Zainul Abidin

Pengajar yang masih mencari jati diri...

Selengkapnya
Navigasi Web
Putri dan Cintanya yang Hilang

Putri dan Cintanya yang Hilang

Tantangan hari ke-20

#tantangangurusiana

Putri, gadis berparas manis dengan hidung mancung berkuli eksotis dibalut dengan senyuman yang selalu menebar keceriaan merupakan anak kelas XI SMA Mahardika. Saat kelas 5 SD dia sudah ditinggal oleh ayahnya yang saat itu jadi salah satu korban kecelakaan maut bus antar kota antar provinsi jurusan Bandung Surabaya. Sepeninggal ayahnya praktis Putri tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari sosok ayah seperti teman-teman sekolahnya. Putri adalah anak nomor dua dari dua bersaudara, kakak Putri saat ayahnya meninggal masih sekolah kelas XII di SMK jurusan mesin.

Dimas Putra Kakaknya Putri saat ini sudah bekerja di bengkel mobil, dia mempunyai posisi yang cukup tinggi yaitu sebagai supervisor. Dimas enam bulan yang lalu menikah dan sekarang tinggal di rumah mertuanya. Sekarang, Putri tinggal berdua bersama ibunya. Untunglah ayah putri semasa hidupnya adalah seorang PNS sehingga setiap bulan Bu Emi orang tua Putri masih menerima uang pensiun yang bisa digunakan biaya hidup sehari-hari dan membiayai sekolah putri.

Setiap hari putri berangkat sekolah naik sepeda Polygon yang dibelikan kakaknya,”Ibu…. Saya berangkat sekolah assalamualaikum” Putri pamit kepada ibunya yang sedang membersihkan halaman rumah sederhananya. “Hati-hati nak ya… kalau sudah waktunya pulang ya langsung pulang” Bu Emi berpesan kepada anak perempuan satu-satunya, Bu Emi menatap punggung putri cantiknya yang perlahan hilang di ujung pertigaan depan rumahnya, sambil memandang baying-bayang Putri yang hilang perlahan dada Bu Emi berdegup lebih kencang merasakan betapa bahagianya bila anak perempuan satu-satunya tersebut bisa merasakan kasih sayang seorang ayah. Selepas membersihkan halaman rumah, Bu Emi melaksanakan kegiatan rutin setiap pagi yaitu sholat Dluha.

Jarak 300 meter dari rumah, Putri berhenti di depan rumah Aurel, seperti biasa dua sahabat sejak SD ini berangkat sekolah bersama-sama, “Aurel…. Ayo cepat udah jam tujuh kurang sepuluh menit…” Putri berteriak pada Aurel yang masih berada di halaman samping rumahnya. “Iya ya… tunggu bentar….” Jawab Aurel dengan sedikit cemberut sambil menaiki sepedanya. “Kamu ini takut telat apa ingin segera bertemu dengan Zaki si pangeranmu itu sich…” Aurel bertanya dengan nada agak cetus setelah mereka melakukan cipika cipiki di pinggir jalan desa mereka. Putri menjawab omelan sahabatnya itu dengan senyuman.

Jam tujuh kurang dua menit Putri dan Aurel memasuki gerbang sekolah, sejenak kemudian dari belakang mereka di kagetkan dengan suara gas sepeda Ninja warna hijau milik Zaki. “Hooiii Zaki…. Awas kamu ya….” Aurel kaget dan sepontan berteriak kepada Zaki, Putripun tersenyum sambil tertawa kecil kepada Aurel. “Tuh… si pangeranmu selalu buat ulah” Aurel bergumam kepada Putri.

Setelah memarkir sepedanya, Putri dan Aurel bergegas jalan ke kelas karena bel tanda dimulainya jam pelajaran pertama sudah dimulai. Saat berada di depan kelas XI-IPA. Putri dan Aurel bertemu dengan Zaki, Zaki menyapa Putri “Selamat pagi putri cantikku….” Dengan tersipu malu Putri menjawab sapaan Zaki, “apaan sih kamu…. Ngerayu di depan orang banyak… malu tahu…”. “Cieeee cieeeee rayuan gombal keluar… pasti ada maunya nih…” aurel nyeletuk percakapan temannya itu. “Heiii kamu diam aja bisa gak…” Zaki memperingatkan Aurel yang ikut-ikutan bicara, “mana mungkin bisa diam aku… kalau tidak ada……” sebelum Aurel selesai bicara Zaki langsung memotong ucapan Aurel “uang tutup mulut gitu… maksudmu?”. “yaaa… udah tahu gitu kok….” Aurel langsung menjawab ucapan Zaki.

