Zakiyah, M.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Cilegon dan Dosen di STIT Al-khairiyah Cilegon. Usaha Jasa Make-up dan MC. Menulis adalah hobi baru saya, semoga bisa menjadi Penu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masih Ada Senyuman Diwajah Maisya Episode 35

Masih Ada Senyuman Diwajah Maisya Episode 35

Beberapa bulan setelah perceraian, Maisya mulai sibuk belajar privat kecantikan. Dia mempunyai rencana akan membuka usaha sampingan, dalam bidang jasa make up untuk wisuda, pesta, pre-wedding, dan pengantin.

Dengan seiring berjalannya waktu, Maisya sudah mulai melupakan mantan suaminya Ridwan. Apa yang dia rasakan saat itu bak bunga yang masih kuncup, yang baru bersemi namun menjadi layu dan mati, tanpa ada siraman kasih sayang lagi dari Ridwan.

Dan Maisya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak bertemu lagi, apalagi mengingat-ingatnya. Agar tidak tumbuh lagi rasa yang ada. Dan akhirnya lambat laun kemandiriannya telah mematikan rasa cintanya kepada Ridwan.

Sejak perceraiannya dengan Ridwan, Maisya memutuskan untuk fokus urus anak dan usaha barunya. Dia sudah tidak memikirkan lagi yang namanya pendamping hidup. Dia sudah merasa nyaman dengan kesendiriannya, dan selalu merasa happy tidak memiliki beban apapun.

Penderitaan yang pernah dia rasakan sudah terkubur dalam-dalam. Dia sibukkan dengan banyak kegiatan, bukan hanya kegiatan di sekolahnya saja, namun dia juga aktif berorganisasi dalam ikatan para pengusaha.

Dia ingin mempromosikan usaha yang dimilikimya. Dia mulai beradaptasi dan bergaul dengan teman-teman barunya yaitu para pengusaha yang cantik-cantik. Dan lambat laun usahanya bertambah, dia juga membuka penyewaan baju adat atau tradisional, juga baju pengantin.

Maisya semakin hari semakin bertambah cantik dan energik penuh semangat. Dia sudah pandai bermake-up dan sudah banyak pelanggannya. Dan dari usahanya Maisya sudah bisa memiliki sebuah mobil second untuk akomodasi job rias di luar.

Sebelum berangkat sekolah terkadang dia sudah mendapatkan job make-up. Abis shubuh langsung berangkat ke tempat yang dituju. Dan jam 7 pagi sudah berada di sekolah, siap-siap mengajar di kelas.

Maisya sudah menjalankan usaha sampingannya selama 5 tahun. Namun Maisya tetap bergeming, tak ada upaya untuk mencari pendamping lagi. Banyak lelaki yang menginginkannya, penolakan yang selalu dia berikan.

Sampai sisulung pun meminta mamahnya untuk membuka hatinya lagi.

"Mah.. Kakak boleh nanya tidak?"

"Boleh sayang... Mau nanya apa sih kayaknya serius banget lihat raut wajah kakak, hehee.." Jawab Maisya sambil menggoda Adisty si sulung.

"Hehee... Iya mah...gini mah, kalau kakak perhatikan mamah selama ini, kakak belum pernah lihat mamah jalan dengan laki-laki lagi. Sebenarnya mamah masih ada keinginan lagi untuk menikah lagi tidak sih mah?" Tanya Adisty dengan polos.

"Hmmmm.... Jawab tidak ya...? Hehee.. " Goda Maisya kepada Adisty.

"Iih mamah... Serius mamah!" Adisty tambah ingin tahu jawaban mamahnya.

"Kok tumben sih anak mamah nanya soal itu?"

"Ya kakak kan pingin lihat mamah bahagia punya pendamping hidup. Bentar lagi kan anak-anak mamah pada tumbuh dewasa dan menikah. Nanti mamah sama siapa, kalau anak-anak mamah diboyong sama suaminya semua? Kakak kasian lihat mamah nanti sendirian." Ucapan Adisty sangat dewasa dan menyentuh hati Maisya.

