Zakiah Husni Ramadhani

Ibu Rumah Tangga. Pemerhati Pendidikkan. Fokus didik diri. Peduli Ibu Bahagia....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjelaskan Konsep Pahala kepada Anak (Seni Menyederhanakan Bahasa)

Menjelaskan Konsep Pahala kepada Anak (Seni Menyederhanakan Bahasa)

Mengajarkan agama kepada anak adalah kewajiban bagi setiap orang tua, terutama bagi seorang muslim. Orang tua wajib mengenalkan anak dengan Penciptanya yaitu Allah SWT sekaligus cara beribadah kepada-Nya. Dengan ditanamkannya nilai nilai agama sejak kecil, diharapkan anak dapat menyerap dan mempraktekan berbagai kebaikan dan kelak dapat menuntun anak menjadi pribadi yang taat, beriman dan bertaqwa.

Pada dasarnya, setiap anak memiliki keingintahuan yang tinggi akan banyak hal, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan agamanya, seperti “Allah ada dimana sih? Allah itu laki-laki atau perempuan? Umat itu apa? Kenapa sih harus solat?” Disinilah kesempatan bagi orang tua untuk memasukkan nilai nilai keislaman. Di momen-momen seperti itu orang tua dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dengan jawaban yang tepat, namun dengan bahasa sederhana agar mudah dimengerti oleh anak. Bukankah memang tujuan dari setiap nasehat atau pembelajaran adalah sampai kepada orang yang diajarkannya. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 63 yang artinya : “Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.

Contoh dalam menjelaskan konsep pahala. Biasanya, anak lebih senang mendengar konsep hadiah/kado daripada pahala. Padahal hadiah dan pahala mempunyai makna yang sama yaitu “reward”. Jadi orang tua bisa menambahkan kata pahala dengan kata hadiah. Misalnya, yuk ikutan beres beres rumah yuk/ ngaji yuk, biar dikasih pahala, biar dikasih hadiah sama Allah. Allah kan maha kaya, punya langit, punya matahari dll, jadi pasti hadiah buat kita nya juga pasti istimewa”

Contoh lain saat mengajarkan anak tentang sholat. Selain mengajarkan gerakan dan bacaan shalat, kita juga mesti mengajarkan tentang khusyuk dalam sholat. Shalat itu hakikatnya komunikasi dengan Allah. Jadi ketika anak bertanya Sholat itu apa sih? Kita bisa menjawab Sholat itu berdo’a ke Allah, sholat itu kita ngomong sama Allah.

Itu hanya beberapa contoh saja dari sekian banyak pertanyaan anak. Pada intinya, menjelaskan apapun mesti dimulai dari hal-hal yang bisa terjangkau oleh pikiran dan perasaan anak, serta menggunakan bahasa yang dimengerti oleh anak-anak. Dalam istilah sunnah disebutkan : “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar intelektualitasnya, ilmunya dan bahasanya (kaumnya)”

Karena lawan bicara kita adalah anak-anak, maka kita sebagai orang tua yang harus berusaha masuk ke dunia anak-anak, memahami cara berpikir mereka, untuk dapat memasukkan nilai nilai yang ingin kita ajarkan, terutama nilai nilai keislaman. Sebagaimana para Rasul terdahulu pun menyampaikan firman-firman Allah dengan bahasa kaumnya. “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (Q.S.Ibrahim: 4). Dengan begitu, komunikasi dan penyampaian nasehat akan efektif dan membuat anak menjadi paham.

Semoga Allah selalu melindungi dan membimbing kita agar selalu berada di jalan-Nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Agar anak lebih mudah memahami nggih..Siip Bu.. salam literasi

30 Jan
Balas

Salam literasi Bu Anita.. terimakasih sudah mampir..

30 Jan
Balas



search

New Post