan, kemudian terbagi jadi hari, jam, menit dan detik.

Manusia memang harus cerdas memenej waktu yang terkait dengan pelaksanaan agenda hidupnya. Sebab keteledorannya terhadap menejmen waktu akan membuahkan disharmoni dan kekacauan, baik secara individu maupun sosial horizontal.

Strategi menejmen sang waktu yang terkait dengan pelaksanaan agenda hidup, tidak hanya menyangkut upaya pembagian waktu, misalnya: ada agenda harian, mingguan, bulanan, tahunan, dst, melainkan juga menyangkut upaya pengisian terhadap sang waktu itu sendiri dengan nilai-nilai yang berkualitas. Baik kuwalitas dalam cara berfikir maupun dalam amal & karya, yang berkaitan dengan pelaksanaan hukum agama & hukum negara.

Pada lazimnya, keindahan kuwalitas cara berfikir, punya daya pantul yang sama terhadap kuwalitas amal & karya. Artinya, sikap dan perilaku seseorang adalah cerminan dari cara berfikirnya.

Sebuah bangsa yang menejmen pemerintahnya jauh dari nilai-nilai kuwalitas yang baik, berarti disana terdapat "distorsi dan rendahnya kuwalitas" di ranah cara berfikir dari pihak2 yang berkaitan dengan menejmen politik. Misal: langgengnya politik uang, korupsi, nepotisme (KKN), adalah bukti adanya distorsi cara berfikir.

So, selama distorsi caca berfikir tsb masih tetap "langgeng" di ranah perpolitikan sbuah bangsa, berarti disana tidak ada kecerdasan dalam hal "menejmen sang waktu". Pada kondisi seperti ini, sangat dibutuhkan evaluasi secara serius, agar bisa didata, pihak manakah yang menjadi pemicu atas terdistorsinya cara berfikir tsb ?

Dengan demikian, maka hasilnya akan menjadi "pendidikan politik" bagi rakyat, sehingga mereka tidak "salah sasaran" dalam hal yang berkaitan dengan "kritik sosial & politik". Sebab, salah sasaran dalam kritik, menjadi peluang emas bagi pihak yang suka dengan "politik adu-domba".

Nah jika evaluasi tsb tidak bisa diupayakan secara serius dan transparan, akibat yang muncul adalah fenomena "pembodohan politik". Sehingga, kemajuan bangsa pun suliiiiiiit untuk bisa hadir.

Itu semua, adalah gara2 tidak adanya kecerdasan dalam bab "menejmen sang waktu". Padahal 14 abad yll, firmanNya pada QS Al-Ashr, telah mengingatkan kita terkait pentingnya "memenej sang waktu".

Allahu a'lam Bissowab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bapak, sudah mengingatkan ttg managent waktu

04 Jan
Balas

Masama

04 Jan



search

New Post