Yunita Kirnawati

Guru SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web

Healing sambil Mancing

Berlibur atau istilah kerennya ‘healing’, penting untuk kesehatan. Banyak orang akhirnya terpaksa ‘berlibur’ di rumah sakit karena stamina menurun drastis akibat padatnya aktifitas dan banyaknya target yang mesti dikejar, sehingga mereka tidak memiliki waktu istirahat.

Berlibur untuk merelaksasi diri tidak harus mahal, tidak harus jauh ke luar negeri, dan tidak juga harus lama durasinya. Banyak destinasi keren dan ciamik di seantero negeri ini yang bisa ditempuh dalam waktu dekat dan dengan biaya murah.

Dimana kah destinasi wisata itu?

Yuk kita jalan-jalan ke pulau Bintan. Pulau seluas 88.038,54 Km2 ini memiliki banyak spot wisata yang menjadi daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri. Secara Georafis, Pulau Bintan terbagi menjadi dua wilayah; daratan dengan luas 2,21% saja atau sama dengan 1.946,13 Km2 dan lautan dengan luas 86.092,41 Km2 (97,79%) (sumber jdih.bintankab.go.id). Karena wilayahnya mayoritas lautan, otomatis di pulau Bintan banyak terdapat wisata air, diantaranya; Telaga Biru di tengah Gurun Pasir Busung. Telaga itu dulunya merupakan bekas galian tambang. Siraman hujan memunculkan sebuah oase di tengah gurun pasir. Airnya berwarna biru, sangat kontras dengan tepiannya yang berwarna putih. Sungguh menyejukkan mata! Tiket masuk ke wilayah ini hanya sepuluh ribu perkepala. Tempat wisata berikut yaitu, Pantai Senggiling. Pantai ini diburu para fotografer karena keindahannya. Tantangan untuk sampai ke sini cukup berat. Pengunjung hanya bisa menggunakan motor atau berjalan kaki. Meski demikian pengunjung tetap ramai datang ke wilayah ini. Kemudian, ada Pulau Beralas Pasir. Jika dilihat sekilas, pulau ini seperti diletakkan di atas hamparan pasir putih. Indah sekali. Pulau ini tidak berpenghuni, hanya digunakan sebagai tempat pariwisara. Dari pulau Bintan, pengunjung perlu naik boat dengan harga seratus lima puluh ribu untuk sampai ke pulau ini.

Berikut saya akan menceritakan sebuah tempat yang tak kalah menarik dari tiga destinasi wisata di atas. Nama tempatnya adalah Kolam Pemancingan Poyotomo. Sekilas barangkali muncul pertanyaan, “Apa menariknya sebuah kolam pemancingan?”

November 2021 lalu, para Penggiat Literasi Kepri menyempatkan diri mengunjungi tempat healing ini setelah acara TNGP 2021 di kantor Kemenag Tanjungpinang. Duduk di tepi kolam memberikan rasa tenang dan damai. Kebetulan tempatnya memang cenderung sunyi karena jauh dari pemukiman. Pemandangan hijau di sekeliling menambah sejuk pandangan mata. Fasilitas yang bisa dinikmati di tempat ini adalah; sepeda yang bisa disewa untuk berkeliling area tersebut, boat kecil yang dijalankan dengan cara dikayuh di sepanjang sungai buatan di dalam area.

Di area ini juga tersedia arena bermain anak-anak. Sembari bapaknya mancing, anak-anak bermain, dan ibunya berswafoto. Memang jitu trik marketing si empunya lahan.

Di belakang kolam pemancingan, pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan. Ada pondok-pondok atau dangau di pinggir sawah. Malah Ketika panen, pengunjung diizinkan ikut turun ke sawah. Suasana ini tentu tidak ditemukan di tempat wisata lain. Hal ini tentu makin menambah animo pengunjung untuk datang ke tempat ini.

Seandainya waktu bisa dihentikan, barangkali rekan-rekan dari Batam (bu Gustryani dan kawan-kawan) tidak akan beranjak dari tempat keren ini. Tempat ini sungguh membuat pengunjung malas beranjak.

Berikut foto-foto di Pemancingan Poyotomo:

Foto pertama dengan latar gunung BIntan dan kolam pemancingan. Setiap akhir pekan tempat ini diramaikan oleh pengunjung dari berbagai usia

Foto kedua memperlihatkan penulis brsama rekan-rekan berpose di tepi kolam pemancingan. Pemancing dijamin tidak kepanasan atau kehujanan karena disediakan atap. Di sebelah kolam, ada pondok-pondok yang biasa digunakan pengunjung untuk bercengkrama dengan keluarga sambil menunggu anggota keluarga lainnya memancing.

Foto ketiga adalah penggiat literasi kepri di acara TNGP 2021 lalu. Selesai acara webinar, kami meluncur ke sini menikmati indahnya alam dan pemandangan indah.

BIODATA

Nama saya Yunita Kirnawati, S.Pd, M.M. Lahir di Padang Panjang, 23 Juni 1974. Saya guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Tanjungpinang Kepulauan Riau. Buku yang sudah saya karyakan setelah mengikuti pelatihan Sagusabu I KEPRI adalah “44 Celoteh si Baper” ISBN 978-602-478-190-3. Alamat korespondensi saya [email protected] dan no. WA saya +6281372050007

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget bun semoga lolos ya

15 Jun
Balas



search

New Post