Zakiyah, M.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Cilegon dan Dosen di STIT Al-khairiyah Cilegon. Usaha Jasa Make-up dan MC. Menulis adalah hobi baru saya, semoga bisa menjadi Penu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Terbalut Doa Episode 33

Rindu Terbalut Doa Episode 33

Pernikahan adalah momen berharga dan keputusan yang besar dalam hidup. Untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, maka akan ada acara lamaran yang berisi pernyataan cinta dan meminta sang pujaan hati untuk menikah. Momen ini juga menjadi hal yang tak akan terlupakan.

Untuk itulah Narwan mengundang saudara-saudaranya meminta untuk membantunya dalam persiapan mengkhitbah Maisya pada orang tuanya di Cilegon. Narwan ingin memiliki kenangan terindah dalam lamaran ini.

Narwan adalah anak tertua dari dua saudara, ia adalah kakak kandung Alena. Yang dulu sempat terpisah. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Alena pernah tinggal di Cilegon dan satu sekolah dengan Adisty ketika masih SMP, ia tinggal dengan neneknya yang merantau di kota Cilegon selama tiga tahun. Sementara Narwan tinggal dengan Om dan tantenya yang kini tinggal di Bekasi. Alena bisa berkumpul dengan Narwan ketika ia sekolah di SMA dan tinggal di Semarang.

Narwan menganggap Om dan tantenya sebagai orang tua nya. Mereka yang telah membesarkannya sampai ia sukses menjadi seorang manager.

"Om..alhamdulillah tiba juga di Bandung, gimana kabarnya Om?" Tanya Narwan sambil memeluknya.

"Alhamdulillah Om sehat, om senang banget mendengar kamu akan segera menikah." Jawab Om Mario senang.

"Tante, apa kabar? Tambah cantik saja tanteku satu ini, makin tua malah makin cantik." Ucap Narwan sambil menyalaminya.

"Ah kamu bisa saja Wan, alhamdulillah kabar tante juga baik. Kamu juga tambah guanteng, dulu terlihat kurus sekarang gagah dan berisi. Pasti calon istrinya cinta banget sama kamu Wan. Hahaha... " Ujar Tante Tri Widiati.

"Hahaha... Kok tante tahu sih?" Canda Narwan.

"Siapa yang tidak jatuh cinta sama kamu Wan? Anak tante satu ini kan memang luar biasa, pokoknya tidak nyesel deh pilih kamu jadi suaminya." Puji tante Tri Widiati.

"Ah tante bisa saja, semua ini kan juga didikan tante dan Om Mario, hehe.. Silahkan tante dan Om dinikmati makanannya." Ujar Narwan seraya menawarkan makanannya yang terhidang di atas meja.

"Hallo tante... Maaf aku baru beres di dapur, jadi tidak sempet menyambut." Ucap Alena.

"Hallo juga sayang, alhamdulillah kabar tante baik."

"Tante resepnya apa kok bisa awet muda gitu ya, tambah cuantik tante. hihihi..."

"Walah kamu ikut-ikutan Narwan saja. Hahaha.. " Jawab tante Tri.

"Kabar Om Mario gimana?"

"Alhamdulillah Om juga baik, suamimu mana Al? Dari tadi tidak terlihat." Tanya Om Mario.

"Oh lagi ke depan sama Cantika Om, biasa Cantika manja kalau ada papanya."

Wah ponakan-ponakanku cantik-cantik dan ganteng sudah pada besar ya.. "

Mereka asik bercengkrama melepas rindu, jarang kumpul karena jarak jauh dan juga kesibukan masing-masing yang membatasi mereka untuk saling bertemu. Hanya telepon dan chating via phone kerinduan mereka terobati.

Setelah mereka kumpul, Narwan membuka pembicaraan dalam diskusi keluarga besar Narwan. Ia meminta nasehat dan masukan untuk waktu yang tepat dalam acara khitbah juga menikah nanti, pada Om Mario yang paling tua dan sebagai orang tuanya Narwan. Mereka berdiskusi selesai sampai waktu makan siang. Dan makan siang nya sudah di siapkan semuanya oleh Alena. Ia tinggal pesan di rumah makan kesukaan Narwan yang tidak jauh dari rumah Narwan.

Sementara Adisty masih sibuk di Kliniknya, ia berencana setelah dhuhur akan ke rumah Narwan sekalian pulang. Namun Narwan nampak sudah tidak sabar menanti Adisty untuk dikenalkan pada keluarga nya.

"Dik, mau kesini kapan?"

"Aku lagi siap-siap mau jalan nih Mas. "

"Oke ditunggu dik, hati-hati ya sayang."

"Iya Mas."

Tiga puluh menit sampai juga di kediaman Narwan, terlihat ramai banyak saudara penuh tawa kebahagiaan. Sekejap terdiam begitu mendengar suara mobil terhenti di depan rumah Narwan. Sontak Narwan keluar mendekati Adisty yang sedang berjalan menuju pintu rumahnya.

"Mas.." Sapa Adisty sambil menyalami Narwan dan tersenyum.

"Ayo masuk dik.. "

"Om tante perkenalkan ini calon istriku Adisty." Ucap Narwan seraya memeluk bahunya dan bibirnya yang mengembang tersenyum bahagia.

"Selamat ya Adisty sudah bisa membuka hati Narwan, saya tantenya Narwan Tri Widiati." Ucap tantenya sambil memeluknya.

"Makasih tante, saya Adistyasmitha, senang bertemu tante selaku orang tua Mas Narwan." Jawab Adisty Serta membalas pelukannya juga.

