Yunita Kwartarani M.Pd

Saya adalah guru biasa yang menyukai dunia tulis menulis. Bagi saya menulis adalah menghidupkan hati. Menulis mampu meninggalkan kenangan untuk anak saya maupun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Minta Corona Pergi

Jangan Minta Corona Pergi

Tantangan Menulis Hari Ke-87

.

Jangan Meminta Corona Pergi

.

Pertengahan Maret, Indonesia di gemparkan dengan kedatangan virus corona. Corona datang memporak porandakan sendi kehidupan manusia. Sekolah diliburkan, beberapa kantor sudah mulai meliburkan karyawannya. Semua guru dan karyawan melakukan Work From Home. Siswapun belajar di rumah sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.

Corona tidak bisa datang dan pergi demgan sendirinya. Ia datang dibawa dan pergi karena kesadaran semua orang. Jadi salah jika ada yang meminta corona pergi. Jika tak ada yang membawa corona ke Indonesia, ia tak akan masuk ke negara ini. Kalianlah yang membawa ia masuk dan teman-teman kalian ikut membantu penyebarannya.

Corona datang ekonomi Indonesia gonjang ganjing. Tak adanya anak sekolah, guru, juga berkurangnya karyawan membuat penghasilan ojek online menurun tajam, sopir taksi mangkal di pinggir jalan sampai tertidur menunggu datangnya penumpang yang tak kunjung tiba, sopir angkit gigit jari, lalu siapakah yang harus disalahkan dalam masalah in? Kalian, kalianlah yang tak mau mendengarkan instruksi dari pemerintah. Kalian ingin corona pergi tapi kalian masih keluar rumah untuk hal yang tidak darurat. Polisi menggrebek cafe yang masih buka, bahkan ada cafe yang masih menyiapkan perempuan dan minuman keras untuk tamunya , naudzubillahi min dzalik, inikah cara kalian untuk meminta corona pergi dari negara kami?

Todakkah kalian lihat betapa beratnya tugas paramedis, sopir ambulance, sopir kereta jenazah dan petugas lainnya yang harus berjuang mengamankan kami dari persebaran virus corona? Tidakkah kalian lihat berapa mereka dengan berat hati harus berjauhan dengan keluarga? Ada yang pulang dalam keadaan sehat wal afiat, tetapi ada yang pulang hanya namanya saja, tanpa jenazah sekalipun

Jika diberlakukan aturan apapun dari pemerintah, ikutilah. Semua aturan pasti ada konsekuensinya, tapi ambillah yang resikonya lebih kecil.Jika ekonomi tak mau terganggu, maka kita melakukan segala aktivitas seperti biasa, sekolah, kerja, dll seperti biasa walau ada corona, ekonomi sedikit aman tetapi warga di Jakarta banyak yang meninggal, rumah sakit tak menampung karena penyebaran virus tak terkendali,bahkan mungkin seperti di Italia, banyak yang meninggal sebelum dapat pertolongan medis.

Aturan apapun yang diterapkan oleh pemerintah pasti akan berdampak terhadap ekonomi, tetapi demi memutus mata rantai penyebaran virus dan menyelamatkan banyak nyawa. jadi mau pilih mana? nyawa atau pekerjaan? silahkan dipilih.

Jangan minta corona pergi, ia tak akan bisa pergi. Kitalah yang mawas diri. Stay at home, like or dislike. Putus mata rantainya. Together We Can

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ndak lah ni, Ndak talok lai do,

09 Apr
Balas

ambo juo tu da....badai pasti berlalu

11 Apr
Balas



search

New Post