Zakiyah, M.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Cilegon dan Dosen di STIT Al-khairiyah Cilegon. Usaha Jasa Make-up dan MC. Menulis adalah hobi baru saya, semoga bisa menjadi Penu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kupinang Kau Untuk Suamiku 2

Kupinang Kau Untuk Suamiku 2

Jendela kamar Rianti terbuka nampak ia sedang menikmati udara segar dipagi hari. Ia memandangi dedaunan hijau yang ada disekitar luar rumahnya. Ia melihat seorang laki-laki berjalan menuju rumahnya membawa tas gendongnya, hampir Rianti tidak mengenalinya ternyata ia Mahardhika. Hari ini ia nampak cool memakai celana panjang dan atasannya jaket, ia terlihat beda membuat Rianti pangling dibuatnya biasanya kalau bertemu selalu memakai kain sarung dan peci, kali ini Mahardhika nampak keren. Rianti sontak saja keluar ingin melihat lebih jelas.

"Assalamu'alaikum.. Umi." Mahardhika menyapa Umi Aminah yang sedang menyapu halaman rumah.

"Waalaikumsalam.. Eh Mahardhika, kirain siapa?"

"Iya Umi, saya mau pamit berangkat ke Jogja."

"Berangkatnya sama siapa nak?"

"Diantar sama Zulkifli Umi, sampai Stasiun. Oh iya Umi, Pak Kiayi ada dirumah?"

"Oh Abi lagi ngisi pengajian di Masjid Agung, barusan dijemput."

"Salam saja ya Umi, minta do'anya semoga bisa diterima di perguruan tinggi yang Dhika impikan."

"Aamiin.." Umi dan Rianti bersamaan menjawab doa Mahardhika, Rianti tiba-tiba muncul ke depan rumah dengan senyuman dan suaranya yang lembut, membuat Mahardhika nampak bahagia bisa melihat sang pujaannya.

"Alhamdulillah, pujaan hatiku nongol juga." Gumam Mahardhika dalam hati dengan senyuman khasnya yang semringah.

"Dik, Mas pamit ya.. Kamu belajar yang bener ya, bantu Umi dan Abi jangan lupa, hehe.. "

"Siap Mas, Mas juga hati-hati ya moga sukses. Jangan lupa kabari ya mas."

"InsyaAllah dik, nanti Mas pasti kesini kalau sudah fix diterima dan mulai kuliah."

"Iya, Nak Dhika jangan sumgkan-sungkan kalau libur kuliah nanti sering main kesini, sekalian ajak Uminya ya. Umi kangen sudah lama nggak bertemu Umi Farida Marwa. Salam buat Umi ya." Ucap Uminya Rianti, sambil memegang sapu lidinya.

"Iya Umi, InsyaAllah nanti disempatkan main kesini sama Umi. Saya pamit ya Umi dan dik Rianti, assalamu'alaikum.. "

"Waalaikumsalam.. Hati-hati ya mas" Rianti bersalaman dengan Mahardhika dan mengantarnya sampai ke depan motor Zulkifli.

Zulkifli dari tadi senyum-senyum melihat mereka yang tak mau lepas dari pandangan satu sama lain. Mulutnya tak bersuara namun binar-binar mata mereka yang berbicara cinta.

"Ehem.." Zulkifli mengkode mereka

"Ada apa Zul, pake dehem segala?" Ucap Mahardhika yang langsung duduk diatas motornya dengan tas gendongnya.

"Nggak apa-apa lagi tes suara aja, haha.. "

"Hmmm.. "

"Hati-hati mas... "

" Iya dik, selalu do'akan Mas ya"

"Siap Mas."

Akhirnya mereka melambaikan tangannya dan berpisah, sampai motor Zulkifli itu hilang dari pandangan Rianti baru masuk ke dalam rumahnya.

Berhari-hari Rianti menunggu kabar dari Mahardhika, ada rasa rindu yang membuncah kapan bisa bertemu lagi dengan pujaan hatinya.

Tidak lama kemudian, telepon rumah berdering mengejutkan Rianti yang sedang menanti.

"Assalamu'alaikum... Kediaman Kiayi Zaenal Akbar, ada yang bisa dibantu?"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh... Masyaallah suaranya membuat hati ingin segera bertemu, dik."

