Zakiah,SS

Zakiah, SS, mengajar di MTsN 3. Lima Puluh Kota...

Selengkapnya
Navigasi Web

Open Hause Jalin Silaturahim

Open Hause Jalin Silaturahim

Sejak pandemi, kebiasaan silaturahim dari rumah ke rumah pegawai Kemenag Liko pasca lebaran di reschedule kembali. Hampir 4 tahun kebiasaan baik ini terhenti karena pandemi. Baru sekarang kebiasaan baik itu dihidupkan Kembali. Bagi ummi ini momen yang menggembirakan karena senang bisa bersilaturahim dan menjamu tamu. Teringat hadis tentang memuliakan tamu, kesempatan ini sangat baik untuk menjalin jembatan hati antar sesame pegawai kemenag. Ummi juga senang bisa menjamu tamu dengan hasil masakan dan kerajinan tangan sendiri. Biar sederhana tapi senang dan Bahagia.

Ummi jadi teringat saat masih sekolah, bapak pun sering mengundang teman-teman kantor untuk makan ke rumah. Apalagi bapak memang terkenal dengan kesukaan sekaligus kepiawaiannya beternak ikan sehingga menu utama saat menjamu teman-temennya adalah ikan. Biasanya amak sengaja membuat punju ikan, selain praktis dan enak, punju buatan amak memang tiada duanya. Punju ikan segar, baru ditangkkap di kolam, langsung dimasak, memang sangat enak. Kombinasi asam dan pedas memang menggugah selera. Kalau teman bapak akan dating kami pun bersitungkin memasak dan mempersiapkan segala sesuatunya. Karena sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu, maka ketika mengulang Kembali kegiatan itu, ummi senang dan gembira saja. Walau ditawarkan abi untuk pesan dan order saja, tapi bagi ummi ada kebahgiaan tersendiri saat bisa menyuguhkan hasil masakan sendiri asal da yang bisa membantu untuk memasak dan menghidangkan.

Awalnya jatah di rumah ummi makan siang. Seperti biasa menu andalan ummi sambalado karabu baluik. Ummi sudah mencatat semua bahan yang dibutuhkan. Tapi ternyata bertukar waktunya, tak jadi makan siang tapi sarapan pagi. MasyaAllah ternyata untuk mewujudkan niat ummi diminta untuk berjuang dulu. Kebetulan satu hari sebelum hari H, ummi ada jadwal membuat proposal dana block grand MGMP B. Indonesia. Karena masih suasana lebaran, ummi tawarkan di rumah ummi, syukurnya mereka bersedia. Ternayat proposal baru kelar hamper sebelum magrib. Jadinya ummi buru-buru untuk belanja ke pasar Ibuh. Rupanya karena masih suasana lebaran, banyak bahan yang habis dan tak tersedia lagi di pasar. Kelapa untuk membuat gulai lontong taka da lagi. Nangka juga hanya dapat sedikit. Selesai belanja ummi langsung ke rumah adiknya abi Fathimah untuk mendiskusikan segala sesuatunya. Karena beliau sudah biasa memasak banyak untuk resto yang dikelolalnya. Karena menu sarapan pagi, kami pilih lontong gulai karena dari beberapa rumah yang sudah abi kunjungi, menu yang ada sudah beberapa kali berupa soto. Makany ummi putuskan menunya lontong gulai. Ada dua macam gulai, gulai Nangka dan gulai buncis.

Untuk memperkirakan jumalah kelapanya saj ummi takt ahu, makanya butuh teman untuk berdiskusi. Tapi rupanya dia tak sedang di rumah, walau hari sudah selesai magrib. Ummi pun memutuskan untuk mencari kelapa dulu. Qadarullah, sudah beberapa warung yang ummi singgahi, semuanya kehabisan kelapa. Ummi sedikit cemas, kemana akan dicari kelapa malam-malam seperti ini. Sambil berhujan-hujan, ummi akhirnya pasarah, takt ahu harus kemana lagi. Sambil berdoa, ummi pun memacu kendaraan untuk pulang. (bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post