Yuni Ira musyarofa

Yuni ira musyarofa seorang guru madrasah di Lumutan Kec. Botolinggo Kab Bondowoso...

Selengkapnya
Navigasi Web

selaksa bidadari syurga

Perjalanan pulang dari takziyah seorang ustad ketika duduk di bangku Tsanawiyah, Jarum jam tanganku menunjukkan 16.45 WIB resah dan ingin segera sampai rumah mendera pikiranku, Putri nomer duaku ikut sambil memelukku dari belakang,. Lampu trafficlight menyala warna merah sedikit aku rendahkan kecepatan sepeda, saat menunggu lampu hijau menyala adik berkata dari belakang sambil sedikit berdiri “ ma! Adik belum sholat ashar gimana?” suara penuh khawatirnya hinggap ditelingaku” mama cari masjid terdekat ya!” jawabku singkat.

Sepenggal berbagi kisah mendidik buah hati mulai sejak kecil untuk mempunyai rasa tanggung jawab besar dengan apa yang di perintah dan dilarang oleh agamanya. Membersamai dan mengembangkan potensi supaya mampu menjadi pribadi yang lebih baik di zamannya.

Menguti prinsip mendidik anak sesuai usia dari Sahabat Ali Bin Abi Tholib RA

1. Usia 0 – 7 Tahun Memperlakukan sebagai raja.

Melayani mereka bak raja dan ratu dengan tulus dan penuh kasih sayang sehingga sebaliknya dia pun akan mempunyai perasaan cinta, kasih sayang pada ayah bundanya. Bukan berarti perlakuan diatas menjadikannya manja dan cengeng, Sikap tegas sedikit diperlukan untuk membedakan yang baik dan tidak.

2. Usia 8 – 14 Tahun Memperlakukan mereka seperti Tahanan

Pada masa ini dimulailah pengenalan pada perintah dan larangan yang di syari’atkan agama serta dapata melaksanakan apa yang menjadi hak serta kewajibannya.

3. Usia 15 – 21 Tahun Menjadikan anak sebagai sahabat

Lebih mengangap mereka sebagai teman dengan sering mengajak bicara antar hati ke hati

Memberi ruang gerak sedikit bebas dalam menentukan pilihan tetapi masih dengan pengawasan dan kontrol dan dengan bertambah umur maka tanggung jawab yang di embannyapun semakin besar.

Rahman (2013) mengutip berbagai perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengenai pendidikan anak, diantaranya sebagai berikut:

"Jika engkau menasehati seorang anak maka jangan kau sebutkan bagian dari dosanya, agar rasa malunya tidak menjadikannya keras kepala."

"Wajib atasmu menyayangi anakmu, melebihi kasih sayangnya terhadapmu."

Harapan kami kelak “kakak dan adik” kalian dapat memperingan dosa ayah dan ibu kelak di padang mahsyar. Tabarokallah

Bondowoso, 29082020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan keren Bun.

28 Aug
Balas

trimakasihhh

31 Aug
Balas



search

New Post