Tantangan hari ke 13

#Tantangan Gurusiana

Sudah hampir 3 jam hp ini mati dr sore, siap maghrib setelah dicas banyak pesan yang masuk d wa saya. Ternyata chat yang masuk d wag sudah hampir 100 pesan, lalu saya buka ternyata ada pengumuman untuk rapat yang harus saya ikuti di TK tempat si sulung sekolah. Seharusnya tanggal 13 bbesok anak bujang saya sudah pakai seragam dan sepatu barunya. Namun karena kondisi pendemi yang belum hilang sehingga kota kami belum termasuk zona hijau.

Saya baca satu - satu chat yang ada d wag, ternyata isi pengumumannya orangtua hadir untuk pengarahan serta teknis sekolah dari rumah di TK tersebut. Saya sudah tidak sabar, maklum ini pertama kali bagi saya menjadi wali murid.

Sebagai guru saya memahami isi pengumuman dan balasan chat di grup tersebut,tujuan belajar dari rumah ini agar anak kita tetap mendapatkan haknya akan pendidikan. Jika ditanya nurani guru, kami berharap bertemu siswa, apalagi siswa baru. Tak terbayang bahagianya menyambut mereka di gerbang sekolah di hari pertamanya. Banyak juga wali murid di grup tersebut tidak mau menerima belajar dari rumah, dengan alasan tidak pandai mendampingi anaknya sampai alasan ini itu. Selain itu ada yang menanyakan serta mendebat mengenai uang sekolah si anak. Padahal pertemuan wali murid belum ada dengan komite, mungkin banyak orangtua tidak paham, urusan uang komite itu dengan rapat komite bukan dengan sekolah. Tapi yang menjadi saya sedih satu kalimat dari salah satu orangtua siswa di grup tersebut yang menulis kalimat " anak kami tidak sekolah, masa' bayar spp juga''.

Seperti mereka masih mengganggap hubungan guru dengan murid bagaikan hubungan pemilik kontrakan dengan pengontrak.,