Yunnita Teterissa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENINGKATKAN MOTORIC HALUS ANAK DENGAN PERMAINAN MEMINDAHKAN AIR DENGAN SPOON BUSA PADA A

ABSTRAK

Penggunaan otot-otot kecil harus lebih ditingkatkan lagi agar tumbuh kembang anak khususnya kemampuan motorik halus berkembang sesuai dengan tahap usianya, namun tetap dipahami setiap anak memiliki kematangan yang berbeda-beda dalam kemampuan motoriknya. Penelitian Tindakan Kelas ini ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motorik halus pada anak dengan bermain memindahkan air dengan spon. Responden dari penelitian ini adalah anak usia pra sekolah kelompok A TK Miracle School tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak 13 orang 7 perempuan dan 6 laki-laki. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan motoric halus pada anak saat memindahkan air menggunakan spon.

Kata kunci:Motoric halus, air, spoon busa, TK

I. Pendahuluan

Pendidikan dasar pada anak dimulai dari pendidikan anak sejak usia dini yang biasanya disebut dengan pendidikan anak usia dini.Tujuan penyerta untuk membantu menyiapkan anak dalam mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai enam atau delapan tahun yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut Golden Age (Amini, 2014).

Menurut Khairi (2018) karakteristik anak pada usia 4-6 tahun berkaitan dengan perkembangan fisik anak yang sangat aktif dalam melakukan berbagai kegiatan. Anak-anak pada usia kelompok bermain atau usia 4-6 tahun, seharusnya sudah pada tahapan kemampuan motorik halus seperti pada tahapan meremas benda dengan jari, memindahkan air dari satu wadah ke wadah yang lain dan sudah bisa meremas air dan mengeluarkan air dari wadah.

Persiapan menulis dapat dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on learning, kegiatan menggunakan syaraf taktil dan olahraga (Nurjanah et al., 2021). Kegiatan hands-on learning adalah kegiatan ketika anak menyentuh benda-benda yang sedang dipelajari dan bukan hanya melihat, misalnya menyentuh langsung pasir, menghitung koin. Kemampuan memegang pensil termasuk kedalam kemampuan motorik halus,kemampuan ini harus distimulasi sedemikian rupa supaya berkembang dengan sempurna saat anak – anak masuk sekolah dasar ,ia harus sudah mampu memegang pensil dengan tiga jari serta menulis dengan baik. Kemampuan tersebut tentu tidak datang dengan tiba – tiba, melainkan ada tahapan – tahapannya .pola memegang pensil pada anak berkembang sesuai dengan usiannya. Stimulasi yang tepat bisa mempercepat proses anak dalam belajar menulis.

Penelitian ini bertujuan mengetahui Meningkatkan Motoric Halus Anak Memegang Pensil ,Melalui Metode Penerapan Permainan Memindahkan Air dengan Spoon Busa Pada Anak Kelompok A di TK Miracle School. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru yng mengajar di anak usia pra sekolah di TK. Untuk mengetahui perkembangan motoric halus melalui penerapan bermain meremas spoon busa di TK A Miracle School.

II. Metode Penelitian

Design penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti mefokuskan pemelitian pada upaya meningkatkan kemampuan motoric halus pada anak melalui bermain plastisin pada kelompok A TK Miracle School Timika. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak Kelompok A TK Miracle School Tahun Pelajaran 2022/2023. Anak Kelompok A ini berjumlah 13 orang terdiri dari 7 perempuan dan 6 anak laki-laki. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak kelompok A di TK Miracle School, semester I Tahun Ajaran 2022/2023. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara tersiklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/ evaluasi dan refleksi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah observasi. Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang lazim dipakai dalam penelitian kualitatif. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data yang diperoleh di deskripsikan dengan berpedoman pada hasil observasi yang ditemukan dilapangan.

Sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, beberapa tahapan pelaksanaan sudah direncanakan antara lain merencankan kegiatan yang akan digunakan saat observasi, seperti RPPH, alat, dan bahan yang diperlukan saat proses pembelajaran (Efiawati et al., 2021). Pada tahap pelaksanaan guru mengawasi kegiatan yang dilakukan anak-anak untuk mendapatkan hasil dari Pelaksanaan Tindakan Kelas. Kisi-kisi instrument perkembangan motorik halus dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel Perkembangan Kisi-Kisi Motorik Halus

