Yuni Ira musyarofa

Yuni ira musyarofa seorang guru madrasah di Lumutan Kec. Botolinggo Kab Bondowoso...

Selengkapnya
Navigasi Web
Note Untuk mu

Note Untuk mu

Mencoba flashback pada pertengahan maret kemarin yaitu saat dimulainya Lockdown untuk elemen pendidikan, merubah pola dan sistem pendidikan tatap muka menjadi pembelajaran Daring (Dalam Jaringan). Anak-anak dituntut belajar secara online dari rumah masing-masing dengan minimnya kalimat-kalimat penguatan yang biasanya terlontar di awal pembelajaran sebagai penggugah semangat belajar oleg guru.

Disisi lain kegiatan belajar online memberi manfaat untuk lebih membuka ruang dan waktu berkumpul dengan keluarga karena dibanding hari normal biasanya kami diburu jam dan waktu sebagai bentuk rasa disiplin dan tanggung jawab pada profesi yang kami ampuh. Kedekatan keluarga semakin terpupuk misal dengan kegiatan, mendampingi ananda saat belajar, makan, sholat berjamaah, dan bisa bersepeda santai bersama saat pagi hari untuk melemaskan otot dan saraf.

Masa awal daring seperti biasanya si sulung setelah menyelesaikan tugas sekolah langsung nonton TV, masuk kamar tidur, pegang gawai, dan sholat kegiatan yang terus berulang sepanjang hari tanpa adanya kegiatan yang bermanfaat.

Suatu hari emak yang biasa membantu pekerjaan rumah tidak masuk karena kerabatnya ada yang meninggal dunia, akhirnya semua pekerjaan di dapur aku yang handel. Jarum jam menunjukkan 05.50 WIB dengan sedikit tergesa-gesa aku akhiri aktifitas di dapur walupun banyak alat masak yang kotor berserakan antah berantah bak kapal pecah, “santai” gumam hatiku menenangkan diri sendiri.

Segera kupanggil anak-anak dan suami untuk cepat menikmati sarapan yang sudah berjejer rapi di atas meja, sedangkan aku sendiri bersiap berangkat lebih awal karena ada jadwal piket. Pikiranku masih berkutat dengan keadaan dapur yang amburadul “bagaimana cara dapur bersih ketika aku datang” tanya dalam hatiku, Akhirnya muncul sebuah ide membuat catatan kecil yang kutempel di pintu menuju dapur supaya semua anggota keluarga dapat melihat ” Ibu minta tolong bak! Ada piring dan tempat kotor di dapur, tolong bersihkan!” besar harapanku pesan tersebut dilaksanakan oleh kedua putriku.

Setelah pekerjaan selesai segera aku rapikan kertas dan map yang berserakan dimeja kerja,sambil mengemudikan sepeda motor hatiku penuh tanda tanya ” kira-kira pesanku dikerjakan apa tidak?”. Dengan sedikit lelah tetapi rasa penasaran membawa langkahku menuju dapur untuk melihat kira-kira ada perubahan atau masih tetap dengan keadaan semula, mataku berbinar penuh gembira dan sedikit haru dapur tampak bersih dan rapi begitupun dengan ruang yang lain “Alhamdulillah, ternyata mereka mau melaksanakan sebuah tanggung jawab kecil” ucapku penug rasa syukur.

Untuk menjadikan mereka bisa perlu adanya sikap pembiasaan, bertanggung jawab, dan tauladan dari kedua orang tua khususnya.

Sebagai orang tua kita ingin anak – anak kita mempunyai pribadi luhr, semua itu adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mungkin sekarang, sepertinya tidak terlihat hasilnya tetapi janganlah ada pembiaran. Benih kebaikan yang ditanam masa kini, butuh proses panjang untuk memetik buahnya.

Bondowoso, 09092020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post