Tantangan Hari-ke18

#Tantangan Gurusiana

Sebentar lagi Rasid tamat dari bangku SMA, tak terkira senangnya hati saat melihat jadwal pengumuman try out UN. Dia merasa sangat bosan di bangku sekolah karena banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajarinya. Dia mendapat cerita dari senior- senior yang tamat , bahwa belajar di perguruan tinggi tidak semua dipelajari hanya yang berhubungan dengan jurusan saja. Baginya 3 tahun dibangku SMA bagaikan duduk diatas bara, apalagi mamanya yang memaksa untuk mengambil jurusan IPA. Cita- cita si mama yang tak kesampaian jadi dokter berharap diwujudkan si anak laki- laki satu- satunya.

Sebagai siswa IPA dia sebenarnya tidak begitu pandai kimia dan fisika,maka tak heran setiap semesternya tidak pernah mendapatkan nilai lebih dari 81. Namun lucunya saat guru pengawas menanyakan siapa yang masih perlu kertas buram untuk mencari jawaban hitung- hitungan, dia yang paling semangat angkat tangan dan tak tanggung- tanggung ambil kertas buram sampai 3 lembar.

Pernah guru fisika menanyakan tentang jawaban ujiannya karena dia menuliskan rumus fisika yang tak ada dalam pelajaran fisika. Begitu semangat dan kreatifnya dia selalu membuat rumus- rumus baru tak resmi yang entah dari mana dia dapat inspirasi. Untung saja si guru selalu sabar membaca tulisan dan memahami rumus yang tak jelas itu.

Pada mata pelajaran lain seperti Sejarah atau PPKn. Setiap ujian essay selalu memberikan jawaban satu halaman double folio, namun jawabannya sering tak nyambung dengan pertanyaan. Siapa sangka 5 tahun setelah tamat SMA dia menjadi fotografer hebat. Walau sering dapat pertentangan namun pelan- pelan dia meyakini orangtuanya, bahwa dia ingin mendalami dunia fotografer. Semasa sekolah dia sering membawa kamera, walau tak didukung keluarganya dia rela menyimpan uang belanja untuk membeli kamera.

Memang itulah dinamika yang sering kita lihat seringkali orangtua bangga anak menjadi dokter, polisi, pengusaha sukses, bekerja di bank dan lain- lain. Namun sebenarnya banyak diluaran sana pekerjaan lain yang cukup menjanjikan untuk masa depannya. Padahal memberikan keleluasaan pada anak dapat memberikan semangat positif kepadanya.