Kompetensi Dasar

Indikator

Menggunakan anggota tubuh untuk perkembangan motoric halus dan kasur

1. Memegang dan memeras benda dengan 10 jari

2. Koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

Hasil yang diperoleh di lapangan dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan kriteria kemampuan motorik halus yang dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima dan adapun rumus yang digunakan untuk analisis dalam menentukan rata-rata persentase (Rohmah & Gading, 2021). Standar PAP skala lima kemampuan motorik halus dalam memindahkan air menggunakan spon diuraikan sebagai berikut:

a. tingkat penguasaan motorik halus melalui kegiatan memindahkan air dengan spon 0%-54% masuk dalam kriteria sangat rendah,

b. tingkat penguasaan motorik halus melalui kegiatan memindahkan air dengan spon 55%-64% masuk dalam criteria rendah,

c. tingkat penguasaan motorik halus melalui kegiatan memindahkan air dengan spon 65%-79% masuk dalam kriteria sedang,

d. tingkat penguasaan motorik halus melalui kegiatan memindahkan air dengan spon 80%-89% masuk dalam kriteria tinggi, dan

e. halus melalui kegiatan memindahkan air dengan spon 90%-100% masuk dalam kriteria tingkat tinggi penguasaan motorik halus.

III. Hasil dan Diskusi

Tabel Hasil Penilaian Anak mulai dari Pra Tindakan sampai dengan Siklus III

No

Hasil Penilaian/ Siswa

Tindakan Siklus I

Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus III

1

90%-100%

1 (8%)

2 (15%)

8 (61%)

2

80%-89%

1 (8%)

2 (15%)

4 (31%)

3

65%-79%

1 (8%)

2 (15%)

1 (8%)

4

55%-64%

2(15%)

3 (23%)

0 (0%)

5

0%-54%

8 (61%)

4 (31%)

0 (%)

90%-100%

1 (8%)

2 (15%)

8 (61%)

80%-89%

1 (8%)

2 (15%)

4 (31%)

65%-79%

1 (8%)

2 (15%)

1 (8%)

55%-64%

2(15%)

3 (23%)

0 (0%)

0%-54%

8 (61%)

4 (31%)

0 (%)

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, dalam pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang dapat dilihat pada kemampuan motorik halus melalui kegiatan memindahkan air menggunakan spon yang sebelumnya berada pada kriteria rendah meningkat menjadi kriteria tinggi. Hal ini dapat dilihat pada prosentase peningkatan motoric halus anak pada table diatas. Pada siklus pertama, dari total 13 anak di temukan 61% anak belum bisa memindahkan air menggunakan spon, sementara 8% anak dapat memindahkan air dengan spon secara sempurna.

Perubahan peningkatan motoric halus anak mulai terlihat pada saat pelaksanaan siklus kedua, dimana jumlah anak yang belum bisa memindahkan air menggunakan spon mulai menurun menjadi 31%, dan jumlah anak yang bisa memindahkan air menggunakan spon dengan gabus secara sempurna sebanyak 15%.

Pada akhirnya, pada saat pelaksanaan siklus yang ketiga, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana 61% anak sudah berhasil memindahkan air menggunakan spon dan tidak di temukan lagi siswa yang tidak dapat memindahkan air dengan spon.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwaa, penggunaan spon untuk memindahkan air pada anak usia dini terbukti membantu perkembangan motoric halus pada anak secara maksimal. Motorik anak usia pra sekolah mengalami peningkatan karena guru memberikan kesempatan anak untuk bermain memindahkan air menggunakan spon sebagai salah satu upaya mendukung pertumbuhan motoric halus pada anak diusia pra sekolah. Dengan bermain, siswa mampu mengkoordinasikan jari-jari tangan, melenturkan otot-otot jari tangan, melatih keuletan dan kesabaran serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas (Rika, 2017)

Hasil penelitian yang ditemukan dilapangan dapat disumpulkan bahwa bermain memindahkan air dengan spon dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motoric halus pada anak. Dengan demikian guru yang mengajara anak usia dini dapat menerapkan permainan ini dalam proses pembelajaran di kelas guna memberikan kesempatan anak usia pra sekolah mengembangkan motoric halusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amini, M. (2014). Hakikat Anak Usia Dini. Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, 65. repository.ut.ac.id/4697/1/PAUD4107-M1.pdf

Efiawati, E., Fauziyah, D. N., Syafrida, R., & Parapat, A. (2021). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini Di PAUD MPA Daycare. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 172–186. https://doi.org/10.24042/ajipaud.v4i2.9676

Khairi, H. (2018). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini dari 0-6 Tahun. Jurnal Warna, 2(2), 15–28. ejournal.iaiig.ac.id ? index.php ? warna ? article ? download

Nurjanah, D. Y., Wulandari, R. S., & Novitasari, L. (2021). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Dalam. 69–78.

Rika, M. (2017). MEDIA PLASTISIN PADA KELOMPOK B DI TK TUNAS BANGSA KERTA BUANA TENGGARONG SEBERANG Pendidikan Anak Usia Dini adalah. Jurnal Warna : Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 2(1), 38. https://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/warna/article/view/181

Rohmah, S. K., & Gading, I. K. (2021). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Plastisin. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN PROFESI GURU, 4, 144–149.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post