Zaenal Arifin

Praktisi pendidikan matematika di SMPN 1 Bangorejo-Banyuwangi. Hidup di https://www.facebook.com/zaenal.math IG: @zaenal.math TW: @Arifna2014...

Selengkapnya
Navigasi Web
Volunteer Manula

Volunteer Manula

Sebuah Kisah[Kang J]Siang itu, pertengahan Bulan Juni 2015. Aku dan temanku menyusuri Kota Melbourne. Tantangan, dapat challenge dari dua dosenku. Menyusuri dan mencari beberapa fasilitas umum. Indikator juaranya, yang tercepat dan ada barang bukti. Berupa benda, foto, video aktivitas di bangunan fasilitas umum tersebut.Berjalan cepat, berlari, naik turun tram, yang terpenting segera terselesaikan tantangannya. Menarik kisah perjalanan tersebut, namun mohon maaf tidak aku ceritakan semuanya. Cukup satu hal unik, yang tidak kujumpai di negara lain.

“Memangnya kamu sudah pergi ke mana saja?”

“Yeah, masih Indonesia dan Australia, hahaha….”

Tantangan pertama, aku dan dua orang teman harus menuju pusat Kota Melbourne. Menuju bangunan besar bertuliskan “The Biggest Origin Ever, Coming to Melbourne.” Gedung ini adalah pusat informasi bagi wisatawan, atau siapapun yang membutuhkan informasi tentang Ibu Kota Negara Bagian Victoria tersebut.

Aku bertemu para manula. Hah!

Kebanyakan para perempuan usia lanjut. Jika di Indonesia mungkin berkumpul di Pantai Jompo. Para pensiunan, bisa dikatakan seperti itu. Umur mereka, aku perkirakan lebih dari enam puluh tahunan.

Mengapa mereka di pusat informasi?

Volunteer, sukarelawan. Mereka menyediakan dirinya untuk dengan senang hati memberikan informasi kepada siapapun. Saat itu, seragam mereka merah. Apakah setiap hari merah? Sayangnya aku tidak bertanya pada mereka.

Tidak hanya di gedung tersebut. Di tengah-tengah keramaian pusat Kota tersibuk kedua di Australia, dapat dengan mudah kita jumpai volunteer. Khas, memakai topi lebar, celana panjang, baju rapat, dan jaket. Padahal banyak orang memakai celana pendek, kaos you can see [yap, Kamu dapat melihat ketiakku, upz].

Selalu membawa tas pinggang berisi peta Kota bagian selatan Australia tersebut dan beberapa informasi. Tangannya membawa peta dan jadwal perjalanan kereta api, tram, juga bus. Senyum selalu tersungging di bibir mereka.

Ramah, telaten, menunjukkan arah di peta juga arah di alam nyata. Menawarkan untuk mengambilkan gambar bagi para wisatawan.

Ah, jadi ingin kembali ke sana. Suatu saat, entah kapan. Jika ada takdirnya. Amin (*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kenangan yang tak terlupakan

07 Apr
Balas

Ya, ingin kembali lagi, hehehe....

08 Apr



search

New Post