Yuni Erawati

Guru MAS PpTq-M Pakan Sinayan Kamang Mudiak, Kec. Kamang Magek...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepupu Bukan Mahram (bagian 2)

Sepupu Bukan Mahram (bagian 2)

#tantangan menulis hari ke 76#

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang lima jam, akhirnya Fani dan keluarganya sampai di rumah neneknya. Mereka sampai menjelang waktu Ashar. Setelah meletakkan barang-barang ke dalam rumah dan bersalaman dengan neneknya, Fani lalu menghilang.

Fani menuju ke suatu rumah yang terletak tiga rumah dari rumah neneknya. Ternyata Fani datang ke rumah bibinya, ibunya Fajri. Fani menanyakan keberadaan Fajri pada bibinya. Tetapi ternyata Fajri ketika itu pergi shalat jamaah di masjid dekat rumahnya.

Sembari menunggu Fajri pulang, Fani membantu bibinya memasak di dapur. Karena merasa gerah, Fani lantas membuka jilbabnya dan menggantungkan di ruang tamu rumah bibinya.

Tidak lama kemudian terdengar pintu dibuka dari luar. Ternyata Fajri sudah kembali dari masjid. Kemudian dia melihat ke dapur, ternyata ada Fani di sana. Tanpa banyak bicara Fajri langsung mengambil jilbab Fani yang digantungnya di ruang tamu tadi. Kemudian dia meminta Fani untuk mengenakan jilbab tersebut. Tapi Fani enggan memakai dengan alasan dia gerah karena sedang membantu bibinya memasak.

"Fani, kamu bukan mahram saya, berdosa kalau kamu buka aurat di depan saya", tegur Fajri karena Fani masih tidak mau memakai kembali jilbabnya.

"Tapi kita kan saudara, biasanya saya juga tidak pakai jilbab di depan kamu", jawab Fani. Kenapa dia harus pakai jilbab di depan Fajri, sedangkan mereka saudara sepupu, fikir Fani.

"Kita bukan saudara kandung, kita cuma saudara sepupu, jadi kamu tidak boleh membuka aurat di depan saya. Kita bukan mahram", jelas Fajri lagi.

"Coba pulang nanti kamu baca buku ini, di sini dijelaskan siapa saja mahram kita. Dan kamu tahukan kalau menampakkan aurat di depan orang yang bukan mahram hukumnya berdosa", jelas Fajri sambil menyerahkan buku Fiqih Sunnah yang sudah dipelajarinya.

Akhirnya Fani menuruti perintah Fajri untuk memasang kembali jilbabnya. Dia merasa sedikit kecewa kerena tadinya dia datang ke rumah bibinya adalah untuk melepas rindu pada sepupunya tersebut. Tapi ternyata sambutan Fajri padanya tidak seperti yang diharapkannya. Dia merasa Fajri sekarang sudah agak berbeda, dan sepertinya Fajri juga menjaga jarak dengannya.

Kemudian Fani kembali ke rumah neneknya dengan membawa buku yang diberikan oleh Fajri tadi. Kemudian Fani membuka buku itu dan membacanya. Mahram adalah orang-orang yang tidak boleh dinikahi. Ternyata benar kata Fajri, ternyata saudara sepupu tidak ada dalam urutan mahram. Artinya dengan saudara sepupu harus dijaga batas-batas aurat dan batas-batas pergaulan.

Akhirnya Fani menyadari kalau dia tidak boleh lago bebas bergaul dengan Fajri seperti biasa karena mereka bukan saudara kandung. Mereka hanya saudara sepupu yang harus menjaga batas-batas aurat dan batas-batas pergaulan.

Jum'at, 10 Juni 2020

#tantangan menulis hari ke 76"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap betul Bunda

10 Jul
Balas

Trima kasih bun...

10 Jul



search

New Post