Reuni
Senja menyapa kita.
Malam mengelam tenang.
Esok pagi mawar berseri sambut mentari.
***********
Rembulan dalam genggamanmu.
Gemintang sinari auramu.
Mahkota tetap bertahta.
************
Sapa tanpa suara.
Canda tanpa semuka.
Reuni ini tak kan terganti.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang bagus. Sedikit krisan, bu. Sebaiknya pada tiap akhir larik, tidak usah pakai tanda titik bu. Terima kasih
Terima kasih, Bapak....
Sama ,aku juga pingin kyak Bunda Zaim...Tpi blum bisa...hhh
Apanya....
MasyaAllah..indahnya bunda pisinya.sukses selalu.salam literasi
Terima kasih, Bunda. Salam literasi.
Sampai sekarang sy blm bisa buat puisi dg pilihan kata spt yg jenengan buat, gk paham, payah ya bu... He.. He..
Menurut penafsiran njenengan bagaimana? Puisi tersebut, maksud saya.
Wah.. mantap
Terima kasih, Bunda. Salam santun.