Yunita Kwartarani M.Pd

Saya adalah guru biasa yang menyukai dunia tulis menulis. Bagi saya menulis adalah menghidupkan hati. Menulis mampu meninggalkan kenangan untuk anak saya maupun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Bosan

Aku Bosan

Aku Bosan

.

Cling.. suara pesan masuk di gawaiku, dari murid perempuanku, siswi kelas 6. Aku buka pesannya, “ Bu, aku bosan”

Akupun menjawab, “Sama, ibu juga, tapi keadaan ini membuat kita memang harus tetap di rumah”.

Siswiku pun menjawab, “ Iya, tapi sudah lama banget, aku bosaaaaan sekali, ingin segera sekolah, main sama teman-teman, duduk di tangga bundar plaza sekolah, makan bareng, pliss bu, aku mau sekolah” siswikupun memberikan emoticon wajah menangis.

Membaca pesan itu, sebetulnya aku juga sedih, terbayang kebersamaan mereka sebelum pandemi ini datang. Anak-anak saat istirahat makan bersama di kelas, di lorong kelas, di kantin, dimanapun lokasi yang mereka sukai.

Aku menghela napas panjang sebelum akhirnya membalas pesan ke siswiku,” Sabar ya, Nak. Kita tak menyangka wabah ini datang, yang bisa kita lakukan adalah berdoa agar wabah segera berakhir, dan tetap megikuti anjuran pemerintah”

“Iya bu, kalo pagi saat kita bertemu sekelas via zoom, aku bahagia walau hanya sebentar, setelah itu bosan, mau melakukan apapun tetap bosan, aku kangen ibu, kangen teman-teman, kangen sekolah, hiks” siswiku menjawab chat yang aku kirimkan

Hmm, aku tak langsung membalas, aku tahu, kami (aku dan semua temanmu) sampai pada masa jenuh tingkat tinggi. Kami ingin segera beraktivitas bersama, kami masih ingin mewujudkan impian, melaksanakan rencana yang telah kita susun rapi, melakukan kegiatan sekolah yang telah kita tunggu-tunggu, tapi apa daya, semuanya ambruk karena virus ini, Kalo kalian tahu, aku sangat kehilangan kalian, kebersamaan pagi kita, dari bersalaman di plaza sekolah, lalu kita baris bersama sampai berakhirnya pembelajaran, adalah masa yang sangat membahagiakan. Cerita kalian di pagi hari, kadang membuatku tertawa bahagia atau malah ikut merasakan kesedihan yang kalian rasakan. Aku tak bisa melakukan apapun nak saat ini selain berdoa. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, yakinlah doa kita akan didengar olehNya

Aku segera membalas chat siswiku, karena dia pasti menunggu jawabanku,

“Nak, kita semua kangen bersama, sabar ya, banyak berdoa, tingkatka ibadah, jika kita mengeluh tak menyelesaikan wabah ini juga, yakinlah, Dia pasti mendengar dan menjawab doa kita,lakukan kegiatan yang selama ini kamu tinggalkan karena tak punya waktu, saat ini kamu punya banya waktu, lanjutkan hobi menggambarmu ya, boleh kirim ke ibu gambar yang telah selesai kamu kerjakan”

“ Baik bu, jangan bosen ya kalo aku sering chat sama ibu karena aku butuh teman bu.: jawabnya.

“Iya nak, tak apa, ibu siap menerima ceritamu, masih banyak stok cinta untuk kalian anak didikku”.

Setelah selesai chat, aku menangis, aku kangen kalian semua nak, aku..aku...ahhh masih banyak mimpi yang ingin aku lakukan bersama kalian, Kalian akan lulus dengan cara yang tidak seperti biasa. Semoga aku masih bisa memeluk kalian sebelum kalian meninggalkan sekolah ini, aamiin

Ya Robbi, Engkaulah yang Maha mengatur semuanya.

_ Guru yang rindu anak didik_

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post