"Punya pemikiran dari mana sayang, dalem banget...! Mamah malah tidak sampai terpikirkan kearah sana. Mamah saat ini belum terbesit untuk menikah lagi sayang." Jawab Maisya dengan nyantainya.

"Mamah sudah waktunya untuk membuka hati lagi. Jangan trauma ya mah... Mamah kan wonder woman, pokoknya mamah harus bisa jatuh cinta lagi ya mah. Semangat ya mah!" Adisty memaksa mamahnya untuk membuka hatinya lagi.

"Hahaha... Kakak kakak... Ini maksa apa nyuruh? Goda mamahnya

" Dua-duanya mamah, hahaha..." Tertawalah mereka berdua.

Kata-kata si sulung membuat Maisya jadi kepikiran.

"Apa aku coba lagi ya membuka hatiku untuk orang lain. Selama ini aku banyak menolak, rasa takut dan was was itu selalu muncul ketika ada lelaki yang mau mendekatiku."

"Anak-anakku juga sekarang sudah besar, sudah main sendiri. Aku malah sering ditinggalin sendirian. Untungnya aku punya kesibukan jadi tidak terasa kesepiannya. Tapi benar juga kata si Adisty, kalau mereka sudah menikah aku tinggal di rumah sendirian."

Adisty telah membuka mindset Mamahnya, berharap mamahnya mau membuka hatinya kembali. Adisty tahu betul sebenarnya mamahnya merasa kesepian, tapi tidak ada keberanian untuk memulainya lagi. Entah itu trauma atau memang dia terlalu perfect dalam memilih pasangan. Yang jelas dia tidak mau gagal kembali untuk yang kesekian kalinya.

Adisty lakukan itu, semata-mata ingin melihat mamahnya juga bahagia. Dan Adisty tanpa sengaja pernah membuka ponsel mamahnya. Banyak chat messenger dan WhatsApp dari laki-laki yang tidak dikenal, namun Maisya tidak pernah meresponnya. Ini menunjukkan banyak laki-laki yang ingin berkenalan dan juga mendapatkan hatinya.

Suatu hari keempat putri Maisya mendapatkan undangan pernikahan dari pamannya, adik bapaknya. Begitu pun Maisya diundangnya. Keempat putrinya memohon mamahnya untuk ikut membersamai mereka.

Akhirnya Maisya tidak bisa menolaknya, ikut ke pesta pernikahan adik iparnya di hotel. Anak-anak nya sangat girang mendengar mamahnya mau ikut.

"Horee mamah jadi ikut..." Ungkap Zia dengan senang.

"Mamah dandan yang cantik ya.." Ujar Widya dengan senang.

"Iya mah... Pokoknya mamah harus lebih cantik dari bunda Lena(istri bapaknya)" Ketus Riska yang tak pernah suka dengan ibu tirinya.

"Pastinya dong Mamah yang paling cantik, gimana ya rasanya papa ketemu mamah lagi. Sudah bertahun-tahun sejak meninggalkan rumah ini, tidak pernah ketemu lagi ya mah." Ujar Adisty memancing mamahnya.

"Pasti pangling lah lihat mamahku yang cantik, nanti kita lihat yaa kak ekspresi mamah dan papa, hahahaha..." Riska menggoda mamahnya.

" Eh pada ngomongin apa sih... Mamah jadi malu nih! Hehee..." Ucap Maisya tersipu malu.

"Jiaah... Yang mau nostalgia bisa-bisa celebek lagi nih.." Ujar Adisty.

"Goda lagi saja mah papanya, istrinya uda tua ini. Mamah malah yang kelihatan muda lagi." Riska dengan ketusnya menunjukkan rasa ketidaksukaannya.

"Ayo ayo... Kita berangkat, nanti papamu keselek lagi diomongin terus." Ucap Maisya sambil membuka pintu mobilnya.

"Okay mamah sayang.. " Zia dengan semangat langsung masuk dalam mobil dan duduk di samping mamahnya di depan.

Akhirnya mereka menuju Hotel tempat pernikahan pamannya. Mereka berpakaian seragam dengan nuansa mocca. Melihat Maisya nampak anggun memakai gaun mocca, dan tampil mempesona dengan riasan make-up yang sangat memukau.

To be continue

#Tagur hari ke 68

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post