Aurel dan Putri duduk bersebelahan di kelasnya sedangkan Zaki tempat duduknya tepat berada di belakang Putri. “Put… kamu sudah mengerjakan PR Matematika hari ini belum?” Tanya Zaki kepada putri. “ya sudah lah…. Emang kayak kamu jarang ngerjain PR?” Putri menjawab pertanyaa Zaki sambil sedikit mengejek Zaki yang memang sering minta bantuan Putri dalam mengerjakan PR. “Put tolong yach… pliiiisss PR ku kerjakan yah,,,” Zaki memohon kepada Putri agar PR-nya dikerjakan. “Ya iya….. nanti kukerjakan” jawab Putri dengan sedikit manja.

Jam kedua sudah habis, sambil menunggu guru berikutnya masuk kelas, Putri mengejakan PR milik Zaki, Zaki pindah duduk di sebelah kanan Putri yang kebetulan si empunya kursi Aurel sedang keluar ke toilet. Putri mulai menyalin PRnya ke buku Zaki, Zaki melihat jari Putri menggerakkan penanya di atas kertas putih, jari lembut tersebut terus bergerak dari kiri ke kanan baris demi baris. Zaki terus melihat tangan Putri sampai tidak perhatian kalau PR yang dikerjakan Putri sudah selesai, “Zaki… kamu melamun yaa, kok bengong gitu?” Putri menegur teman spesialnya tersebut. “ehh… gak Put gak apa-apa, udah selesai ya…? Makasih ya..” Zaki terkejut dan gugup saat tiba-tiba Putri menghentikan lamunannya.

Ting tung….. Jam istirahat pertama dimulai, suara bel tanda waktu istirahat, tampak siswa mulai menuju kantin sekolah, terlihat ada enam kantin berjejer di komplek kantin sekolah SMA Mahardika. “Put makasih ya… kamu mau ngerjain PRku lagi, kamu itu udah cantik, baik, pinter lagi” Zaki memuji Putri yang ada disampingnya sambil berjalan ke kantin, “sebagai rasa terima kasihku hari ini kamu kutraktir makan di kantin ya…” Zaki menawari Putri untuk makan bersama di kantin. “Oke deh, makasih ya atas traktirannya, tapi besok-besok kamu harus mengerjakan PR sendiri ya..”

“Put kamu itu sangat cantik, rasanya ingin selalu dekat denganmu, tanpa kamu kurasakan seperti hidup di tengah luasnya hutan belantara” Zaki kembali mengeluarkan kata-kata romantis kepada kekasihnya, Putri. “Ahhh.. bosan ah… kamu itu selalu ngegombal” Putri mengimbangi obrolannya dengan Zaki sambil makan bakso. Sejujurnya Putri selama dekat dengan Zaki ada sesuatu yang berbeda, dia merasakan kasih sayang yang selama ini tidak dirasakan olehnya, mungkin ini dikarenakan sejak kecil Putri jarang mendapat kasih sayang seorang ayah. Putri merasa ada ketenangan tersendiri saat dekat dengan Zaki.

Minggu malam ibunya Aurel datang ke rumah Putri guna titip surat ijin karena Aurel sakit. Besok berarti Putri harus berangkat sekolah sendiri, Putri jadi agak malas juga bila harus berangkat sekolah sendiri. Puti mencoba untuk melakukan panggilan WA ke Zaki “Zak…. Kamu besok bisa jemput aku ndak? Besok Aurel gak masuk, aku males kalau harus berangkat sendiri” Putri sangat berharap Zaki mau bareng dengannya. “Oh.. iya Put siap siap… besok sku jemput jam 6.30 ya???” Zaki mengiyakan permintaan Putri, Putripun senang mendengar jawaban dari Zaki.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post