Yuni Ira musyarofa

Yuni ira musyarofa seorang guru madrasah di Lumutan Kec Botolinggo Kab Bondowoso

Selengkapnya
Navigasi Web
Kau duakan Aku

Kau duakan Aku

Mendampingi mereka adalah tugas dan keajiban kami selaku orang tua, dari sejak kecil hingga tumbuh menjadi anak remaja dan dewasa. Dikarunia dua bidadari kecil sebuah anugerah terindah dan pantaslah jika aku ucapkan alhamdulillah. Sebuah amanah besar untuk mendidiknya dan membersamainya dalam segala hal agar menjadi manusia yang berguna dimuka bumi.

Suatu saat ayah dapat tugas tambahan dari dinas terkait secara tidak langsung menyita waktu dan perhatiannya pada dua bidadari kecilku, Hampir setiap malam ayah asik bercengkrama dengan mengayun jemarinya di atas keyboard sesekali mengusap layar kaca gawainya dan mengangkat dering telpon yang berbunyi lebih inten “entah apa yang ia kerjakan,sepertinya mengajak otaknya bekerja keras” gumamku dalam hati.

Jam menunjukkan pukul 21.25 WIB suasana malam sepi hanya bunyi sepeda yang berlalu lalang di jalan raya depan rumah. Menjadi jadwal dan moment tersendiri bagi ayah menemani hanun tidur diselingi cerita terbumbui gurauan ringan hinngga kadang-kadang terdengar suara tertawa keras antara mereka. Kring...kring bunyi gawainya berbunyi dengan sigap ayah mengambil dan sedikit menjauh dari tempat tidur.

Setelah beberapa saat ayah kembali sambil mengambil jaket warna hijau yang tergantung di belakang pintu seraya berkata “ malam ini ayah harus rapat di rumah pak bowo,sementara untuk malam ini adik tidur dengan ibu!”

“ ayah sibuk terus, pegang laptop tiap malam,pulang kerja sore,adik tidak sayang ayah!” sergah hanun dengan menahan deraian air mata yang tidak bisa ia tutupi sambil menutup wajahnya dengan bantal

“adik sudah kelas tiga SD tidak boleh cengeng dan manja” aku mencoba menenangkan gejolak amarah hanun sambil ku peluk dari belakang punggungnya.

“pokoknya adik tidak sayang ayah, ayah jahaat!” kata-katanya menegaskan amarah yang memuncak.

Tanpa menghiraukan hanun yang ngomel sambil menangis Ayah pun bergegas mengambil sepeda yang terpakir di garasi dan lekas menuju rumah pak bowo.

Dua putriku mempunyai kedekatan tersendiri dengan ayah, semua yang menjadi kebutuhan sekunder dan tersier bak proposal yang selalu di ACC tanpa coretan revisi sedikitpun oleh ayah ,rayuan mereka berdua sering meluluhkan perasaan ayah ketika mereka mengeluarkan jurus dahsyatnya, mendekati ayah sambil bermanja dengan serta merta diutarakan semua keluh kesahnya.

Saat kami pergi ke swalayan hanya membeli kebutuhan dapur tiap bulan dua putriku tidak lepas dari gandengan ayah sambil memasukkan berbagai macam snack makanan tanpa ada sotiran. Berbanding terbalik Ketika bersamaku pasti aku nasehati” ambillah barang yang diperlukan saja!” merekapun berfikr dua kali untuk membelinya.

Kadanga aku sendiri dibuatnya cemburu melihat kedekatan mereka, timbul tanya dalam hatiku “ apa aku terlalu over protective atau aku terlalu bersikap disiplin?” hingga mereka berdua lebih dekat dengan ayah.

Bondowoso,15092020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kesibukkan ayahnya tak mengurangi kualitas bertemunya dengan sang anak.

14 Sep
Balas

Amiin

14 Sep

Cerita yg keren. Sukses selalu buat Bunda

14 Sep
Balas

Trimakasih bund

14 Sep



search

New Post