Zaenal Arifin

Praktisi pendidikan matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi. Hidup di https://www.facebook.com/zaenal.math IG: @zaenal.math TW: @Arifna2014...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Nadiem Makariem", Sahabat Saya

Diprediksi tahun 2030 sampai 2045 Indonesia mengalami bonus demografi, pasalnya mayoritas penduduk Negara Kita berada pada usia produktif (15-64 tahun). Jika prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 benar terjadi, maka populasi penduduk Indonesia tahun 2045 menembus angka 318,9 juta jiwa. Dan sekitar 208 juta jiwa akan menjadi pelaku utama bidang pemerintahan, pendidikan, sains, ekonomi, sosial, politik, industri, dan berbagai bidang lainnya.

Modal utama Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dinilai sangat menguntungkan di satu sisi. Di sisi lain jika tidak dikelola optimal akan menjadi bumerang. Justru menjadi beban bagi bangsa dan negara Indonesia sendiri. Kurikulum 2013 (K-13) merupakan salah satu upaya mengoptimalkan potensi tersebut. Diharapkan dalam implementasinya terus mengalami penyempurnaan, menyesuaikan tuntutan kebutuhan terkini, dengan tidak meninggalkan sesuatu yang lebih baik sebelumnya.

Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP), juga dalam rangka mengoptimalkan potensi yang dimiliki Bumi Pertiwi. Lebih lanjut, PBP diantaranya mengarah pada Gerakan Literasi Nasional (GLN). Lebih rinci lagi GLN diurai dalam Literasi Baca Tulis, Numerik, Sains, Finansial, Digital, serta Budaya dan Kewargaan.

Pada tataran proses belajar mengajar, GLN bersama dengan teknik pembelajaran abad 21 sudah diharapkan tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga pembelajaran oleh para guru diharapkan sudah menumbuhkan dan menguatkan Literasi, PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), dan Pembelajaran berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills). Goalnya peserta didik hasil pembelajaran tersebut memiliki akhlak karimah, kritis, kreatif, siap menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan zaman, bisa berkolaborasi dengan siapa saja, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak kalah pentingnya, peserta didik hasil pembelajaran tersebut tetap memiliki sikap nasionalisme yang tinggi dan mempertahankan serta melestarikan budaya lokal, yang diakui adiluhung. Sehingga tahun 2045, saat SDM produktif Indonesia sedang banyak-banyaknya, mampu membawa bangsa dan negara Indonesia menjadi terbaik dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Lalu apa yang harus dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selanjutnya? Apa tugas menteri baru sudah selesai, dirapel menteri sebelumnya? Sehingga tidak ada yang perlu dilakukan oleh Bapak Menteri dari kalangan milenial, Mas Nadiem Makariem.

Rasanya memberikan saran, ide kepada Beliau laksana nguyahi segara. Tentunya ada rasa sungkan, tidak enak hati. Namun pada tataran praktis insya Allah saya dan para guru lebih percaya diri, karena sudah terjun dalam dunia pendidikan lebih dahulu. Dan merujuk pada nama Beliau, perlahan namun pasti rasa sungkan itu pelan-pelan akan menyingkir. Nadiem atau Nadim berarti orang yang dapat dipercaya, juga bisa bermakna sahabat karib. Sedangkan Makariem atau Makarim bermakna mulia atau termulia.

Teringat sabda Rasulullah SAW, “Innama bu’itstu liutammima makarima al-akhlak.” Kurang lebih artinya, “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Sehingga anggap saja, saya dan Beliau laksana sahabat karib, saling memuliakan atau sedang jagongan, diskusi santai dalam rangka membicarakan pendidikan di Negeri Ini. Berusaha mencari treatment terbaik, termulia untuk pendidikan putra-putri bangsa, agar menjadi generasi termulia.

Sesuai dengan bidang keahlian Beliau, saya bertanya adakah aplikasi atau bisakah dibuatkan aplikasi data guru dan karya guru yang terpadu? Terkait dengan karya ilmiah guru dan dosen. Misalkan menghubungkan Badan Kepegawaian Nasional atau Daerah, Kementerian PAN RB dengan penerbit, perpustakaan nasional atau daerah, dan lain-lain. Sehingga nilai angka kredit guru dan dosen secara otomatis terkaver. Aktivitas guru dan dosen membuat karya ilmiah, buku, dan lain-lain langsung ter-update sehingga kenaikan pangkat dan golongan ruang guru otomatis dapat terlaksana dengan baik. Selain itu usaha-usaha kotor para penjahit karya tulis dapat tereliminasi secara otomatis.

