Sudah seminggu kegiatan sekolah aktif dengan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah mulai terasa beda suasananya, guru sudah mulai disibukkan dengan persiapkan materi- materi yang harus dikemas dalam bentuk file agar bisa dishare atau ditayangkan online. Handphone kini tak pernah jauh dari genggaman tangan. Belum lagi jika harus persiapkan dalam bentuk Vidio pembelajaran, guru sudah tak beda nya dengan aktor dan aktris yang harus melakukan rekaman vidio layaknya shooting, atau melakukan rekam suara layaknya penyiar radio. Belum lagi ketika harus memakai aplikasi zoom, guru bagaikan host atau reporter, ternyata kita sebagai guru juga bisa melakukan peran seperti aktor dan aktris bahkan menyutradarai sendiri.

Jika ditanya "siapkah menjalani PJJ"?  jawabnya : "siap ga siap"

Jika ditanya: nyamankah dengan pembelajaran online seperti sekarang?" jawbnya: "nyaman ga nyaman"  ya sudah jalani saja, memang kondisi dan kebijakan saat ini seperti ini.

Namun baru saja seminggu berjalan, sudah muncul keresahan-keresahan  orang tua dan siswa tentang keberlangsungan PJJ ini. Permasalahan fasilitas yang digunakan saat PJJ yang mau tidak mau orang tua harus menyediakan seperti handphone, laptop dan paket data/kuota. Menjadi permasalahan lagi jika dalam satu rumah ada dua atau lebih yang bersekolah sama- sama membutuhkan di waktu yang bersamaan. Belum lagi support dari gawai tiap-tiap siswa yang berbeda-beda. Masih banyak lagi keresahan yang bermunculan. Sementara guuru pun punya keresahan, walau berbeda atau bahkan keresahan yang berlipat ganda, karena guru juga sebagai orang tua siswa dari anak-anaknya di rumah. 

#menampung keresahan saat diripun juga sedang resah