Zulbaili, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN Modul 1.4 Budaya Positif

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN Modul 1.4 Budaya Positif

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN Modul 1.4 BUDAYA POSITIF oleh ZULBAILI, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Aceh Barat Daya

Di sini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4.A. tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi dwimingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-7. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para CGP (Calon Guru Penggerak) untuk membuatnya.

Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada modul 1.4 tentang Budaya Positif. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan)

1. Facts (Peristiwa)

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 7 kabupaten Aceh Barat Daya mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan alur MERDEKA yaitu:

(1) Mulai dari diri

Saya mulai mempelajari modul 1.4. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan.

Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang refleksi diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.

(2) Eksplorasi konsep

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya Positif. Enam materi itu adalah:

1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal;;

Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi;;

bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.

3) Keyakinan Kelas;;

Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.

4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas;;

Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.

5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol;;

Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.

6) Restitusi - Segitiga Restitusi;;

Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

(3) Ruang kolaborasi

Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui GMeet yang dipandu oleh fasilitator yaitu Ibu Yulia Verawati. Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 4 kelompok dan saya berada dikelompok 1 bersama Bapak Muhammad Taufiq, Ibu Sukmawati, dan Ibu Wanti Muhibbah.

Hasil dari diskusi dan slide presentasi ruang kolaborasi kelompok saya, bisa dilihat video berikut ini:

(4) Demonstrasi kontektual

Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas membuat dua skenario penerapan segitiga restitusi. Setelah scenario dibuat, saya membuat video penerapan segitiga restitusi bersama siswa. Tugas demonstrasi kontekstual yang saya buat dapat dilihat dari video berikut ini:

(5) Elaborasi pemahaman

Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.4. Budaya Positif.

Pertanyaan yang akan mengguatkan pemahaman saya akan materi konsep di modul 1.4 adalah:

1. Bagaimana cara yang paling tepat untuk mengimplementasikan Budaya Positif dan Nilai-nilai Kebajikan yang harus berpihak pada murid?

2. Apa yang harus kita lakukan jika kita menghadapi siswa yang bermasalah dengan segitiga restitusi, tetapi siswa tersebut tidak ada perubahan sama sekali?

Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada tanggal 19 Desember 2022 pukul 15.30 – 17.00 WIB. Instruktur yang memandu kegaiatan elaborasi adalah Ibu Puji Astuti.

(6) Koneksi antar materi

Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta untuk menjelaskan hal yang menarik dan di luar dugaan saya. Saya juga membuat rancangan aksi nyata sebagai persiapan pelaksanaan aksi nyata modul 1.4.

Tugas koneksi antar materi Modul 1.4 Budaya Positif, dalam hal ini saya buat dalam bentuk PPT yang sudah di upload di Google Drive. Berikut linknya:

https://docs.google.com/presentation/d/1zrrcTWc4QJw6Mg5AF3Ot17EFQSs2isCa/edit?usp=sharing&ouid=106707892882315089002&rtpof=true&sd=true

(7) Aksi nyata

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.4. yang diterapkan secara nyata. Di aksi nyata ini saya akan melaksanakan Sosialisasi Penerapan budaya Positif Menumbuhkan budaya Bersih dan Membuat Suasana Nyaman di Kelas.

Selain melakukan kegiatan sesuai alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari Rabu, 21 Desember 2022 saya mengerjakan post test modul 1.4.

2. Feelings (Perasaan)

Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, Persaaan yang bercampur aduk. Hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.

Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah".

Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah motivasi intrinsik murid tersebut.

semangat karena di modul 1.4. ini saya bisa mempelajari materi tentang budaya positif yang memberikan pencerahan saya tentang penerapan budaya positif di sekolah. Saya bisa lebih paham tentang nilai-nilai kebajikan, posisi kontrol guru, teori motivasi, keyakinan kelas, segitiga restitusi, dan lain-lain. Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang analisis kasus berdasarkan konsep budaya positif.

3. Findings (Pembelajaran)

Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.

Perhatikan perkataan dari Presiden David O.Mackay bahwa:

“Jika kita menabur pikiran maka kita akan menuai tindakan.

Jika kita menabur tindakan maka kita akan menuai kebiasaan.

Jika kita menabur kebiasaan maka kita akan menuai karakter.

Jika kita menabur karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir kita.”

Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari sebuah teori, mudah-mudahan saya pribadi bisa bersama-sama dengan seluruh unsur sekolah mewujudkan karakter-karakter positif di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.

Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang konsep-konsep budaya positif, yakni:

1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

3) Keyakinan Kelas

4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

5) Lima Posisi Kontrol

6) Segitiga Restitusi

Saya juga bisa membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang bisa digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga restitusi untuk membangun budaya positif di sekolah.

4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan terus melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di sekolah.

Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan demikian akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.

Demikian refleksi dwi mingguan modul 1.4. yang bisa saya tuliskan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Berikut ini Rancangan Aksi Nyata:
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post