ZULFIKAR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MALPRAKTIK PENDIDIKAN (Part 3)

MALPRAKTIK PENDIDIKAN (Part 3)

Tidak mudah menunaikan amanah dari orang tua

Oleh Hamdani Manan

Aku berutang kepada orang tuaku yang telah memberi nama Hamdani (pujaanku), Nama ini turut mengontrolku dalam menapaki proses kehidupan. Kalau aku melakukan hal-hal yang tidak terpuji tentu “I am not myself”. Orang tuaku tentu punya obsesi agar anaknya menjadi orang baik yang disenangi semua orang atau lebih dari itu, disenangi oleh Yang Maha Rahman. Keinginan orang tuaku ini belum terwujud, aku masih berproses menjadi orang yang baik yang disenangi tidak saja oleh orang banyak tetapi jauh lebih penting disenangi oleh Sang Pencipta. Sampai sekarang bagiku ini tidak mudah. Aku merasa masih jauh dari penghambaaan diri pada Tuhan. Dalam keseharianku kadang aku terlambat sadar bahwa aku telah terseret oleh arus kemunafikan atau dorongan thoghut. Kadang aku lemah dan kalah melawannya. Astaghfirullah.

Menghambakan diri kepada Rabb sangat membutuhkkan ketahanan. Sewaktu memilih jalur yang lempang, lingkungan belum tentu mendukungnya. Pada saat aku memilih opsi yang menurut hematku baik, ternyata tidak semua orang menyenanginya, bahkan di antara mereka mengomentari aku tidak fleksibel atau tidak bisa beradaptasi dengan kekinian. Kolega ada yang menjauhi, orang yang berseberangan lebih banyak. Aku dituduh suka mengambil sikap yang tidak populis dan tidak adaptif.

Cukup lama aku dalam pergumulan sikap, memilih antara; disenangi oleh banyak orang atau diredhai oleh Tuhan. Sebuah ilustrasi; Satu setengah tahun menjalankan tugas sebagai pengawas sekolah, atasanku Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Agam menugaskanku menjadi Kepala SMP Negeri 1 Palembayan menggantikan kepala sekolahnya yang pensiun dan mencalokan diri menjadi Wali Nagari. Aku tidak berhasil menolaknya. Kini aku harus mencoba menjadi kepala sekolah yang selama ini aku hindari. Pada bulan pertama aku lebih banyak melakukan pengamatan sambil belajar. Berbaur dengan guru dan masyarakat sekitar sekolah, aku mendapatkan banyak informasi yang lebih meyakinkan hasil pengamatanku sendiri. Pada tengah bulan kedua aku mulai berkonsentrasi pada dua prioritas; transapransi pengelolaan keuangan dan ketulusan guru menjadi guru.

Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) disusun dalam rapat majelis guru dan dihadiri oleh ketua Komite Sekolah. Hasilnya dipajang di kantor majelis guru. Bendahara Sekolah diberdayakan sesuai dengan TUPOKSI-nya. Ia membelanjakan, membukukan dan mempertanggungjawabkan keuangan. Sebagai kepala sekolah aku hanya mengontrol pekerjannya. Pada waktu itu yang lazim dilakukan, kepala sekolah membelanjakan uang dan bendahara hanya membukukan dan tidak jarang disuruh mencarikan bukti pengeluaran fiktif. Honor wakil kepala sekolah, wali kelas dan Pembina OSIS dihaspus diganti dengan uang transpor dan konsumsi kegiatan, seperti melatih dan membina siswa. Biasanya wali kelas dan Pembina OSIS menerima honor bulanan tanpa ada bukti fisik kegiatan apa yang dilakukan, atas pekerjaan apa ia dibayar. Masing-masingnya diminta membuat proposal kegiatan. Setiap kegiatan harus ada bukti fisiknya. Tidak mudah membuat mereka menerima kebijakan ini yang nota bene itu adalah regulasi penggunaan dana BOS. Biasanya tidak begitu. Orang lebih sering membenarkan yang biasa, bukan membiasakan yang benar.

Banyak guru di sekolah tersebut terkesan tidak tulus dalam melaksanakan pembelajaran. Mulai dari kehadiran, jam pelajaran pertama seharusnya dimulai pukul 07.30. Kenyataannya guru masuk kelas umumnya pukul 07.50. Siswa sudah dipulangkan sebelum jam pelajaran berakhir. Aku mengajak guru-guru untuk menyadari bahwa kehadiran guru adalah untuk siswa. Guru tidak ada kalau tidak ada siswa. Guru adalah pelayan siswa. Kami berdialog dengan majelis guru tentang pembelajaran yang mencerdaskan dan memerdekakan, meninggalkan doktrinasi pembelajaran. Banyak yang merepon positif tetapi tidak sedikit pula yang resisten bahkan represif. Mereka seperti berontak karena terusik zona nyamannya.

Begitu juga dalam asosisasi kepala sekolah MKKS yang mengelola ujian bersama. Soal-soal ujian disamakan untuk semua sekolah dalam kabupaten. MKKS mengkoordinasi pelaksanaannya mulai dari pembuatan soal, perakitan soal, percetakan dan distribusi. Sedangkan pemeriksaannya diserahkan kepada guru di sekolah masing-masing. Tidak terlihat apa manfaat ujian bersama yang dikoordininasi oleh MKKS tersebut. Kalau dikatakan untuk pemetaan capaiannya siswa se-kabupaten tidak mungkin, karena pemeriksanaan dilakukan oleh guru di sekolah masing-masing. Yang terlihat mudharatnya lebih banyak dari manfaatnya karena biaya peaksanaan ujian bersama lebih besar dari biaya ujian yang diselenggaran sendiri oleh masing-masing sekolah. Setelah dipelajari administrasi pengelolaan keuangannya, ditemukan ada beberapa pos pengeluaran yang tidak efektif dan sangat riskan untuk dipertanggungjawabkan terutama kepada Allah Yang Maha Melihat.

Sewaktu aku mencoba mengajak rekan-rekan dalam organisasi MKKS ini kembali on the track, banyak yang menuding aku orang yang pandai tapi tidak bisa ‘pandai-pandai’. Pada saat aku mencoba melakukan yang dinilai baik tetapi tidak lazim dilakukan, selalu saja ada orang yang menantangnya. Aku tidak habis fikir, kapankah kita akan meninggalkan kepura-puraan ini?

Subhanallah, aku menemukan solusinya dalam pesan Rasulullah saw, “Islam pada awal kehadirannya dipandang aneh oleh orang banyak dan nanti akan datang suatu masa Islam itu akan kembali kepada kondisi awalnya”. Ia melanjutkan, “Beruntunglah orang-orang yang aneh” Nabi ditanya, “Siapa orang-orang yang aneh itu ya rasulallah?” Nabi menjawab, “yaitu orang yang selalu berada di jalan-Ku pada saat orang-orang sudah pada menyimpang” (HR Muslim).

Aku hijrah. Jabatan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Palembayan aku tinggalkan, hanya aku jalani selama 7 bulan. Aku kembali berbaur dengan guru. Aku menikmati menjadi partner guru dalam pembelajaran sebagai pengawas mata pelajaran Bahasa Inggris, dan sebagai partner kepala sekolah dalam pengeloalaan sekolah. Pekerjaan sebagai guru bahasa Inggris belum lama aku tinggalkan, aroma guru masih sangat kental.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post