Zaidatul Rahmayanny, S.Pd, M.AP

Saya seorang guru Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di SMPN 21 Batam. Menamatkan Sekolah Dasar di SDS Yayasan Bahtera Dwipa Abadi PT RSUP, Pulau Burung. SMP d...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERDAMAILAH WAHAI HATI! Lanjutan Part 3
https://nusagates.com/gambar/kartun-vespa-romantis/

BERDAMAILAH WAHAI HATI! Lanjutan Part 3

Wajah Shanum mulai berubah akibat menunggu terlalu lama tanpa kabar dari Amar, ia memutuskan jika 15 menit lagi Amar tidak datang ia tidak akan mau lagi pergi bersama Amar. Menunggu dan ditunggu itu sesuatu yang sangat dibenci oleh wanita ini.Baru saja Shanum hendak mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah, tiba-tiba suara motor berhenti tepat didepan rumahnya. Sebenarnya Shanum enggan sekali untuk keluar karena moodnya sudah rusak tapi ia juga berharap kalau itu Amar. Shanum mempercepat langkahnya untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang, dan benar setelah pintu dibuka ternyata Amar sudah berdiri didepan pintu sambil mengucapkan salam.

“Assalamualaikum” di ucapkannya dengan raut wajah yang begitu adem yang membuat Shanum hampir saja lupa kalau ia sedang kesal dengannya. Perasaan Shanum semakin tak karuan ketika melihat Amar melemparkan senyuman padanya.

“Walaikumsalam” jawab Shanum dengan ketus, seolah memberi isyarat bahwa ia sedang marah.

“Maaf dik membuat kamu menunggu terlalu lama, tadi motor saya putus rantainya terus mau menghubungi kamu ponsel saya ketinggalan dirumah. Jadi saya ke bengkel dulu setelah itu saya pulang kerumah mengambil ponsel saya, maaf ya dik”.

Amar terus saja mengulang kata maaf pada Shanum, bagaimana wanita ini tidak luluh, belum ditanya alasan kenapa terlambat Amar sudah menjelaskan panjang lebar.

“Ia, Shanum sudah menunggu sangat lama, Shanum kira abang tidak akan datang, hampir saja Shanum memutus untuk tidak pergi dan tidak akan mau lagi pergi sama abang”. Jawab Shanum yang ingin meluapkan apa yang ia rasakan.

“ Ia, sekali lagi saya minta maaf ya, mana mungkin saya tidak datang jika saya sudah janji dengan seseorang apa lagi orang itu penting buat saya”.

Oh Tuhan, ada keberanian apa Amar mampu mengucapakan kata-kata itu, pikir Shanum dalam hatinya. Wajah Shanum tiba-tiba memerah seperti kelebihan memoles blush on ke pipinya. Perasaan Shanum semakin tak bisa terkontrol, ia merasa begitu malu,gugup dan perasaan apalagi yang ia sendiri tak mengerti.

“Ayo kita berangkat sekarang ntar keburu kesorean lagi!”. Shanum mengalih pembicaraan untuk mengontrol perasaanya agar tidak ketahuan, ia selalu pandai untuk bersikap elegan.

“ Ya sudah, ayo,”

Shanum mengunci pintu rumahnya dan segera menaiki motor Amar dan mereka berlalu pergi.

Ini sudah lampu merah kedua yang Shanum dan Amar lewati, tapi diantara mereka taka da yang membuka pembicaraan, diam seribu bahasa. Ini adalah pertemuan kali kedua mereka yang pergi tanpa membawa teman, biasanya mereka bertemu dengan membawa teman masing-masing. Shanum menjadi kikuk, ia mencoba untuk mencairkan suasana dengan mengajak Amar mengobrol santai, mulai dari hal yang tidak begitu penting sampai hal yang sangat tidak penting ia tanyakan asal Amar suasana cair dan perjalanan tidak terasa lama.

“Kita mau ke mana bang?” Tanya Shanum penasaran karena ia tidak tau kemana tujuan Amar.

“ Ke sesuatu tempat yang bisa saya temukan barang yang ingin saya cari, kamu jangan takut saya tidak akan mencuri kamu, karena kata teman kamu, kamu makannya banyak jadi mana sanggup saya mencuri kamu”.

Shanum semakin bingung dengan lelaki yang memboncengnya itu apakah benar-benar Amar, karena Amar tidak segampang itu mengeluarkan kata-kata receh menurut Shanum. Hari ini Amar benar-benar menjadi sosok yang baru dan aneh dimata Shanum. Ah tapi ya sudahlah pikir Shanum mungkin Amar belajar menjadi lelaki yang tidak kaku beku.

Setelah melewati perjalan sekitar 35 menit sampailah Shanum dan Amar di sebuah Mall. Mereka memilih memarkirkan motor di parkiran luar gedung agar mudah nanti saat pulang tidak mengantri untuk keluar karena mall yang mereka kunjungi ini selalu ramai pengunjung apalagi akhir pekan sehingga selalu saja membutuhkan waktu yang lama untuk keluar jika memarkirkan motor diparkiran dalam gedung. Mereka menelusuri lorong underground sampai akhirnya menemukan lift. Sesampai dilantai satu Amar mengajak Shanum menuju arah sebelah kiri, yang mana disitu terdapat toko-toko pakaian dan perhiasan.

BERSAMBUNG…….

Besok lagi ya J

Zaraya

Batam, 15 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow pakaian dan perhiasan

16 May
Balas

Hahaha, keinginan perempuan banget ya bun :D

17 May



search

New Post