Remedi Zona 8 Berkegiatan Bersama Keluarga

Hari ke-3. Senin November 2023

Berkolaborasi dengan Kakak Urusan Domestik

Pekan ini kakak pulang dari kota Padang tempat dia menimba ilmu karena memang taka da jadwal kuliah. Fathimah tentu paling senang karena dia bermain sepuasnya dengan kakak. Ummi tentunya juga senang karena ada teman untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan berbagi tugas dalam banyak hal.

Pagi Ahad, ummi berpesan ke kakak.

“Kak, pagi ini ummi akan beberes rumah, kakak bantu membeli sarapan pagi ya, sekalian bersepeda dengan Fathimah. Dia sudah lama tidak berolah raga sepeda ke Payakumbuh Bugar. Kalau kakak mau bantu ummi sekalian belanja sambal untuk kakak bawa ke Padang nanti.

“Beli sarapan aja dulu Mi, nanti belanjanya!”, jawab Muthiah

“Boleh, belilah sarapan, ambil uang di kamar umm!” kata ummi.i

“Ya, Mi, kami berangkat ya!” kata Muthiah yang langsung mengambil sepeda dan membonceng Fathimah.

Ummi pun berkutat menyapu rumah lanjut ke halaman. Tidak beberapa lama setelah itu Muthiah sudah kembali dengan membawa beberapa bungkus sarapan. Ummi sengaja meinta kakak untuk belanja sarapan agar bisa menyelesaikan pekerjaan rumah.

“Ayo, sarapan Mi!” kata Muthiah.

“Sebentar, tanggung nih, kakak lanjut saja sarapan dengan Fathimah!” jawab ummi. Abi sedang main bulu tangkis di komplek perumahan, tak jauh dari rumah kami. Ini jadwal rutin untuk berkumpul bersama teman-temennya di komplek, sekalian silaturahim dan bermasyarakat.

“Mi, kami sudah sarapan, kami pergi belanja lagi ya, apa yang mau dibeli MI!”

“O, ya, nanti beli dendeng I kg ke tempat Ni El, kentang cingkaring 2 kg, sayur dan tempe. Kalau tidak ada kentang cingkariang coba cari ke pasar Ibuah. Tambahan ikan rayo kecil-kecil untuk bekal Fathimah besok tapi belinya di tempat Yudi karena di sana ikannya masih hidup dan segar-segar. Ambil uang sekitar 300-an ribu!’ kata ummi menjelaskan. Agak repot memang belanja di tiga tempat, karena amak-amak memang banyak pilihan dan belanja dengan kriteria tersendiri, biarlah capeksedikit asal belanjanya puas, he he.

Akhirnya berangkatlah Muthiah dengan adiknya pergi belanja. Memang anak-anak lebih senang jadi mentri luar negeri, urusan keluar menyenangkan bagi mereka, sementara ummi lebih senang jadi mentri dalam negeri, malas keluar apalagi jika sudah terpasang baju dinas favorit yaitu daster buluk yang sudah banyak pintu anginnya. Ayo, siapa yang samaan dengan ummi.

Ummi pun kembali berkutat di tiga ranah yaitu dapur, sumur Kasur. Tambahan satu lagi urusan cuci kendaraan termasuk agenda wajib setiap hari libur. Benar-benar jadi mak-mak super ummi hari ini. Makanya senang sekali kakak bisa pulang akhir pekan, bisa berbagi peran dan menggantikan ummi untuk urusan luar. Fathimah juga senang sekali karena bisa kemana-mana dengan kakak.

Ketika kerja ummi hamper selesai, kakak pun sampai di rumah.

“Ini Mi, belanjaannya, tapi ikan gak jadi dibeli karena kecil-kecil semua!” katanya menjelaskan.

“Terus kentangnya ada Kak?” tanya ummi.

“Ada, Mi tapi gak ada tempat Ni El, terpaksa dicari ke pasar Ibuah!” jawabnya.

“Terus kenapa gak beli ikannya di pasar Ibuah?” tanya ummi,

“Kan kata ummi ikan bagusnya beli di tempat Yudi!” jawabnya lugu.

“MasyaAllah, Kak, di Ibuah itu kan pusat semua belanjaan jadi bagusnya di Ibuah!” jawab ummi.

“Ya, udah gak apa-apa nanti ummi lihat ke tempat Yudi lagi siapa tahu ada ikan yang datang lagi!’ jawab ummi sedikit menghibur biar kakak tidak merasa bersalah.

Kadang anak-anak sedikit lugu tak berani berinisiatif, atau mungkin memang kita yang cepat marah sehingga anak takut untuk berinisiatif karena takut salah, ujung-ujungnya kena marah. Ah, benar kita orang tua kadang kurang mau berlapang dada jika anak tak melakukan pekerjaan sesuai permintaan. Mungkin ini juga sebab harus ada planning yang jelas dulu, pembagian peran dan latar belakang keputusan dan kerja yang dilakukan.

Alhamdulillah, akhirnya kami pun mulai berkutat di dapur ketika semua bahan sudah tersedia. Ummi akhirnya memang harus bermurah hati membeli ikan ke tempat Yudi, termasuk membeli bumbu-bumbu yang kurang seperti cabe dan tempe yang juga tak jadi di beli kakak. Mungkin lupa karena semua belanja hanya disimpan di memori tanpa catatan.

“Kakak bantu membersihkan ikan atau mengukur kelapa?” tanya ummi. Ummi akan memasak gulai paku karena biasanya bapak dan amak akan dating siang hari untuk mengantar sisa salak yang tidak terjual di pasar Ibuh.

“Membersihkan ikan aja, Mi jawabnya.

“Ok, ummi akan menyiapkan bumbu gulai sambil menggoreng ikan nantinya?”

Multi tasking ummi mulai dimainkan, Kakak membantu membersihkan ikan sampai siap untuk di goreng. Setelah gulai ummi matang, kakak ummi mintai tolong untuk menokok daging dendeng untuk digoreng sampai kering.

Begitulah kegiatan kami berdua di dapur, sementara Fathimah sesekali merengek karena ingin main ke playground Bersama kakak.

“Sabar ya Immah, kakak membantu ummi dulu memasak.!’ Jawab ummi

Refleksinya, untuk masa yang akan dating ummi dan kakak serta Fathimah duduk Bersama dulu merencanakan menu yang mereka inginkan. Lalu mencatat bahan yang akan dibeli sekalian dengan pembagian peran. Fathimah harusnya juga dilibatkan agar dia terbiasa dan terlatih terlibat dalam kerja rumah bersama. Ummi mestinya juga punya daftar menu, minta pendapat kakak dan Fathimah. Ummi bisa juga menjelaskan banyak hal terkait kiat belanja dan tips-tips belanja bahan dan bumbu masak. Lalu terakhir dievaluasi kerja Bersama kami agar lebih baik di masa selanjutnya dan tak lagi terjadi kesalahan.