Kini Tinggal Kenangan (Tagur2)
Aku hanya mengenal dia dari cerita kawanku. Kawanku berkata dia orangnya baik dan penuh pengertian. Mereka bertemu di suatu wilayah di kota Jogja, kota yang menjadi saksi terikatnya hati mereka berdua. Hingga suatu masa kawanku menerima lamarannya.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Kini anak-anak mereka remaja sudah. Si sulung duduk di kelas sepuluh. Dua adiknya masing-masing di kelas delapan dan tiga Sekolah Dasar.
Meski waktu berlalu, kisah kasih mereka tetap seperti dulu. Hingga suatu saat dokter mendiagnosa sesuatu terjadi dengan jantung suami kawanku itu.
Kawanku wanita hebat!
Meski hati tercabik mendengar vonis dokter, dia tidak pernah memperlihatkan itu di depan belahan jiwanya. Dia tetap merawat dengan kasih.
Waktunya tiba. Sang pujaan hati kembali pada-NYA. Langit bagaikan runtuh. Tempat berpijak terasa rubuh. Dunia terasa kiamat. Kuikut merasakan duka laranya.
Di sela waktu kawanku bercerita kisah kasih yang takkan terlupa. Dia berkata, "Orangnya boleh tiada tetapi cintanya kan tetap sama".
Kawanku, semoga engkau sabar dan kuat menjalani kehidupan yang kadang penuh onak dan duri ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu Yuni
Terima kasih, Bu
Mantap Bu Yuni
Kembali memulai...
Jadi anak baru lagi, Kak
Subhanallah, sungguh luar biasa hebat teman bu yunita itu. Apa kabar, bu. lama saya tidak baca tulisan ibu.
Suwun, Bu. Semangatnya baru bangkit lagi.. Salam sukses selalu utk ibu.