#Tagur ke 356

Hujan, bagi sebagian orang menjadi penghalang untuk berkatifitas, karena terbatasnya mobilitas atau usahanya terganggu seperti usaha jualan es dan lain-lain. Namun bagi sebagian lain merupakan berkah.

Ya itulah kondisi manusia yang sering berkeluh kesah. Apapun yang terjadi bila tidak sesuai dengan harapan atau keinginannya maka ia akan berkeluh kesah. Bila diberi rezeki kecil ia mengeluh, diberi rezeki banyak tak cukup.

Tidak demikianlah halnya dengan orang yang pandai bersyukur dan bersabar. Baginya apapun yang terjadi tetap diterima, karena ia mempunyai keyakinan apapun yang didapat merupakan anugerah Allah SWT. Bila rezekinya sedikit ia akan tetap qona'ah dan bila rezekinya berlebih ia akan tetap berbagi dengan lain.

Orang yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang didapatkannya, maka ia akan merasakan ketenangan dalam hidupnya. Ia tetap sibuk bekerja, namun tidak diperbudak harta atau pekerjaan. Ia tak pernah kuatir kehabisan rezeki, karena yakin dengan janji Allah. Upayanya adalah bekerja dengan sebaik-baiknya, sedangkan hasilnya tawwakal kepada Allah SWT.

Dalam Al-Quran, banyak ayat yang memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah SWT. Allah SWAT pun berfirman:

“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku janganlah ingkar.” (QS. Al Baqarah:152).

Dalam surat Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman : “Barang siapa yang bersyukur atas nikmatku kata Allah, niscaya aku akan menambahkan nikmat itu. Akan tetapi barang siapa yang kufur atas nikmat Ku kata Allah, maka azab ku sangatlah pedih.”

Inilah gambaran kehidupan orang-orang tua kita yang hidup tenang sebagai petani didesa. Setiap hari mereka bekerja di sawah, ladang atau kebun mereka. Kehidupan keseharian mereka sangat sederhana, namun dengan izin Allah SWT, mereka mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka dengan baik.

Semua itu lahir dari rasa syukur dan sabar, sehingga Allah SWT melimpahkan rezeki yang berkah.