Zulbaili, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Oleh ZULBAILI, S.Pd.I

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh

Pada kesempatan ini, saya Zulbaili, S.Pd.I, Calon Guru Penggerak dari SMP Negeri 1 Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh akan menulis satu tulisan mengenai refleksi keseluruhan materi modul 1.1 dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah saya pelajari. Tulisan yang saya buat ini merupakan bagian dari tugas “1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1”.

Dalam menulis refleksi diri, saya mengikuti pertanyaan pemantik berikut, yaitu:

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Ada beberapa hal yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, sekolah bertujuan untuk mendidik para murid di bawah pengawasan guru. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa murid adalah anggota masyarakat yang berusaha meningkatkan kualias dirinya dengan melalui proses pendidikan tertentu. Murid tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah di dapat dunia pendidikan. Murid adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang di selenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, keterampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.

Selain itu, menurut saya sebelumnya murid ibaratnya " kertas kosong". Hal ini pun sering terdengar yang menerapkan teori Tabularasa. dalam proses Mendidik dan mengajar anak. Teori Tabularasa memandang bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan yang kosong bagaikan kertas putih. Mengingat hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran pun guru mendominasi dalam memberikan materi pembelajaran ke murid. Sehingga, murid lebih banyak dilihat sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai pengalaman yang bisa membentuk karakter, pola pikir dan membangun pengetahuan mereka. Artinya, semua murid dapat mengikuti cara belajar yang dilakukan oleh saya sebagai guru, asal ia memperhatikan penjelasan guru dan rajin berlatih. Dengan demikian, tugas saya sebagai guru dikelas adalah mentransfer ilmu yang dimiliki kepada murid. Guru melaksanakan pembelajaran di kelas, lebih terfokus pada penyelesaian kompetensi dasar yang dituliskan dalam kurikulum, dan dalam penilaian lebih berfokus pada penilaian pengetahuan, sesekali penilaian keterampilan.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Melalui tahapan Memulai dari diri sendiri, Eksplorasi Konsep, Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, dan Elaborasi Pemahaman Modul 1.1, Saya menyadari kekeliruan saya tentang murid, serta cara pandang saya terhadap pendidikan dan pembelajaran menjadi berubah.

Saya paham bahwa anak tidaklah lahir seperti kertas kosong. Setiap murid itu bukan kertas kosong. Mereka lahir dengan kekuatan kodrat namun masih samar-samar. Dimana kodrat yang dimaksud itu kodrat alam yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada. Setiap murid memiliki kodrat alam sehingga setiap anak itu unik dan memiliki karakteristik yang berbeda. Murid memiliki bakat sendiri-sendiri sebagai objek dalam pembelajaran di kelas. Murid sebagai subjek pembelajaran merekalah pemegang kendali pembelajaran. Sebagai subjek pembelajaran, anaklah yang aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri.

Tujuan pendidikan adalah untuk menuntun atau memfasilitasi anak menebalkan garis samar-samar tersebut sehingga mereka dapat memperbaiki lakunya dan kelak menjadi manusia yang selamat dan bahagia seutuhnya. Seorang guru itu dapat menuntun (pamong), mengarahkan dan yang terpenting adalah menjadi model yang hidup untuk bisa menginspirasi peserta didik, baik dalam pendidikan formal maupun sosial dan budaya. Tugas seorang pendidik adalah menuntunnya agar murid dapat mengembangkan kodrat alam tersebut sesuai dengan kodrat zaman. Jika melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini, pada kemampuan anak untuk dapat memiliki keterampilan abad ke-21. Dalam memaknai kodrat alam, maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Jadi, apa yang guru berikan kepada murid berasal dari kebutuhan murid itu sendiri, dan daerahnya. Cara mengajarkannya sesuai dengan kondisi anak, dan pendekatan pembelajaran yang dipakai berdasarkan dunia anak.

Tugas guru yang sebenarnya bukan hanya mentransfer ilmu yang dimiliki kepada murid, akan tetapi tugas guru itu membuat murid memahami pentingnya materi yang dipelajari. Membantu mereka mengidentifikasi manfaatnya bagi diri sendiri untuk kemudian di terapkan dalam kehidupannya sehari-hari kepada orang banyak. Hal ini mensyaratkan adanya proses pemaknaan materi, bukan sekedar menguasainya saja akan tetapi juga menyadari manfaat untuk dirinya sendiri.

Dalam pembelajaran yang penting bukan menyelesaikan kurikulum dan ketuntasan belajar, namun bagaimana anak dapat mengembangkan minatnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam pembelajaran, kita dapat menciptakan pembelajaran yang menuntut peserta didik menjadi manusia yang berbudaya.

Saya menyadari bahwa Tindakan tegas saya saat menghukum anak karena melanggar dapat saya ubah metodenya. Saya lebih baik memberi teladan kepada mereka, saya dapat menjadikan diri saya sebagai contoh dan panutan. Saya tidak ingin mereka takut melanggar karena tidak ingin mendapat marah dan hukuman dari guru, tetapi karena mereka sadar bahwa perbuatan mereka itu tidak baik.

Selanjutnya saya akan memberikan kebebasan bagi murid dalam menentukan model pembelajaran yang mereka senangi. Saya akan berusaha membuat mereka menyukai belajar itu, salah satunya dengan mengkombinasikan pembelajaran dan permainan sebab sudah menjadi kodrat anak untuk bermain dan bahagia.

Dalam penilaian, saya menyadari kita tidak boleh hanya menilai pengetahuan dan keterampilan saja tapi juga harus dapat menilai sikap. Karena ketiga penilaian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk dapat menentukan keberhasilan belajar murid, untuk umpan balik. Khusus untuk pendidik adalah supaya dapat melakukan evaluasi diri atas pembelajaran yang sudah dilakukan.

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Saya akan menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara di kelas saya. Saya akan membuat pembelajaran yang berpihak pada murid, saya akan menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat mereka bahagia dan betah. Saya akan mempelajari dan mempersiapkan berbagai teknik dan metode mengajar yang dapat meningkatkan minat dan antusiasme mereka dalam belajar.

(1) Langkah pertama yang saya terapkan adalah membuat kesepakatan bersama tentang proses pembelajaran di kelas. Saya akan menampung masukkan dan membuat kesepakatan bersama mereka, (2) Saya melakukan identifikasi gaya belajar murid, minat, bakat, serta kebutuhan belajar murid, (3) Saya menjadikan mereka subjek pembelajaran (Pembelajaran berpusat pada anak) yang bisa mengeksplor apa yang mereka mau tentang ilmu yang akan dipelajari tanpa paksaan dengan selalu memperhatikan kodrat keadaan anak (alam dan zaman), (4) Saya akan menuntun dan mengarahkan mereka untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, (5) Saya akan lebih banyak memberikan kesempatan kepada murid saya untuk melakukan aktivitas pembelajaran sehingga mereka bisa mnemukan sendiri konsep dan ketrampilan yang mereka butuhkan dan inginkan, (6) Menerapkan sistem among dalam kegiatan pembelajaran (tidak lagi menuntut anak akan tetapi harus menuntun anak), (7) Saya akan merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, menerapkan merdeka belajar dan mengaitkan dengan pencapaian profil pelajar Pancasila, (8) Strategi pembelajaran akan saya rancang dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, sehingga dapat meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka, dan (9) Dalam pembelajaran selalu menekankan nilai nilai budi pekerti yang luhur sehingga dapat menebalkan laku anak/peserta didik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mohon dikomentari

08 Nov
Balas

mohon dikomentari

08 Nov
Balas



search

New Post