yurlina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jiwa yang Polos

Jiwa yang Polos

#Tantangan Menulis 365 Jilid 2 Hari ke-294 (990)

Semua orang sepakat jika dunia anak-anak itu begitu indah, begitu hebat. Dunia yang selalu diliputi keceriaan. Tak perlu memikirkan banyak hal yang memusingkan. Keceriaan dan kegembiraan mereka tergambar secara murni dan tulus. Begitu juga sebaliknya ketika mereka marah dan menangis segala yang tergambar di raut wajah adalah sesuatu yang tidak dibuat-buat. Anak-anak adalah sosok yang diciptakan untuk masa depan, namun mereka hidup di masa sekarang.

Anak-anak memiliki kepribadian yang polos. Jiwa mereka selalu dipenuhi oleh keriangan. Kebersihan batin mereka bisa tergambar dari reaksi spontan yang ditunjukkan ketika berhadapan dengan orang lain dan keadaan yang berbeda. Anak-anak akan bereaksi apa adanya terhadap situasi yang sedang dihadapinya. Hal ini disebabkan jiwa mereka tidak terbelenggu oleh rasa ketidaknyamanan dan kepura-puraan. Jiwa yang bersih inilah yang membebaskan mereka dari beban hidup. Beda halnya seperti yang dihadapi orang dewasa, mereka sering berada dalam kepura-puraan menjalani hidup ini. Hal ini kadang disengaja atau terpaksa untuk mempertahankan ego untuk sebuah kepentingan dari sebuah persaingan hidup.

Jiwa anak-anak tidak dibelenggu kebencian dan ambisi yang menggebu, meskipun ada persaingan di antara mereka. Namun, hal itu tidak menjadikan mereka merampas kebahagiaan orang lain. Anak-anak tidak pernah mencari keuntungan dari setiap tindakan yang dilakukannya. Rasa tidak suka anak-anak pada seseorang tidak mempertimbangkan untung rugi, hal ini semata-mata terjadi karena saja ada rasa yang tidak memihak padanya. Namun tidak pernah di dalamnya menebar kebencian yang berlebihan. Mereka tidak merasa iri terhadap apa yang dipunyai orang lain. Hal inilah yang makin menguatkan bahwa kehidupan anak-anak itu polos.

Kehidupan anak-anak pun tidak dibebani hal-hal yang bersifat kesombongan. Segala sesuatu yang nampak terlihat menonjol dan bernilai dari apa yang dikenakan, semua itu bukan didasari dari kemauan diri sendiri. Apa yang mereka miliki bukan merupakan tuntutan dari dalam diri mereka, melainkan itu kadang berasal dari ambisi orang dewasa. Mereka pun tak bisa menolak sebab pikiran mereka belum dikotori tentang persaingan. Yang mereka tau mereka hanya menuruti kemauan orang dewasa.

Jika kita percaya anak-anak adalah milik masa depan, maka sedari dini perlakukanlah anak-anak sesuai dengan usianya. Tanamkan hal-hal positif di dalam diri mereka agar nanti kita bisa menuai kebaikan dari mereka. Jangan paksakan kehendak kita secara berlebihan dan melampaui kemampuan usia mereka, agar tindakan mereka tidak tercemari oleh hal-hal buruk. Biarkan jiwa anak-anak tetap polos, dan biarkan waktu yang mengantarkan mereka pada kehidupan berikutnya sesuai pertambahan usianya. Salam Literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kolom inspiratif... Yunda cantik.. Barokalloh

21 Oct
Balas



search

New Post