Zakiah,SS

Zakiah, SS, mengajar di MTsN 3. Lima Puluh Kota...

Selengkapnya
Navigasi Web

Stop Insecure, Jadilan Remaja yang Percaya Diri

Stop Insecure, Jadilan Remaja yang Percaya Diri Oleh: Zakiah, SS Seorang siswa laki-laki di kelas selalu terlihat menunduk. Saat diminta untuk praktek pidato di kelas dia tidak berani. Selalu mengelak dan minta tambahan waktu untuk menghafal pidatonya. Karena tak kunjung memenuhi tugas berpidato akhirnya saya datangi dan dia meminta agar tidak pidato di depan kelas tapi di depan guru saja ketika semua temannya sudah keluar kelas. Akhirnya saya penuhi untuk menghargai usahanya untuk memenuhi tugas tapi dia tetap menjadi catatan bagi saya kenapa dia terlihat tak percaya diri. Padahal dari segi fisik dia tidak memiliki kekurangan, postur tubuhnya tinggi. "Coba duduknya jangan membungkuk, tegakkan punggung biar tulang punggungnya lurus, kan masih masa pertumbuhan!" kata saya suatu kali saat melewati mejanya ketika mengerjakan latihan. Dia tegakkan punggung sesaat tapi kembali tafakur di atas mejanya. Ketika sampai pada materi diskusi, semua siswa mendapat giliran tampil di depan kelas untuk presentasi makalah. Siswa tadi kembali menunduk, saat bicara tak berani menatap ke depan. Dia sibuk memainkan rambut seolah pandangannya terhalang oleh rambut padahal tak seperti itu. Saya bergumam dalam hati bahwa ada pr, ingin bertemu orang tuanya, minimal berbagi semangat agar anaknya bisa berubah secara perlahan. Saya pernah meminta siswa menuliskan masalah pribadi yang mereka hadapi di kertas lembar tak bernama. Poin-poin masalah akan dijadikan tema diskusi agar ilmu dan wawasan siswa bertambah dan masalah mereka mendapatkan solusi. Dengan membicarakan masalah mereka sendiri siswa tentu antusias untuk diskusi dan kemampuan berbicara mereka jadi terasah. Dari 35 siswa lebih dari 70% siswa merasa tidak percaya diri. Wajar karena usia mereka adalah usia peralihan dari anak-anak menuju remaja, masa pencarian jati diri dan masa menemukan bakat atau passion . Ada siswa yang lahir dari keluarga yang memperoleh perhatian, kasih sayang dan dibantu untuk menemukan bakatnya. Biasanya anak yang lahir dengan lingkungan seperti ini, tumbuh menjadi siswa yang percaya diri. Sebaliknya siswa yang dibesarkan dalam ujian keluarga yang tidak utuh, kurang harmonis dan tak memperoleh suport maka biasanya tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri. Inilah yang mesti menjadi perhatian guru dan pendidik, tentunya komunikasi dan kerjasama dengan orang tua sangat diharapkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya bunda....salam sukses

30 Jan
Balas



search

New Post