" Saya Om Mario pengganti ayahnya Narwan. Semoga kalian rukun terus ya." Kata Om Mario tersenyum bahagia.

"Makasih Om.. Saya Adistyasmitha, senang bertemu dengan Om." Ucap Adisty sambil menyalaminya.

"Ini ponakan-ponakanku dik, dulu Mas yang ngasuh sekarang semua sudah besar-besar." Ucap Narwan.

Lalu Adisty menyalami empat ponakannya putra putri dari Om Mario dan Tantenya Tri Widiati.

"Kalau Ini sepupu-sepupuku, sini say, Adisty ini sahabatku waktu sekolah SMP." Ucap Alena

"Oh iya waktu SMP tinggal sama nenek ya Al, kok bisa bertemu lagi?" Tanya Dian sepupunya.

"Adistyasmitha.."

"Aku Dian sepupunya Al."

"Sandi sepupunya juga."

"Kami bisa bertemu lagi berkat adik iparku si Abror, ternyata teman kuliahnya Adisty di Jakarta. Itu juga gara-gara lihat foto bareng teman-temannya, kok aku lihat seperti teman sekolahku, aku tanya namanya iya benar! Hehehe...Jadi nyambung deh. Gitu ceritanya Mba Dian."Jelas Alena.

"Wan, kamu bisa bertemu Adisty itu gimana ceritanya? Apa melalui Alena juga?" Tanya tantenya penasaran.

"Hahaha... Ceritanya panjang tante, kami sudah tiga tahun saling mengenal melaui medsos, dan kami tidak tahu kalau Alena juga kenal. Selama tiga tahun kenal tapi belum pernah bertemu, akhirnya kami dipertemukan karena Alena."

"Itu namanya jodoh, ada saja jalannya .." Ucap Om Mario.

"Yang nembak duluan siapa tuh? Hahaha..." Ucap Dian penasaran.

"Ah Dian mau tahu saja, kepo! Hahaha... " Ucap Sandi bercanda.

Adisty dan Narwan terlihat senyum-senyum malu, sesekali sering berpandangan. Dan sepupunya sering menggodanya. Dan suasana di ruangan itu pun pecah penuh tawa.

"Yang penting sekarang akan segera bersatu, kita do'akan semoga dilancarkan acara pernikahannya."

"Aamiin..."

"Mba Adisty, kami sudah sepakat minggu depan akan mengkhitbah mba Adisty ke Cilegon. Kami keluarga besar Narwan akan berkunjung ke Cilegon. Mudah-mudahan Mba Adisty dan keluarga Cilegon menerima kami." Ucap Om Mario lugas.

"Baik Om nanti saya sampaikan, insyaAllah kami keluarga Cilegon menerima niat baik keluarga besar Mas Narwan." Jawab Adisty dengan sopan dan lembut.

Om Mario juga menjelaskan tentang Narwan yang sebenarnya, agar Adisty tahu siapa Narwan dan dari keluarga seperti apa.

"Mba Adisty, Narwan ini orangnya ulet, dia sering bantu kami, meskipun laki-laki dia rajin beres-beres rumah, dan dia juga pandai menjaga ponakan-ponakannya" Ucap tantenya menjelaskan kebiasaan dulu Narwan. Adisty hanya tersenyum bangga bisa memiliki Narwan.

"Mba Adisty juga harus tahu, kehidupan Narwan yang dulu dengan sekarang sangat berbeda. Narwan dilahirkan dari keluarga biasa saja bahkan terbilang kurang mampu, tapi berkat kegigihannya dalam beribadah dan ketekunannya dalam belajar, alhamdulillah saat ini Narwan sudah menjadi Manager. Semoga Mba Adisty menerima segala kekurangan Narwan" Ucap Om Mario bangga ponakannya sukses.

"InsyaAllah Om, saya menerima Mas Narwan apa adanya." Jawab Adisty sambil melirik Narwan dan tersenyum.

"Alhamdulillah, saya seperti ini juga semua karena didikan Om dan Tante. Saya menganggap Om dan tante adalah orang tua saya dan saya harus membuat Om dan Tante bangga."

"Sekarang Om dan tante lebih bangga lagi dan terharu, mendengar kamu akan menikah Wan, Ini yang ditunggu-tunggu kami selama bertahun-tahun." Ucap Om Mario.

"Adisty hebat ya bisa menaklukan hati Narwan." Ujar Sandi.

"Perjuangan mereka untuk bertemu saja luarbiasa ujiannya. Aku saksinya, hahaha... " Ucap Alena.

"Oh yaa... Aku jadi kepo dari tadi ingin tahu sepupuku yang dingin sedingin salju ini kok bisa jadi mencair, hahaha..." Ujar Dian menggoda Narwan.

"Hahaha... Kalau mau tahu ceritanya tanya saja langsung sama dik Adisty, tapi jangan di sini ya, hahahha..." Ujar Narwan.

"Siap ya dik, nanti aku interview dulu sebelum menjadi nyonya Narwanto, hahaha..." Goda Dian pada Adisty.

"Selain di interview syaratnya apa lagi Mba,? Hehe..." Tanya Adisty bercanda.

"Wah... Kayak mau lamar pekerjaan saja, hahaha.." Ucap Narwan.

Perbincangan keluarga besar Narwan dengan Adisty semakin asik, sampai tidak terasa waktu sudah sore dan Adisty harus pulang.

Bersambung

#Tagur hari ke 125

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

25 Jan
Balas

Makasih bunda.

26 Jan



search

New Post