Seorang perempuan yang ditinggal mati jodohnya, menjadi kesedihan yang amat sangat. Kesediahn karena sebagai sosok tulang punggung dalam keluarganya.

Menjadi hal yang egois bagi setiap perempuan dalam hal kehilangan, merasa masa depannya hancur. Kesedihan yang tidak bisa dibayangkan oleh orang lain. Wujud tumpahan air mata menjadikan sosok perempuan itu kelihatan sangat rapuh.

Tetapi, ada juga sosok perempuan yang selalu tegar, dengan keadaan. Mencoba bangkit untuk menggantikan posisi sang suami. Walau terkadang, kesedihan itu masih tetap ada dalam dirinya.

Melihat kebutuhan yang terus berjalan, anak- anak yang masih membutuhkan orang tuanya, menjadikan seorang perempuan itu tegar. Berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan dalam keluarga.

Pelajaran hidup yang terus menjadikan sebuah kesadaran. Bahwa suami isteri harus saling mendukung. Tidak bisa diserahkan suami saja, istripun harus berperan dalam rumah tangga. Begitu juga sebaliknya, suami tidak boleh mengandalkan uang isteri, walaupun isteri bekerja. Tetap, harus memberikan nafkah sesuai dengan kemampuan.

Apalah daya, jika rumah tangga diserahkan oleh salah satunya, maka tunggulah rumah tangga itu menjadi hancur. Hal kecil yang paling utama adalah, dengarkan saja apa keluhan isteri, jika isteri sedang mengeluh. Satu kata saja yang keluar dari suami, isteri mempunya sejuta jurus untuk menjelaskan ke suami.

Salam literasi.