Zoelphan Sarema

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DEDIKASI RINDU

DEDIKASI RINDU

Pagi itu senin 21 april 2015, matahari tak menampakkan wajah seutuhnya. Burung –burung juga berkicau tak seperti biasanya. Keduanya seolah-olah melambangkan keadaan hati ku saat ini. jam dikamar ku menunjukkan pukul 07:00 wib. Itu berarti hanya tinggal beberapa jam saja aku harus meninggalkan perkerjaan ku. Guru, ya. Aku adalah seorang guru SMA di salah satu desa di kecamatan merbau. Nama ku ervan setiadi. Umur ku 24  tahun waktu itu. Pekerjaan ku saat itu sebenarnya bukan pekerjaan yang ku harapkan. Mengapa demikian?. Ya jelas lah, aku Lulusan matematika terapan . teman- teman ku semuanya bekerja sesuai jurusan mereka. Sedang kan aku, aku harus mengikuti kata-kata orang tua ku yang berbanding terbalik dengan keputusan ku. Karna dari kecil aku diajarkan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku dan menanamkan prinsip bahwa ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua. Meski terjadi pergolakan bathin saat itu. Betapa tidak, aku harus memilih pekerjaan yang memiliki perbandingan gaji yang cukup jauh. Tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti keputusan orang tua ku. Karena aku yakin, mereka tau yang terbaik dan menginginkan yang tebaik untukku

Tidak terasa tepat 1 tahun usia pekerjaan ku di sekolah itu. padahal, aku baru saja mau menikmati pekerjaan ku. Mulai mengerti cara memahami. Pekerjaan yang dulunya ku anggap sanggat membosankan, namun kini sangat banyak sekali perubahan kehidupan ku yang bisa ku rasakan. namun aku harus meniggalkannya. Demi sang ayah. Ayahku berusia 62 tahun waktu itu. Beliau seorang pekerja keras. Sakit yang beliau alami adalah penyakit yang terbilang langka. Karena sampai saat ini di keturunan keluarga kami kami tidak menemukan jenis penyakit in. Dokter mengatakan penyakit ini denga sebutan  Carcinoma metataste nasofaring. Mendengar namanya saja sudah mengerikan. Apalagi kalau kalian juga ikut menyaksikannya. Semacam kanker kelenjar getah bening, tapi setingkat lebih tinggi.

Ayahku mengidap penyakit ini dari awal januari 2015. Berawal dari kepalanya terbentur atap rumah saat memperbaiki genteng. Akhirnya februari awal ayah ku di rawat intensif di salah satu Rumah sakit Di Pekan baru. Sejak saat itu, Tanggung jawabku bertambah. Melakukan pekerjaan sebagai guru, dan mengabdi sebagai anak.  Seminggu di tempat kerja, seminggu merawat ayah. Hal ini berlangsung hingga awal april. Pergolakan bathin terjadi lagi. Bisik- bisik kecil diantara para guru pun mulai bertaburan. Dan timbullah pemikiran ku saat itu. Seandainya Allah cabut nyawa ayah ku ketika ku tak disamping nya waktu itu. Entah penyesalan seperti apa yang akan aku rasakan. Kupendam kegundahan hati ku ini. tak lupa kusebut dan mohn pertolongan Allah dalam kondisi ini. setelah kurasa cukup matang. Aku memberitahukan keputusan ku kepada orang tua ku. Ayah dan ibu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada ku. Pihak sekolah pun begut juga. Namun, ada satu orang siswa yang mengatakan “ pak, keberadaan bapak di sana tidak akan merubah takdir apa pun”. Mungkin perkataan ini ia ungkapkan karena sayang ke pada ku. Aku pun memeluknya dan mengatakan” nak, setidaknya tidak menjadi penyesalan bagi ku jika diakhir hayatnya ada aku yang bisa menyaksikannya. Banyak sekali kenangan yang tak akan kulupakan di sini.

Sekarang ku rasakan hasil dari keuputusan ku. Ayah ku meninggal tanggal 19 mei 2015. Dan aku sangat bersyukur bahwa aku masih bisa merawatnya dan berada disampingnya. Sebelum menghembuskan nafas terakhir beliau berpesan. “ van, bapak do’akan apa yang ervan ingin kan tercapai, jangan pernah lupakan bapak, do’akan  kita supaya bertemu disyurga, dan bekerjalah dengan niat ibadah, bukan karena uang.

Allah masih menakdirkan ku untuk menjadi seorang guru. Tiga hari setelah kemaitan ayah. Pihak sekolah ku yang lama kembali menawarkan pekerjaan yang sama kepada untuk kemabli mengabdi. Sempat terjadi pergolakan. Namun akhirnya awal september 2015 aku memutuskan untuk kembali mengabdi di sekolah yang sama. Rindu itu yang selalu kubawa dan ku ingat setiap kali kejenuhan menghantui ku. Hingga sekarang aku masih mengabdi di sekolah tersebut. Aku berharap kepada Allah agar ini menjadi salah satu jalan untuk aku bisa bersama ayah disyurga nanti.amin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa

30 Sep
Balas

Makasih buk

04 Oct

tiada kata yang pantang diucapkan selain takjup. kepulauan meranti masih menyimpan mutiara terpendam yang selama ini di balut lumpur. dengan hempasan gelombang mutiara itu akan bersinar.

01 Oct
Balas

Insha Allah pak...mohon dukungan dan bantuannya

04 Oct

Sedih sekali...semangat abang Zulfan...

30 Sep
Balas

Makasih buk

04 Oct

Al fatehah... Smga semakin sukses.

30 Sep
Balas

Amin... Makasih buk

04 Oct

Subhanallah... Semangat pak

30 Sep
Balas

Insha Allah semangat.... makasih buk

04 Oct



search

New Post