Yusup Bachtiar

Guru Pendidikan Kewarganegaraan MAN 1 Bekasi - alumni UPI Bandung -pegiat pendidikan berbasis komunitas dan organisasi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kita Harus Merdeka !

Jikalau kita buka media sosial dan televisi pasti sering disajikan berita-berita seputar Kisruh politik, kasus korupsi, kriminal, masalah ketenagakerjaan, ekspansi bangsa asing ke Indonesia, terorisme dan radikalisme serta yang paling uptodate adalah penangan pandemic Covid-19 yang belum menemukan ujung kisahnya di negeri ini. Tentunya membuat kita sebagai bangsa ini prihatin dan miris. Bahkan bisa-bisa menimbulkan sikap pesimisme.

Di momen peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-76 ini seharusnya menjadikan kita semua warga Negara Indonesia termasuk para pemangku kebijakan untuk sama-sama introspeksi bersama. Bukannya saling menyalahkan tapi bertanya pada diri kita APA YANG SUDAH KITA LAKUKAN? Dan BAGAIMANA KEDEPANNYA?

Tentunya dari pertanyaan evalusi itu menjadi titik tolak untuk melaju atau mundur. Negara kita sudah dimerdekakan oleh para pejuang dan pahlawan bangsa. Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah mengisi kemerdekaan ini dengan banyak cara. Berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan ini.

Negara ini sudah lama mempunyai Dasar Negara yaitu Pancasila yang sudah lama disepakati oleh para pendahulu. Pedoman bernegara dan pandangan hidup bernegara. Lantas kita tidak perlu bingung untuk terus maju dan berjuang. Dari Pancasila kita sudah diajarkan untuk menjadi bangsa yang taat beragama, bangsa yang humanis, bangsa yang menjunjung keadilan, bangsa yang selalu mengutamakan persatuan dari pada permusuhan, dan tentunya dalam pengambilan keputusan selalu mengedepankan asas musyawarah atau kompromi. Pancasila bukan hanya sebatas jadi simbol bahwa Negara kita itu berideologi. Melainkan jadi cerminan berperilaku dan keteladanan sehari-hari.

Bangsa ini tidak perlu alergi dengan perbedaan pendapat karena itu sudah menjadi keniscayaan. Bangsa ini tidak perlu takut akan perubahan, karena kita sudah memasuki era globalisasi yang penuh dengan perkembangan IPTEK. Bangsa ini tidak perlu gemetar dengan berdatangannya warga asing ke Indonesia, karena itu adalah konsekuenis logis dari adanya globalisasi. Apa yang perlu kita lakukan?

Kita perlu berdamai dengan perubahan diantaranya dengan terus mempelajari perkembangan IPTEK. Bukan lagi sebagai penikamat dari IPTEK saja apalagi dikendalikannya, melainkan berpikir bagaimana mengendalikan IPTEK. Kita harus mempunyai prinsip Self Driving. Prinsip untuk mendobrak passenger mentality itu menjadi mental pengemudi atau driver, sehingga mereka menjadi lebih waspada, berinisiatif tinggi, berani mengambil langkah, lebih kreatif, dan lebih kritis. Begitulah prinsip yang pernah dikemukan oleh Rheynald Kasali seorang penggagas Rumah Perubahan. Bayangkan jika keunggulan jumlah penduduk Indonesia yang besar diimbangi dengan prinsip tersebut. Maka dimungkinkan akan memunculkan generasi-generasi pencipta karya bukan hanya penikmat karya. Temukan potensi diri kita melalui perkembangan IPTEK.

Selanjutnya adalah titik tekan bagi para pemangku kepentingan. Mereka adalah sosok di garda terdepan mengelola pemerintahan. Tentunya mereka harus sadar bahwa posisi yang mereka terima adalah amanah yang diberikan oleh rakyat Indonesia. Jargon ‘Saya Indonesia, Saya Pancasilais’ bukan semata untuk disodorkan ke masyarakat. Melainkan harus menjadi jubah keteladanan yang harus mereka tunjukan di kehidupan sehari-hari. Mengutip pernyataan Karim Suryadi “kata-kata akan lumpuh berhadapan dengan realitas fakta yang bertentangan. ”. Artinya keteladanan akan mengalahkan retorika-retorika indah yang diucapkan beribu-ribu kali. Sehingga penting bagi para pemangku kebijkan untuk memberikan contoh yang baik dihadapan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang dibuat harus benar-benar sesuai dengan tujuan nasional bangsa ini, bukan segelintir golongan atau partai politik saja. Jikalau hal ini diterapkan dengan sungguh-sungguh maka bisa saja partisipasi masyarakat dalam mendorong pembangunan Negara ini akan semakin tinggi. Tapi jika sebaliknya jika hal ini diabaikan maka akan muncul generasi-generasi pesimis dan pembangkang.

Tema peringatan hari kemerdekaan yang ke-76 “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” seharusnya menjadi momentum bersama-sama untuk terus maju dan berdaya saing. Bangsa ini sering gagal fokus karena selalu terfokus pada hambatan bukan pada tujuan yang sejatinya sudah dimiliki bangsa ini. Kita sudah dan bahkan harus bisa memerdekakan diri kita dari kebodohan dan kemalsan. Semoga Indonesia kedepannya lebih maju, adil dan sejahtera.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

17 Aug
Balas

Mantap tulisan kolomnya. Semangat literasi. Sudah like & follow

17 Aug
Balas



search

New Post