Gersang
Hanya kata yang mampu kurenda
Hanya diksi yang bisa tersaji
Hanya imaji yang mau mengerti
Hanya imajinasi yang sudi memahami
*************************
Entah sampai mana hatiku menyapa
Entah berapa lama rasa ini bisa bertahta
Entah sampai kapan sakit ini akan bertahan
Entah aku atau kamu, hanya waktu sang penentu
*************************
Aku akan pasrah pada rembulan yang memerah
Aku hanya bisa tenggelam dalam mukena malam
Aku hanya mampu mengadu saat kualunkan kalam-Mu
Aku hanya tahu betapa gersang hatiku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kurenda, kualunkan = DITULIS SERANGKAI. Sujud bersama setangkup doa kan mampu menyejukkan kegersangan jiwa fana. Keren puisinya, Bunda. Izin follow ya...
Terima kasih, Bunda, koreksinya....Terima kasih, follownya .....
Keu tak tahu Say...! Keren salam Literasi skss ya!
Terima kasih, lanjutannya, Bunda. Salam literasi. Siap skss!
Siip Bu mantap bagus lanjut salam sukses selalu
Terima kasih, Bu Rini. Sukses juga untuk Ibu.
Keren sekali puisinya Bu. Sukses selalu dan ditunggu tulisan2 berikutnya.
Terima kasih, Bapak. Insyaallah.....
Puisi yg indah Bu Zaimatun
Terima kasih, Bapak... Salam santun...
Nah. Kdg2 kita ngerasa seperti ini ya Bu. Gersang. Saat penat melanda. Kudu segera balik kanan gerak ngadep barat..
Balik kanaaaaan gerak. Siap menghadap ke barat.
Keren sekali Bu Zaim
Terima kasih, Bu Nia....
Mantap Bu
Terima kasih, Bunda.
Tetaplah menulis dengan cinta sahabat.
Terima kasih, Bapak. Salam santun.