Pada Rinai Aku Berandai
Sepekan kian menekan,
sebulan berlalu kian membiru.
Mampukah setahun merekah,
hingga binar kian memancar,
membias menghiasi sasana gersang ini
*************************
Pada hujan kutuangkan pesan,
lewat dedaunan yang nyata t'lah basah oleh tetesnya.
Aku mau bayangmu pada jernih rinai itu,
agar sapa kita saling sua, dan geletar ini tak terasa sendiri.
****************************
Entah berapa cawan lagi harus kuteguk jeruk panas ini,
agar tebing-tebing hati tak terasa dingin lagi.
Atau mungkin harus berakhir,
agar bulir-bulir ini tak mengalir lagi.
Padamu, rinai, aku hanya mampu berandai.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siip mantap lanjut salam sukses
Terima kasih, Bu Rini. Sukses juga untuk Ibu.
Keren bunda. Sukses selalu buat bunda. Salam literasi dan salam kenal.
Terima kasih, Bunda. Sukses dan salam literasi.
Keren sukses selalu
Terima kasih, Bunda. Sukses juga untuk Bunda dan keluarga.
Keren sukses selalu
waaaaaaaaaaaahhhhhhhh... juuoooossss bu zaim
Terima kasiiiiiiiiiiihhhhh...... Bu Nina.