yusna affandi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DUO MINIONS INDONESIA
http://img1.bonnesimages.com/bi/minions/minions_004.jpg

DUO MINIONS INDONESIA

Tahun lalu, Negara adidaya Amerika Serikat menyelenggarakan pemilu presiden yang mengejutkan. Bahkan hasilnya pun sangat mengejutkan. Sebelum pemilihan kita tahu bahwa Negara itu hanya memiliki dua partai, partai Demokrat dan partai Liberal. Yang paling unik adalah partai Liberal. Karena partai itu mendapatkan calon yang sangat kontroversial, Donald Trump. Dan yang mengejutkan lagi, ada anggota DPR dari Indonesia berada dibelakang Donald Trump ketika Donald Trump menyampaikan orasinya. Di Indonesia, karena kelakuan anggota DPR yang terhormat tersebut, netizens menyebut mereka sebagai minions. Meme-meme mengenai minions itu banyak tersebar di internet.

Kejadian itu mereda. Lalu saat ini muncul duo minions lagi. Namun yang jelas duo minions kali ini berbeda dengan duo minions yang mendukung Donald Trump sebagai presiden. Tentunya duo minions kali ini jauh lebih positif. Mereka menginspirasi, menghibur, dan mengalihkan perhatian dari panasnya kondisi politik di Negara kita dengan prestasi mereka. Mereka adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon.

Mereka terkenal karena bulutangkis, mereka terkenal karena juara ALL England 2017, dan mereka juga terkenal karena sebutan duo minions. Mereka juara ketika ada permasalahan di bangsa ini, yang sedang berkecamuk, memanas, dan berpotensi besar menimbulkan perpecahan bangsa. Sehingga masyarakat pun merasa seperti didinginkan ketika mereka juara. Masyarakat terhibur dengan aksi mereka. Masyarakat merasa ada kebanggaan yang bisa ditunjukkan ke dunia luar, tentang prestasi bulutangkis.

Secara khusus sebutan minions ini yang unik. Mereka tidak menasbihkan sebutan itu sendiri. Tetapi seseorang bernama Stephanie Zen, seorang WNI yang tinggal di singapura. Dia menyebut minions karena pebulutangkis Kevin dan Marcus berbadan mungil, yang bukan ukuran standar seorang pebulutangkis, melompat-lompat dalam pertandingan seprti layaknya minions dalam film Despicable Me. Lucu. Sehingga sebutan ini membooming. Membooming karena mereka membikin prestasi, bukan membooming sebutan minions karena Donald Trump.

Saya pun penasaran dengan dua remaja ini. Saya pun mencoba mencari informasi di website dan melihat tertimoni mereka di Youtube. Mereka remaja seperti remaja-remaja lainnya. Dilihat dari testimoninya, dua pemuda ini tidak dilatih bersamaan sehingga menjadi professional saat ini. Mereka berangkat dari kisah yang berbeda. Marcus lebih dulu merasakan badminton nasional dan Kevin “ditemukan” oleh pelatih nasional dari klub Djarum Kudus.

Pribadi mereka unik. Terutama kevin. Dia terlehat lebih cuek. Bahkan di suatu wawancara, ketika disebutkan bahwa ada yang mengucapkan lewat twitter tentang keberhasilan mereka di ALL England, dan yang mengetweet adalah Zulkifli Hasan, dia tidak mengetahui siapa itu ZUlkifli Hasan. Hingga seorang presenter menjelaskan siapa beliau itu, yang ternyata adalah ketua MPR. Kevin juga tidak terlalu memikirkan ketika dia sering kali membuat lawan dengan servis nya ke lawan saat pertandingan, hingga sang lawan emosi. Dia cuek karena memang itu sah. Dia juga merasa biasa aja ketika seorang presenter menunjukkan grafik data bahwa mereka berada peringkat pertama pebulutangkis dunia.

Melihat mereka berdua, mental tanding memang menjadi kunci vital bagi olahragawan. Mental tanding bisa menentukan juara atau tidaknya. Mental tanding bisa menjaga semangat hingga akhir pertandingan. Dan mental tanding bisa mensterilkan hati olahragawan jikalau gagal juara. Kiranya mental tanding juga perlu dikehidupan kita. Kehidupan pun layaknya pertandingan, yang lawannya bukan hanya orang lain tapi juga diri sendiri. Bahkan mengalahkan diri sendiripun jauh lebih sulit daripada mengalahkan orang lain.

Melihat pertandingan badminton di Singapura Terbuka, menimbulkan harapan lagi untuk kemenangan Kevin dan Marcus. Karena sebelumnya mereka telah juara tiga kali berturut-turut. Mereka telah melewati babak penyisihan, perempat final, dan terhenti di semifinal. Namun yang terlihat bagaimana mereka menyingkapi hasil itu. Mereka tidak menargetkan apa-apa di Singapura terbuka. Mungkin untuk penggemar mereka, hasil ini membuat sedih. Tetapi Kevin punya pandangan lain. "Namanya permainan, kadang menang, kadang kalah. Tapi, kami puas saja dengan penampilan kami selama tahun ini," kata Kevin.Untuk seorang remaja dengan usia 21 tahun, menyingkapi hasil seperti itu merupakan karakter yang luar biasa. Mungkin saya sendiri akan menyesal dan mengumpat diri sendiri karena gagal.

Disaat banyak remaja remaja lain sibuk dengan game online, sibuk dengan acara hang out, dan sibuk menguras harta orang tua, Kevin dan Marcus berlatih terus-menerus dan bertanding. Mereka bekerja keras menampilkan yang terbaik. Mereka tidak memikirkan ambisi juara walau mereka ingin menjadi juara dunia. Mereka hanya ingin bertanding dengan baik, itu saja. Ketika mereka gagal maka tidak perlu disesali mendalam, cukup evaluasi dan lanjutkan hidup. Dan kalau mental seperti ini bisa diterapkan kepada kandidat gubernur atau walikota yang sedang mengikuti pilkada serta para pendukungnya, ya terutama pendukung masing-masing, saya rasa akan membikin kondisi bangsa ini tetap kondusif dan dingin.

Pelatih mereka pun menyampaikan testimoni tentang mereka. Terutama Kevin. Menurut pelatihnya Kevin ini yang unik. Salah satu pelatih mengatakan bahwa pebulutangkis itu dilahirkan atau dilatih untuk jadi juara. Namun Kevin ini dilahirkan untuk jadi juara. Sigit Budiarto salah satu pelatih kevin, menyebut satu kata untuk dia, “cerdas”. Pelatih mereka juga menginginkan mereka tetap low profile dengan capaiannya, karena perjalanan mereka masih panjang.

Itulah duo minions baru Indonesia. Duo minions yang menginspirasi dengan prestasi-prestasi yang mereka berikan. Duo minions yang justru mengharumkan nama Indonesia. Duo minions yang tidak memikirkan gelar yang mereka miliki, dan yang hanya ingin bermain sebaik-baiknya di setiap pertandingan. Harapannya bangsa ini punya “minions” lain dengan prestasi positif karena memang orang Indonesia kalah tinggi dengan orang-orang Negara barat, namun tidak kalah tinggi prestasinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebaat.... kita wujudkan minions2 di sekolah kita pak yus!!!

17 Apr
Balas

Pak Yus.........Lu..... banget. Kalah tinggi boleh, kalah prestasi "NO"

17 Apr
Balas



search

New Post