Yully Rachmawaty

Saya Yully Rachmawaty, panggil saya dengan sebutan Buy saja. Nama Buy itu adalah nama panggilan dari murid-murid saya dulu ketika masih mengajar. Saya senang be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Telor Ceplok dan Kecap

Telor Ceplok dan Kecap

Telor Ceplok dan Kecap

Ketika wabah virus Corona mengancam keselamatan masyarakat, pemerintah berkewajiban untuk mengambil langkah yang tepat.

Lockdown ? Apakah Indonesia sudah memerlukan langkah ini?

Sejak tiga hari anak sekolah diliburkan, beberapa kantor dihimbau untuk work from home, ada pekerja harian yang mengeluh. Siapa mereka ? Tukang ojek, biasanya mereka akan menjemput langganan 2-3 orang baik pelajar atau karyawan. Itu artinya ada pemasukan tetap meski cuma lima puluh ribu rupiah dari tiga orang yang diantar jemputnya.

Sebutlah 'mawar' tukang ojek perempuan yang harus berjuang sendiri untuk anaknya. Tiga hari ini ga ada pemasukan untuknya, karena tidak ada yang bisa dijemputnya. Dia harus berjuang berebut bersama tukang ojek lainnya. Dia memang tidak mendaftar sebagai tukang ojek online, dia hanya menawarkan jasa kepada orang yang dikenalnya. Mawar juga langganan saya, kadang dia menawarkan diri untuk belanja atau antar barang, tarifnya mengikuti andai kita menggunakan ojol.

Semoga apapun langkah yang diambil pemerintah nanti sudah mempertimbangkan mereka pekerja harian. Kalau pegawai kantoran, kerja dari rumah gaji tetap jalan. Buat mereka, tidak. Tidak keluar rumah berarti tidak ada uang.

Apa solusi yang Mawar biasa berikan untuk memberi makan untuk anaknya? Terigu diberi garam/masako kemudian digoreng untuk dijadikan lauk.

Waktu kecil, ketika saya tidak mau makan,ibu saya mencampur nasi panas dengan mentega dan kerupuk, lalu dibuat bola-bola nasi. Lezat , sampai sekarang saya masih ingat nikmatnya makan disuapi ibu saya.

Telor ceplok dan kecap kerap jadi pilihan juga, Alhamdulillah sampai sekarang masih suka makan nasi panas dengan telor ceplok plus kecap. Apa hubungannya dengan Corona? Lockdown? Himbauan kepada orang yang beruntung untuk tidak memborong sembako dan menimbunnya di rumah karena panic buying. Punya uang bisa belanja, bagaimana dengan yang tidak punya uang? Buat makan besok, dia harus kerja hari ini. Jadi kalaupun mau memborong sembako, ingatlah untuk berbagi kepada tetangga yang kurang beruntung. Coba sesekali makan seperti saudara kita yang kurang beruntung, nasi plus sambal dan kerupuk atau telor ceplok plus kecap. Mulailah belajar empati dari hari ini. Semoga Mas Corona ini segera pergi menjauh dari bumi Indonesia. Aamiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Solusi yang menimbulkan masalah

19 Mar
Balas

Berat memang berbagi disaat kita juga sedang sempit tapi yakin Allah akan melapangkan.

18 Mar
Balas

Mudah"n Allah melapangkan rezki semua saudara kitabyang kurang mampu........ Iyah yg punya kelebihan rezki. .Ayo berbabgi dengan saudara kita yg kurang beruntung.... Jangan hanya menimbun untuk persediaan kita.. Tp betul kata bu Yuli berbabgi juga dengan sauara kita yang kurang mampu..

19 Mar
Balas

Keren ...salam literasi

27 Jun
Balas

Keren ...salam literasi

27 Jun
Balas



search

New Post