"Eh Mas Dhika, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, dan mau memberi kabar baik juga."

"Oh ya... Kabar baiknya apa Mas?"

"Alhamdulillah Mas diterima di UGM dik."

"Alhamdulillah ya Allah, tabarakallah. Seneng banget dengernya Mas."

"Iya dik, sampaikan salamku pada Abi dan Umi ya. InsyaAllah Mas akan berkunjung nanti dengan Umi, kalau urusan Mas sudah beres."

"Baik Mas, salam buat Umi juga ya." akhirnya pembicaraan via telepon itu ditutup. Rianti sangat bahagia bisa mendengar suara Mahardhika. Begitupun Mahardhika bibirnya masih mengembang senyum-senyum sendiri keluar dari telepon umum.

"Ada apa Nak kok senyum-senyum sendiri, senang amat lihatnya." Umi mengejutkan Rianti membuatnya jadi salah tingkah.

"Eh ada Umi, oh iya Umi ada salam dari Mas Dhika tadi telepon memberi kabar, Mas Dhika alhamdulillah diterima di UGM." Terlihat semringah sekali wajah Rianti ketika menyampaikan ke Umi nya.

"Alhamdulillah.. Akhirnya doanya terkabul ya. Syukurlah ikut senang dengarnya."

"Iya Umi seneng banget dengernya, moga Rianti juga bisa ikuti jejaknya ya Umi."

"InsyaAllah Nak, yang penting kamu rajin belajar dan tidak ketinggalan ibadahnya."

"Siap Umi, Rianti berangkat ngaji dulu ya Umi. Assalamu'alaikum..."

"Waalaikumsalam." Umi Aminah tersenyum sendiri dan bergumam tanpa disadari suaminya ada di belakangnya mendengarkan ucapan Umi.

"Sepertinya anak gadisku Rianti sedang jatuh cinta pada Nak Dhika, dia nampak senang sekali mendengar kabar dari Dhika. Moga mereka berjodoh."

"Aamiin..."

"Eh ada Abi, hehehe...alhamdulillah di aminkan sama Abi, moga Allah meridhoinya."

"InsyaAllah Umi. Abi juga berharap Nak Dhika berjodoh dengan anak kita satu-satunya."

"Rianti juga sepertinya sangat menyukai Nak Dhika. Menurut Abi gimana kalau kita bicarakan masalah ini pada pak Ustadz Rasyid?"

"Itu sudah lama ada dipikiran Abi. InsyaAllah kalau waktunya sudah tepat Abi akan membicarakannya. Umi sabar saja dulu ya. Biarkan Nak Dhika fokus kuliahnya dulu."

"Iya, Abi. Oh iya Umi izin ke Masjid kampung sebelah ya Abi, kebetulan hari ini jadwal Umi yang isi pengajian."

"Iya Umi, hati-hati. Abi juga mau ke Yayasan ada rapat dengan para pengurus Ponpes terkait renovasi masjid."

Keluarga Pak Kiayi Akbar sibuk berpacu dalam kebaikan, hampir seluruh masyarakat di lingkungan terdekat Ponpes Al Malik mengenal kebaikannya, kedermawanannya dan aktivitas keagamaannya sangat kental, apalagi Pak Kiayi Akbar adalah seorang tokoh sekaligus pemilik Ponpes Al Malik yang sangat dihormati.

Ditempat kos Mahardhika, yang terdapat beberapa kamar dalam satu rumah dan khusus hanya ditempati oleh laki-laki terlihat sangat nyaman, bersih dan penghuninya kebanyakan mahasiswa UGM.

Saat ini Mahardhika menjadi mahasiswa baru fakultas hukum di UGM Yogyakarta, meski terbilang masih baru namun ia sudah terbiasa mandiri. Dan teman-temannya banyak yang menyukainya karena kepintarannya juga ketampanannya.

"Aku kok jadi kangen dik Rianti, senyuman manisnya tak bisa lepas dari pandanganku. Mendengar suaranya tadi jadi ingin segera bertemu. Padahal baru sebulan aku keluar dari Popes Al-Malik. Ckckckck.. " Gumam Mahardhika sambil senyum-senyum sendiri dan menatap foto Rianti saat jadi MC pada acara Muhadoroh di Ponpesnya.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post