Hujan turun tumpah membasahi bumi , seakan enggan mengalah dari sang bagaskara yang akan unjuk diri. Udara pagi semakin dingin diikuti hembusan angin yang bersenandung rindu. Aku makin merapatkan selimut, walau dingin subuh masih membalut . Kondisi kesehatan yang kurang bersahabat membuat aku ingin mengulang mimpi dalam tidur berselimut kabut. Demam yang mendera membuat mata ingin terpejam dalam lena.

Dalam temaran cahaya yang membias lewat jendela, aku melihat sepasang mata berbalut cinta. Keduanya seakan ingin melepaskan hasrat dalam temaran rindu. Aku hanya menatap nanar tak bergerak. Betapa mereka ingin saling memeluk dalam rindu semalam suntuk. Namun aku masih melihat perasaan ragu tapi mau.Jujur aku ingin mengusiik mereka, tapi tubuh yang semakin menggigil membuat aku lupa memejamkan mata.

Tanpa aku sadari, suamiku masuk sambil membawa obat dan sarapan. Dengan kuat dikibaskannya kelambu yang menghiasi pembaringanku..Aku kaget, karena sepasang makhluk yang akan melepas rindu jadi terganggu. Kedua ekor cicak itu terkejut terkena sapuan kelambu. Aku tersenyum tertahan melihat keduanya lari dan melepaskan ekornya. Sorry, kebahagiaanmu terusik karena sakitku.

Padang Merindu, 23 September 2020.