Zakiah,SS

Zakiah SS mengajar di MTsN 3 Lima Puluh Kota

Selengkapnya
Navigasi Web

Sejuta Kisah Bersama Bapak 3 (Belajar Bahasa Arab)

Sejuta Kisah Bersama Bapak 3

(Belajar Bahasa Arab)

Oleh: Zakiah, SS

Saya dulu kuliah di Fakultas Sastra jurusan Bahasa dan Satra Indonesia. Ternyata semua bahasa yang mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia dipelajari dan menjadi satu mata kuliah. Bahasa Belanda, Inggris, Sansekerta dan Bahasa Arab. Dari semua mata kuliah bahasa, saya sangat tertarik dengan Bahasa Arab sekaligus membuat khawatir.

Saya sekolah semuanya di jalur umum, SMP, SMA dan PT Umum. Otomatis saya belum pernah belajar bahasa Arab sama sekali. Saya berpikir untuk belajar lebih dahulu sebelum mengambil mata kuliah itu. Apalagi ada mata kuliah Bahasa Arab 1 dan Bagasa Arab 2. Berarti kalau belum lulus Bahasa Arab 1 belum bisa mengambil Bahasa Arab 2.

Akhirnya saya mengambil kuliah Bahasa Arab di Mahad Al-Madaniy. Karena masih banyak kuliah di Unand, terpaksa kuliah Bahasa Arab nya di sore hari. Jadilah saya kuliah bahasa Arab 2x sepekan.

Pertama belajar menyenangkan. Kami memulai pembelajaran dari teks bacaan yang ada di buku. Bacaan diterjemahkan satu persatu baru kemudian dipelajari tata bahasa dari dasar. Alhamdulillah rasanya sesuatu banget bisa belajar bahasa Alquran, bahasa ahli surga. Saya senang sekali dan semangat belajar.

Terbayang bapak yang tamatan sastra Arab tentu bisa menerjemahkan semua isi buku. Kalau nanti pulang kampung, saya bisa minta bantuan bapak untuk menerjemahkan kata demi kata dalam buku tersebut.

Belajar sesuatu yang baru biasanya menyenangkan, begitu juga belajar bahasa Arab ini, bagi saya terasa sangat istimewa. Setiap ada PR saya dengan semangat mengerjakannya. Kalau ada teman yang belum membuat PR saya dengan senang hati membagikan PR yang sudah saya kerjakan.

Tibalah giliran saya pulang kampung. Sesampainya di rumah saya dengan antusias bercerita kepada bapak bahwa saya sudah mulai belajar bahasa Arab. Bapak senang sekali saat saya menanyakan terjemahan setiap kata yang ada di buku tersebut. Bapak pun dengan semangat menjawab dan menyebutkan terjemahannya. Saya tak henti mengikuti setiap langkah bapak untuk menanyakan terjemahan kata demi kata. Buku yang begitu tebal tentu butuh waktu lama untuk menerjemahkan kata demi kata. Sementara saya hanya libur sehari saja dan hanya semalam berada di kampung. Tapi walaupun begitu sudah banyak yang sudah diterjemahkan dan saya cukup puas dan senang. Tak percuma bapak lulusan sastra Arab, saya senang melihat bapak bahagia. Merasa bersyukur ternyata ada anak beliau yang mau belajar bahasa Arab mengikuti jejaknya.

Saat belajar di kelas pun tiba. Semangat membara karena beberapa bab dari buku yang dipelajari sudah penuh dengan coretan tulisan saya. Tentu saja terjemah perkata hasil buruan pertanyaan kepada bapak selama pulkam.

"Lihyah apa artinya?" tanya ustad tiba-tiba.

"Jenggot ustad!" suara saya melengking hebat saking semangatnya.

Ustad tertawa dibarengi teman-teman sekelas. Saya malu sekali menyadari suara semangat 45 saya melebihi kebutuhan. Kelas kecil dengan 15 orang mahasiswa tidak memerlukan suara saya yang keras dan lantang. MasyaAllah malunya, pengalaman tak terlupakan. Sampai sekarang saya tidak pernah lupa bahasa Arabnya jenggot, he he.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hee..mantap Iza

16 Feb
Balas

Jzklh rahmi

17 Feb



search

New Post