Yunik Ekowati

Namanya adalah Yunik Ekowati lahir 10 juni dia adalah si sulung dari empat bersaudara perempuan semua. Bapaknya seorang pensiunan dinas pariwisata Sragen, yang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MBAH SUMAR, JURU KUNCI GOA KREO

MBAH SUMAR, JURU KUNCI GOA KREO

Berawal dari beberapa judul rencana tesis saya yang sudah tiga kali , belum mendapat respon yang memuaskan oleh dosen. Sekitar tahun dua ribuan, mulai semester awal sejak kuliah S1, di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang. Bersama teman-teman, di ajak pergi ke sebuah tempat wisata, yang konon kabarnya, ada kaitannya dengan cerita Kanjeng Sunan Kalijaga.

Tempat wisata itu adalah Goa Kreo, sejarah ceritanya berkaitan dengan pembangunan masjid Agung Demak. Setiap tahunnya ada acra untuk memperingatinya dengan diadakan arak-arakan dengan membawa sesaji atau sejenis makanan, buah-buahan dan sayuran hasil panen bumi. Sebagai peringatan untuk binatang monyet yang menghuni tempat itu. Maka, terbersitlah niat untuk mengangkat kesenian yang ada di daerah Gunungpati, tepatnya di lokasi wisata Goa Kreo.

Kono selain cerita asal usul dari goa tersebut ada kaitannya dengan pembangunan masjid Agung Demak dan Kanjeng Sunan Kali Jaga. Di balik cerita tersebut, ada sisi kebudayaan yang sudah menjadi turun-temurun berlangsung. Yaitu berupa kirab replika Kayu Jati Soko Guru Masjid Demak, Gunungan Buah, Gunungan Kupat, Gunungan Polowijo, Gunungan Sego Kethek. Arak-arakan tumpeng gunungan buah-buahan untuk monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan iringan music traditional.

Pemberian Gunungan buah, untuk kera ekor panjang. Pembagian Gunungan Poliwijo, Gunungan Kupat dan Gunungan Sego Kethek untuk pengunjung. Serta mahakarya Legenda Goa Kreo, merupakan atraksi wisata dalam bentuk musikal tari yaitu sebuah pagelaran kolosal seni drama dan tari yang dipandu dengan artistic panggung terbuka yang mengisahkan perjalanan Sunan Kalijogo dalam upayanya mencari Saka Jati.

Sosok lelaki tua sederhana, memakai celana pendek kolor berwarna coklat, dengan atasan kaos berwarna coklat muda bergaris putih. Menyambut dengan senyuman ramahnya, mempersilahkan masuk duduk di ruang tamu. Penuh dengan ke bapakan dan sangat terbuka, meskipun raut wajahnya sudah terlihat keriput dan sebagian gigi-giginya sudah ompong. Beliau membuka pembicaraan dengan menanyakan, “ada kepentingan apa dengan saya?”.

Langsung saja, saya ulurkan tangan bersalaman dengan bapak sepuh ini. Bapak Sumar adalah namanya, umur kira-kira tujuh puluh lima tahun. Mempunyai anak empat dan bercucu enam. Beliau tinggal di dekat jalan utama lokasi wisata Gua Kreo, terletak di daerah perbukitan Gunung Krincing, Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Semarang Selatan. Rumah mbah Sumar berada dipinggir jalan utama, menuju lokasi Gua Kreo, kira-kira seratus meter.

Setelah bertanya dan memastikan ini adalah rumah mbah Sumar, saya langsung di ajak masuk ke ruang tamu oleh beliau. Langsung saya utarakan maksud dan tujuan menemui beliau. Sebelum mendatangi mbah Sumar, jauh-jauh hari sudah mencari tahu tentang sejarah Goa Kreo, baik melalui cerita masyarakat sekitar dan informasi di internet. Sehingga, sangat memudahkan dan memastikan kebenaran berita atau cerita yang berkembang.

Melalui Mbah Sumarlah, cerita sangat runtut dan detail sejarah keberadaan Goa Kreo Semarang saya dapatkan. Kemudian, saya hubungkan dengan informasi yang berkembang, bahwa daerah Gunungpati dan sekitarnya memang banyak cerita berkaitan tentang Kanjeng Sunan Kali Jaga. Dengan nama-nama daerah sekitar Goa Kreo yaitu: jati ngaleh, ndelik sari, soko rame, sumowono, cerawas, jati kalangan, dangkel, sodong, Kalipancur.

Dibalik cerita mbah Sumar, yang tidak kalah menariknya adalah status beliau sekarang ini. Menurutnya, selama ini selain membantu para peneliti, tamu wisatawan sebagai nara sumber tentang sejarah Goa Kreo. Dia juga aktif dalam kegiatan acara ritual sesaji tersebut, tetapi yang agak kurang berkenan adalah, seolah-olah kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Ketika, banyak para mahasiswa datang untuk mencari tahu secara langsung bagaimana sejarah dan keberadaan cerita Goa Kreo. Mbah Sumar tampil sebagai tokoh satu-satunya yang bisa secara detail memberi informasi, tetapi menjelang masa usia senjanya yang sudah hampir delapan puluh tahun. Beliau kurang mendapat perhatian atau pengakuan, mungkin karena factor status kepegawaian dan birokrasi pemda yang memang mempunyai aturan atau kebijaksanaan tersendiri.

Apapun keberadaan mbah Sumar, beliau adalah sosok yang luar biasa. Sudah empat keturunan, dari kakek buyudnya yang memang mengetahui sejarah dan cerita detail tentang Goa Kreo. Semoga pengabdian beliau akan tetap menjadi inspirasi kami, para pemuda dan semoga pemerinta daerah ada pertimbangan khusus untuk mbah Sumar. Inilah yang kadang benar di katakana orang, “sering kali orang melupakan sejarah”, sama persis yang di alami mbak Sumar.

Jatisari, 17 Maret 2018

Pukul: 16.30 wib

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post