Belajar kapan saja, di mana saja, dan dari siapa saja. Aku tahu kalimat itu, tapi mengapa sulit bagiku merubah keangkuhanku?

Aku guru, aku lebih tahu banyak hal. Benarkah demikian? Posisi guru sebagai sumber ilmu telah digantikan oleh Mbah Google yang siap menjawab pertanyaan siswa 24 jam sehari. Artinya saat ini, aku bukan lagi orang yang serba tahu.

Aku malu jika bertanya hal yang menurut orang lain remeh tapi aku belum tahu. Aku malu jika harus bertanya kepada yang lebih muda, bukankah aku lebih tahu banyak ilmu dibanding mereka. Aku malas jika harus menyimak penjelasan dari orang yang jelas-jelas jauh di bawahku usianya. Angkuhkah aku? Maukah aku menurunkan egoku? Sudikah aku belajar dari rekan guru yang lebih muda? Relakah aku bila mereka tahu aku belum mengerti sesuatu yang baru?

Aku akan tertinggal bila tetap mempertahankan egoku. Aku akan segera dilupakan bila tidak mau belajar untuk lahirkan karya baru. Aku hanya akan menjadi pelengkap dari setiap kegiatan sekolah karena tidak ada yang istimewa dariku. Aku belum miliki apa-apa untuk diperhitungkan.

Aku harus berubah. Aku harus mau belajar dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Siswa adalah guru bagiku, mereka memperlihatkan sesuatu yang perlu kupelajari. Saatnya aku move on , belajar hal baru dari orang yang lebih tahu dan terampil. Saatnya down to earth!

Seorang satpam bisa menjadi guru ketika dengan ramah mau menjawab pertanyaan orang padanya, seorang pedagang juga bisa menjadi guru ketika mau melayani dengan sopan setiap pembelinya, dan seorang pramubakti juga bisa menjadi guru ketika mau menawarkan dan melayani orang yang butuh bantuannya. Seorang guru akan menjadi guru sejati ketika mau?

Ketika kumemilih menjadi guru sebagai profesiku, artinya aku harus menjaga sikapku. Apapun yang kulakukan akan jadi contoh bagi siswaku. Bukan berarti aku tak boleh salah, tapi aku harus berusaha menjadi orang yang pantas digugu dan ditiru.

Siapapun bisa jadi "guru" ketika perbuatannya menjadi contoh bagi orang lain. Siapapun pantas disebut guru ketika memberikan pelayanan yang baik kepada orang yang ditemuinya. Aku tahu itu.

Kulihat seorang pedagang yang melayani pembelinya dengan baik , selalu tersenyum dan menjawab dengan sopan. Aku belajar dari pedagang tentang kebaikan senyuman dan keramahan.

Kulihat seorang satpam yang menyapa yang datang ke tempat yang dijaganya. Menawarkan bantuan dan menunjukkan dengan baik. Aku belajar dari satpam tentang menghargai orang lain dan membantu urusannya.

Guru akan menjadi guru sejati ketika perannya bukan sekedar mengajar tapi juga membimbing. Aku harus mengawal impian siswaku dan membantunya menemukan bakat. Aku dapat berperan sebagai orang tua di sekolah, tempat yang aman dan nyaman bagi siswaku untuk bercerita. Aku bisa menjadi sahabat siswaku yang datang dengan segala masalahnya tanpa terkesan menggurui dan menghakiminya. Aku tahu, tugasku berat. Aku juga tahu jika ini kulakukan dengan ikhlas, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal Sholih.

(Bersambung)