Beberapa hari yang lalu, siswa saya ramai berebut memesan tiket bioskop. Mereka penasaran dengan film KKN di Desa Penari, termasuk kedua anak saya. Meski penasaran, saya tahan keinginan untuk ikut menonton. Biarlah saya mendengar cerita dari mereka saja. Ngirit. Hehehe

Setelah menonton, saya jemput mereka di pelataran parkir. Sepanjang perjalanan, mereka saling berebut memberikan review alias penilaian. Masing-masing punya penilaian berbeda. Si sulung mengatakan filmnya tidak seseram judulnya. Dia menyampaikan alasan atas penilaiannya tersebut. Sementara si bungsu mengatakan filmnya seram karena dia dikejutkan oleh suara atau adegan horor tiba-tiba. Dia menyebutnya 'jump scare'. 

Mendengar cerita mereka, ingatan saya menerawang ke tahun 1998, masa saya sebagai mahasiswa KKN di sebuah desa di daerah Kampar Riau. Nuansa horor itu masih terasa karena daerah itu merupakan tempat baru bagi kami. Bisa jadi penghuninya mengajak kenalan atau sejenisnya. Jika malam menjelang, kami lebih memilih duduk bersama-sama, tidak pergi kemana pun sendiri. Seram. 

Namun, kisah itu hanya sebagian kecil dari perjalanan KKN kami. Selain dari itu kami merasa sangat dibantu oleh Kepala Desa setempat. Beliau tidak sungkan menyediakan rumahnya sebagai tempat penginapan bagi kami. Kami juga diajak ke kebun nenas yang luasnya membuat kami bingung mencari jalan keluar. Beberapa kesempatan ketika kami izin pulang ke kosan, kami dibekali nenas dari kebun beliau. Alhamdulillah, rezeki anak kos.