Dimafhumi bersama kemampuan literasi siswa Indonesia masih lemah, setidaknya menurut hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA). Salah satu usaha meningkatkan kemampuan literasi tersebut dengan menerbitkan buku-buku karya siswa sendiri. Biaya penerbitan buku masih terasa berat bagi para siswa dan orang tua atau walinya. Adakah anggaran di Kemendikbud yang dapat memotivasi (mem-push up) siswa menulis dan menerbitkan bukunya sendiri? Ya minimal Satu Siswa Satu Buku (Sasisabu) selama usia sekolah.

APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) melaporkan hasil surveinya setiap tahun. Salah satu yang mencengangkan, 70% pengguna internet adalah anak usia sekolah. Aktivitas internet anak-anak, mayoritas pada sosial media dan hiburan. Dan lebih patut menjadi perhatian, durasi mereka berinternet rata-rata enam jam setiap hari. Aplikasi bimbingan belajar online saat ini masih berbayar. Adakah atau bisakah dibuatkan aplikasi bimbingan belajar online baik bimbingan mata pelajaran atau bimbingan tulis-menulis cerita pendek, puisi, novel, dan sebagainya yang gratis? Dengan motivasi, pada tahapan berikutnya karya-karya yang terpilih diterbitkan secara gratis. Saya yakin dengan cara seperti ini literasi siswa Indonesia akan meningkat drastis.

Masih disayangkan, belum semua pemangku kebijakan pendidikan hobi membaca dan menulis buku. Sehingga ketika berbicara tentang literasi baca tulis misalnya menjadi hambar. Karena dimaklumi bersama, “Teladan lebih baik daripada ucapan.” Jika para pemangku kebijakan pendidikan tidak memberi contoh koleksi bacaan dan tulisan bukunya, tentu kurang mantap menginstruksikan para guru untuk membeli dan menulis buku. Itulah pertanyaan-pertanyaan saya terhadap Mas Nadiem dalam jagongan kali ini. Semoga berkenan dan bermanfaat. (*)

Biodata Penulis:

Zaenal Arifin, lahir dan besar di Banyuwangi-Jawa Timur. Ia mengikuti pelatihan menulis MediaGuru Writng Camp X Surabaya tahun 2018, aktif menulis di Harian Jawa Pos Radar Banyuwangi, dan sudah menerbitkan beberapa buku. Saat ini, penulis diberi amanah menjadi guru matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi dan menjabat Ketua MGMP Matematika SMP Banyuwangi (2016-2020). Penulis bisa dihubungi via surel: [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren...

31 Oct
Balas

Terima kasih sudah mampir.

31 Oct

Bagus Pak. Semoga bisa dikabulkan Sukses dan salam literasi

01 Nov
Balas

Bagus Pak. Semoga bisa dikabulkan Sukses dan salam literasi

01 Nov
Balas

Bagus Pak. Semoga bisa dikabulkan Sukses dan salam literasi

01 Nov
Balas

Bagus Pak. Semoga bisa dikabulkan Sukses dan salam literasi

01 Nov
Balas

Bagus Pak. Semoga bisa dikabulkan Sukses dan salam literasi

01 Nov
Balas

Terima kasih Bu Anik sudah mampir. Semoga kesuksesan meliputi kita semua. Salam literasi!

01 Nov

Barakallah. Salam kenal pak Zaenal arifin. Saya juga guru matematika. Mau belajar banyak dengan bapak.

30 Oct
Balas

Salam kenal juga Bu Safinah Azmir. Alhamdulillah teman seprofesi, semoga perkenalan membawa berkah.

30 Oct

Mantul pak.....

31 Oct
Balas

Terima kasih motivasinya.

31 Oct

Waah mantap...keren...teruslah Menulis.... Semoga sukses selalu... Aamin yra

31 Oct
Balas

Terima kasih atas motivasi B. Murni Asih. Semoga sehat wal afiat dan sukses selalu.

01 Nov

Juara ini mah

30 Oct
Balas

Terima kasih sudah mampir Pak Bos

30 Oct

Bagus sekali masukanya,mudah2an mas Nadiem membaca media ini,biar banyak tahu aspirasi guru,sprang pemimpin Dan pengambil kebijakan yg baik harus tahu banyak permasalahan Dan untuk dijadikan bashan pengambil kebijakan,apalagi masalah pdd bukan hal yg simple untuk diselesaika,perlu tahu akar oermasalahan yg mendasar.

30 Oct
Balas

Terima kasih B. Ilda Peliana telah mampir dan mengapresiasi tulisan saya. Semoga pendidikan Indonesia semakin jaya.

30 Oct



search

New Post