Semarang, Kota HarapanPagi ini pukul 03 dinihari, kakak bertolak ke Padang bersama abi. Selanjutnya terbang ke Semarang tapi transit dulu di Jakarta. Syukur sekali abi pun ada acara di Jakarta walau tanggal 1 acaranya tapi bisa bareng kakak ke Padang dan tanggal 3 Maret abi bisa ke Semarang bersama abang. Alhamdulillah semuanya karena Rahmat dan kasih sayang Allah Swt. Allah mudahkan semua urusan, semoga seperti itu selanjutnya. Kakak, anak ketiga ummi sedang kuliah di Unand Padang, jurusan Komunikasi semester 5. Alhamdulillah lulus pertukaran mahasiswa ke Universitas Dian di Semarang. Salah satu program kurikulum merdeka dari Mentri Nadim Makarim. Program ini berlangsung selama 6 bulan, semoga Allah Swt beri perlindungan, kekuatan dan kemudahan dalam setiap urusan. Ummi berusaha menguatkan sekaligus mengingatkan kakak agar hati-hati dalam bergaul, jaga maruwah agama dan orang tua, semoga banyak ilmu dan pembelajaran yang bisa ditimba dari pengalaman berharga ini. Sebenarnya kakak dari dulu ingin kuliah di Bandung atau Bogor. Ummi sebenarnya tidak melarang tapi menyarankan agar kuliah di Padang saja biar dekat dan bisa pulang lebih sering. Qadarullah, kakak lulus di Unand. Alhamdulillah semoga itu yang terbaik. Rupanya untuk tugas akhir pengganti skripsi di jurusan yang sekarang kakak bisa menggantinya dengan sebuah buku ber-ISBN. Menurut ummi itu merupakan peluang besar sekaligus kemudahan. Melihat betapa ribetnya abang menyelesaikan skripsi dengan segala kendala dan tantangan nya, rasanya ini sesuatu yang luar biasa, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Ummi semangat untuk meminta kakak untuk langsung menulis buku tentang pengalaman dia menjalani kegiatan pertukaran mahasiswa ini. Bisa dimulai dengan menuliskan garis besar buku dan menuliskan setiap pengalaman dari awal sejak dari pendaftaran sampai tiba di Semarang nanti. Ummi berharap sekali buku ini bisa terbit karena akan jadi pengalaman berharga dan catatan sejarah bagi kakak secara pribadi maupun bagi dunia pendidikan. Semoga kakak mampu dan konsisten untuk menuliskan pengalaman ini sekaligus bisa berbagi dengan banyak orang. Bagi ummi sendiri sudah terbayang isi buku, tinggal menuliskan, mengedit dan mengirim ke penerbit. Ah, sepertinya terlalu mudah, tapi ummi yakin kakak bisa. Buktinya saat pertama kali ummi minta kakak menulis dia mampu menuliskan lebih dari 500 kata untuk tahap pertama. Kalau bisa konsisten untuk menuliskan setiap hari, menceritakan semua progres dan perkembangan dari hari ke hari tentu akan lebih detail dan dimengerti oleh banyak pembaca nantinya. "Kak, lanjutkan menulis, ceritakan semua proses yang dijalani secara detail dan nilai rasa bisa dikutkan. Intinya kakak sedang bercerita kepada pembaca apa saja yg kakak alami dari hari ke hari, kalau bisa menulislah setiap hari!" begitulah pesan ummi untuk menyemangati kakak dalam menulis.