Yusniwalti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku Bangga Dengan Stasiun Kereta Apiku

Aku Bangga Stasiun Kereta Apiku

Oleh : Yusniwalti

Hari sudah menunjukkan pukul 4 sore. Bunda baru saja turun dari angkot. Sebagaimana biasanya setiap hari Jumat atau Senin, sepulang sekolah bunda langsung mampir ke pasar untuk berbelanja bahan makanan persiapan untuk beberapa hari. Bunda membunyikan bel, namun tidak ada yang membukakan pintu.

“Kemana ya, Salma dan Sarah?” tanya bunda sendiri. “ Sekarang kan hari Jumat, biasanya cepat pulang dan tidak ada kegiatan mengaji di TPA hari ini.”

Bunda meraih kunci rumah yang disembunyikan di suatu tempat, dimana hanya anggota keluarga saja yang tahu, kemudian masuk ke dalam rumah. Setelah meletakkan barang belanjaan, bunda mencari-cari kertas kecil kalau-kalau Salma dan Sarah meninggalkan pesan. Mereka memang sudah terbiasa memberitahu bunda atau ayah kalau mau pergi kemana saja dengan menuliskan pesan di kertas. Kemudian kertas itu ditempelken di layar TV sehingga mudah dilihat. Dengan demikian, apabila bunda dan ayah tidak menemukan mereka di rumah, mereka tidak cemas memikirkan kemana mereka pergi.

“ Mudah-mudahan sebentar lagi pulang,” kata bunda dalam hati. Ternyata memang benar. Ketika bunda berganti pakaian, terdengar suara bel berbunyi diiringi dengan suara salam dari Salma dan Sarah.

Bunda segera keluar membukakan pintu.

“Darimana ini si cantik bunda...kok, sore baru pulang?”

Salma yang paling besar segera meraih tangan bunda dan menciumnya

“Maaf, bunda. Kami pulang sekolah tadi tidak pulang dulu. Kami tadi langsung saja ke stasiun kereta api bersama Aini. “ Sarah mengiyakan cerita kakaknya dan ikut-ikutan menyalami tangan bunda dan meminta maaf.

“ Ngapain kalian ke sana hari panas begini?”

“ Main. Lihat-lihat stasiun kereta api.” Jawab Salma agak ragu-ragu. Ia takut bunda memarahi mereka karena pulang sekolah langsung pergi ke tempat lain.

“ Sudah makan?” tanya bunda lagi. Sepertinya bunda tidak begitu marah dengan pengakuan mereka.

“Belum.” Jawab mereka serempak.Bunda setengah mendelik.

“ Ayo, pergi makan. Ganti pakain dulu. Tuh, lihat, pipi kalian sampai merah begitu karena bermain seharian.”

Salma dan Sarah segera bergegas ke dalam.

Ketika mereka bertiga duduk di meja makan, mereka menanyakan hal-hal seputar stasiun kereta api.

“Bunda, dulu memang ada kereta api digunakan di kota kita ini, bunda?” tanya Salma memulai pembicaraan.

“ Iya.” Jawab bunda sambil memotong-motong sayur. Bunda memang sering membersihkan sayuran atau mengupas bawang di meja makan.

“ Dulu waktu bunda masih kecil, bunda pernah beberapa kali naik kereta api, ke danau Singkarak, ke Koto Baru.”

“ Wow, pasti asyik ya, bunda. Ceritakan, dong bunda... bagaimana cerita kereta api zaman dahulu.”

“ Dahulu stasiun kereta api Padangpanjang adalah stasiun yang sangat sibuk dan ramai,” kata bunda mulai bercerita. “karena dilewati oleh kereta dari Solok, Sawah Lunto Sijunjung, dari Payahkumbuh dan Bukittinggi, dan dari arah Padang. Ketika itu kereta api memang digunakan sebagai alat transportasi. Bunda masih ingat kalau hari pasar di hari Senin dan Jumat, stasiun sangat ramai. Rel kereta api itu kan ada yang melintasi areal pasar. Nah, di kiri dan kanan jalan kereta orang-orang dari pedesaan menjejerkan hasil kebun mereka untuk dijual. Sementara orang-orang di luar kota Padangpanjang juga ramai berbelanja di hari pasar itu, pulang pergi naik kereta.”

“Kalau mau naik kereta api, mereka harus bayar, bunda?” tanya si kecil Sarah.

“ Ya jelas lah, masa gratis.” Kakaknya Salma menimpal. Sarah langsung memberungut. Bunda mengusap pipi Sarah sambil tersenyum lalu melanjutkan.

“ Iya. Mereka mesti beli karcis dulu, kemudian duduk di peron menunggu kereta datang.”

“ Peron? Peron itu apa, bunda?” tanya Salma dan Sarah hampir serentak.

(Bersambung)

#Tantangan Gurusiana

#Tantangan Hari Ke 12

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post