The Call of The Wild

Menjadi Majikan Bagi Diri Sendiri

Buck, anjing bertubuh besar yang dimanja dan disayang majikannya. Buck memiliki tenaga yang kuat namun seringkali membuat kacau seisi rumah dan acara majikannya.

Suatu hari karena kenakalannya , Buck harus dihukum tidur di luar rumah. Hujan deras dan dinginnya malam menjadi hukuman bagi Buck. Naas buat Buck, malam hari itu ada laki-laki yang memanggil dan memancingnya dengan tulang dan akhirnya Buck masuk perangkap.

Petualangan baru dimulai, Buck harus merasakan dikurung, tidak bisa makan, minum bahkan dipukul dengan pentungan. Buck berpindah tangan dari majikan satu ke majikan lainnya. Yang dialaminya berbeda dengan saat dia masih dengan majikan yang memanjakannya. Buck harus berjuang, dia harus mengeluarkan segala kekuatannya untuk bertahan hidup.

Buck belajar menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk memimpin kawanan anjing pengantar surat. Jiwa penolong Buck selalu muncul untuk melindungi teman-temannya, bahkan menyelamatkan nyawa majikannya. Buck menemukan jati diri dan menjadi majikan bagi dirinya sendiri. Dia berani, suka menolong, mengikuti insting , dan membela yang lemah.

Buck tak akan kembali ke kehidupan lamanya, yang hanya membuatnya lemah. Sikap majikannya yang terlalu memanjakan Buck tidak memberi kesempatan padanya untuk mengeksplorasi dirinya.

Sama dengan kita, ketika lingkungan yang kita terima selalu manis, tidak ada tantangan, maka kita tidak tahu kemampuan kita sebenarnya. Kalau sampai saat ini , kita belum berprestasi itu karena terlalu nyaman di zona yang sebetulnya tidak aman. Pengembangan diri kita hanya sebatas tantangan yang kita terima. Bagaimana bila ada yang malah lari dari tantangan?

Terakhir, jika masih ada waktu coba tonton film The Call of The Wild di bioskop terdekat. Bukan promosi, saya tidak dapat apa-apa dari bioskop. Sayang dilewatkan, film sarat pembelajaran tentang perjuangan dan pencarian jati diri. Ada humor di dalamnya dan sangat menghibur.

Alhamdulillah