Zainul Wasilah

Guru di SMAN 1 CERME GRESIK. Mendidik tidak sekedar mengajar. Tapi mendidik dari hati dan melihat bahwa setiap anak adalah memiliki keunikan yang harus ki...

Selengkapnya
Navigasi Web
(42) Evaluasi Diri

(42) Evaluasi Diri

Oleh. Zainul Wasilah,S.Pd .

Kesempatan waktu hari libur adalah, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebagai ibuvrumah tangga. Pekerjaan rutin adalah menyelesaikan cucian baju kotor. Selanjutnya,mengembalikan lagi menjadi tumpukan baju yang tapi, dan di masukkan ke almari.

Kali ini, cucian baju kotor, tidak begitu banyak, karena yang masih pertemuan tatap muka,hanya si kecil. Untuk kedua kakaknya, masih pembelajaran Daring. Sehingga tidak perlu ganti- ganti seragam. Menjadi kegelisahan tersendiri, jika baju seragam anak-anak belum diselesaikan.

Pagi ini, ada rencana dengan si kecil, untuk pergi ke Gresik. Tujuannya adalah membeli rok ( bawahan) untuknya. Kebetulan,u rok warna hijau ( seragam), agak sedikit pendek.

Selesai belanja di toko, yang memang khusu menjual pakaian seragam sekolah, kami menuju ke masjid. Karena waktu telah memasuki untuk menunaikan sholat dluhur.

Karena saya sedang halangan, saya hanya duduk di sekitar beranda masjid. Seorang ibu muda menjajakan martabak dan tahu fantasi. Sayapun membelinya 5 biji. Untuk satu biji, dihargai Rp. 2.500. Saya serahkan uang sebanyak Rp. 12.500,.

Tak lama, kemudian terlibat percakapan. Dari cerita penjual martabak itu, dia menceritakan tentang suaminya yang sedang proses penyembuhan dari gagal ginjal. Sambil menunggu pengobatan suaminya, dia menyempatkan untuk membuat makanan itu, untuk menyambung kehidupannya.

Untuk sejenak, saya hanya diam. Merenungkan nasib yang dialami penjual itu. Ketika saya tanya, untuk kos tiap bulan, dia harus mengeluarkan Rp. 500.000,-., Satu kamar dengan ruang masak yang berada di luar.

Sungguh, perjalanan hidup yang begitu menyedihkan. Dibalik kehidupan yang dijalani setiap orang, masing- masing harus bisa menikmati kehidupan yang dihadapinya. Berjuang untuk mempertahankan hidup, dan menerima takdir. Kesempurnaan hidup, tidak akan tercapai kalau hanya dengan berpangku tangan. Melangitkan doa adalah sebuah kewajiban. Sebesar apapun kesulitan yang kita hadapi. Itulah yang harus kita lalui.

Rumahku, 19. Pebruari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang luar biasa

19 Feb
Balas

Sangat menginspirasi bunda. Luar biasa

19 Feb
Balas

Alhamdulillah Barakallah, tulisan yang sangat inspiratif ibu. Sukses selalu. Salam literasi.

19 Feb
Balas



search

New Post