Syukurku Ya Allah

Oleh: Yusnimar Nora

Semakin dekat waktunya, membuat hati makin deg-degan. Entahlah bagaimana pula perasaan sang Permata. Aku tidak dapat melihat raut wajahnya karena ia sedang berada di luar kota, di tempat etek dan mamaknya.

Setelah beberapa minggu, si ayah yang biasanya santai, tiba-tiba menyuruh sang Permata pulang.

"Pulanglah lagi, sudah lama sekali di sana," kata ayahnya.

"Besoklah ya, Yah," janji sang Permata.

Hari ini aku, kami di sekolah sibuk sekali. Persiapan acara Pentas Seni dan Khatam Iqra' anak TK. Aku yang tak sempat mengutak-atik gawai, jadi sangat senang saat membaca pesan yang masuk dari sang Permata.

"Mi, Haris dah di jalan."

Hanya menjawab dengan doa di dalam hati.

Selesai shalat Zuhur, aku menunggu detik-detik berlalu untuk mencapai angka tiga. Namun, karena asyik dengan pekerjaan, akhirnya terlewat juga.

Awalnya, aku akan menelepon untuk menanyakan sudah sampai atau belum. Ternyata, Permataku lebih dulu menghubungiku.

"Mi, hasilnya dah keluar."

"Lulus, Nak?" tanyaku pelan.

"Alhamdulillah, lulus, Mi," jawabnya riang.

"Alhamdulillah Ya Allah."

Hanya syukur alhamdullilah, dan alhamdulilah. Aku tak percaya, akhirnya Permataku semakin dewasa dan berani memilih jarak yang jauh. Di mana pun, aku akan meridhainya agar Allah juga ridha terhadap anakku. Insyaallah aku melepasnya dalam ridha dan izin Allah.

"Shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW. Semoga sukses selalu ya, Sayang. Semua doa terbaik kulangitkan untukmu, Permataku. Untuk dunia akhiratmu, dan kita. Semoga Allah selalu memberkahi setiap napas dan langkahmu. Amin."

"Terima kasih, telah menjadi anak shaleh Ummi."

Bukittinggi, 20 Juni 2023.

1 Zulhijjah 1444 Hijriyah.