Yully Rachmawaty

Saya Yully Rachmawaty, panggil saya dengan sebutan Buy saja. Nama Buy itu adalah nama panggilan dari murid-murid saya dulu ketika masih mengajar. Saya senang be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Renungan Untuk Teman Sejawat (12)

Renungan Untuk Teman Sejawat (12)

Aku faham bahwa aku harus memilah materi yang akan aku ajarkan, akankah materi itu benar-benar anak didikku butuhkan saat ini ? Metode apa yang tepat untuk menyampaikannya? Kutemui seorang anak yang setelah kubantu tetap mendapat nilai kurang versiku, namun ada potensinya yang lain yang luput dari perhatianku. Sudikah aku mengakui dan menghargainya ? Sudikah aku membantunya dari sana ?

Sebagai guru aku kadang terbeban dengan banyaknya materi yang harus kusampaikan. Ingin lakukan banyak hal namun seringkali terkendala dengan target kurikulum yang harus dicapai. Aku tahu, sebenarnya aku bisa memilih dan memilah materi mana yang harus kusampaikan. Aku harus berkreasi untuk menggabungkan materi yang bisa dijadikan dalam satu tema. Aku juga harus bisa melihat berita terbaru untuk dijadikan bahan ajar agar materiku up to date.

Metode yang tepat untuk menyampaikan sebuah materi juga sangat berpengaruh untuk pemahaman yang diperoleh siswaku. Terlalu banyak ceramah akan membuat siswa menjadi bosan. Aku tahu suaraku kadang tak terdengar sampai ke belakang. Artinya aku harus punya metode lain untuk menyampaikan materi. Kuis dan permainan harus jadi alternatif dalam proses KBM di kelasku.

Anak-anak juga kadang kuberi tugas untuk mengunjungi perpustakaan mencari hal baru yang berkaitan dengan materiku. Mereka bebas memilih, buku apa yang akan mereka baca. Setelah itu, kuminta siswaku untuk menceritakannya di dalam kelompok kecil untuk didengarkan siswa lain. Aku tahu ini salah satu cara agar siswaku mendapatkan banyak hal baru dalam waktu yang terbatas.

Setelah banyak hal yang kulakukan, masih ada saja siswa yang mendapat nilai buruk versiku. Aku bingung, harus bagaimana lagi menjelaskannya. Pada saat yang sama, aku lihat siswaku memiliki potensi non akademik lain. Aku abaikan hal itu, karena buatku akademik lebih penting. Benarkah demikian? Atau aku harus memberinya pujian dan memulai memotivasinya dari potensi non-akademik itu? Mungkin. Aku akan coba menghargai itu. Aku berharap setelah itu, siswaku akan bangkit , merasa berharga, dan kemudian memiliki semangat berprestasi.

Aku ingat, pengakuan yang diberikan kepada seseorang bisa memengaruhi motivasi dari dalam. Ketika siswaku merasa dirinya hebat dan berharga, dengan sedikit pengarahan dia akan mencapai prestasi maksimal. Aku harus coba. Aku akan lihat dari mana aku bisa masuk untuk memotivasi tiap siswaku.

Kutahu bahwa anak didikku yang berada di kelasku beragam, ada yang cerdas, ada yang kurang cerdas, ada yang tangggung jawab, ada yang belum tahu arti tanggung jawab, ada yang mandiri, ada yang berkomunikasi saja sulit dan sederet keberagaman yang lain ? Energiku sebagai guru terkuras habis untuk memahami mereka, tapi bukankah itu memang tugasku ?

Ada 30 siswa di kelasku dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Dibesarkan dengan cara dan gaya berbeda. Mereka tumbuh dan berkembang dengan pembiasaan di keluarga yang berbeda.

Ada siswaku yang sudah mandiri, karena di rumah dibiasakan melakukan hal-hal kecil sendiri. Mereka tidak bergantung kepada orang tua dan orang dewasa lainnya. Ada yang belum mandiri, karena semua serba dibantu dan disediakan. Mereka tidak tahu rasanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu.

Ada siswaku yang tahu tugas dan tanggungjawabnya di sekolah. Ada juga siswa yang masih belum tahu apa sebenarnya tujuannya ke sekolah. Mereka tak punya target dan hanya ikuti perintah orang tuanya.

Bahkan ada siswaku yang banyak bicara dan selalu punya bahan obrolan di kelas. Kadang bising juga mendengar celotehnya. Bagaimana dengan siswa yang nyaris tak terdengar suaranya? Aku pernah memiliki siswa yang pendiam bahkan sulit diajak berkomunikasi. Aku harus cari tahu bagaimana cara membuka percakapan dengannya. Anak ini menatapku pun susah sekali, tapi aku harus tetap mencobanya.

Energi cintaku harus besar untuk memahami mereka. Aku harus punya stok rasa sayang kepada semua siswa, bukankah aku harus adil terhadap mereka?

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Renungan untuk kita bersama, bagaimana menjadi pendidik sejati

26 Feb
Balas

Kereen bu yuli..makasih ilmunya..

25 Feb
Balas

Subhanallah

26 Feb
Balas

Ya memang guru harus kreatif dalam meramu materi dan metode pembelajaran

26 Feb
Balas

Great....thanks Buy

25 Feb
Balas



search

New Post